Akhirnya launching juga part 2 nya. Buat yang belum baca part 1 bisa klik DI SINI
Langsung aja ya Gan...
8. Mager berjamaah
Kuliah di ITS berarti kamu
harus siap berangkat pagi pulang malam atau yang lebih parah lagi, berangkat
pagi pulang pagi. Kalau buat anak kos sih bisa aja mlipir pulang mandi dulu
untuk sekadar menyegarkan muka, tapi bagi anak Surabaya kayak kita-kita yang
rumahnya terhitung lumayan dari kampus, yaaa, begitulah. Cuma bisa mandi di
pagi hari dan malam hari, pulang cuma buat numpang tidur sama makan.
Padatnya jadwal
perkuliahan membuat mahasiswa (khususnya yang nggak ngekos kayak saya) males
pulang. Salah satu hal yang biasanya dilakukan sembari menanti pergantian
jadwal mata kuliah adalah jeng jeng… MAGER nonton bareng film/drama/reality
show/you tube’an, berhubung wifi di tanah ITS super kencang dan jos gandos euy.
Bahkan akan ada banyak bandar film/drama yang bermunculan dan banyak pula makhluk2
haus drama yang selalu siap siaga dengan flash disk atau yang lebih pro lagi
pakai hard disk eksternal (^^v).
Area Mager MABA |
Area Mager aktivis kampus di Himpunan |
Lokasi mager bisa
bervariasi tergantung tahun keberapa kuliah haha. Buat yang masi taun pertama,
biasanya mager di area maba kayak perpus, Sampoerna corner, PLN corner, UPMS
dan taman benzen. Kalo uda taun kedua-ketiga biasanya mager di himpunan (buat
mantan aktivis kampus, bukan mantan yang dulu lho yah haha) atau di spot-spot
wifi kampus. Nah, untuk mahasiswa tingkat akhir di jurusan kimia biasanya
tempat mager, rumah, musholla sekaligus tempat bersandarnya hati (#eh) adalah
laboratorium tercinta. Gimana enggak, laboratorium jurusan Kimia selalu buka 24
jam dan full AC (kecuali area sintesis dan reaksi). Khusus laboratorium tempat
saya bersandar, yaitu KME (Kimia Material dan Energi) selalu terdepan dalam
prestasi dengan fasilitas wifi laboratorium, tempat sholat full AC beserta alat
sholat+Al Qur’an, kulkas dan dispenser. Hidup KaLab* KME !!! (*KaLab=Ketua
Laboratorium)
Laboratorium adalah rumah kedua bagi mahasiswa jurusan Kimia dengan berbagai fasilitas yang mensejahterakan :D |
9. Kimia
atau Tekkim?
That moment >.<
Ketika kamu ditanya,
“kamu di ITS jurusan apa?”
Dan kamu menjawab,
“kimia”
Kemudian ditanya balik,
“tekkim ya? Waaahh hebat.”
Dan dengan senyum
setengah garing kamu menjawab kembali, “bukan, kimia MIPA, kimia murni.”
Lalu orang tersebut cuma
menjawab dengan datar, “oh, ada ya di ITS.” (trus langsung pergi)
(dalam hati : aku boleh
nggak ya ngeluarin jurus Rasengan sekarang *siap-siap posisi*)
Emang kenapa kalo di ITS ada jurusan Kimia MIPA? |
Ada yang salah kah dengan
Kimia MIPA? Hmmmmmm *gregetan*
10. Persamaan
legendaris : SchrÓ§dinger
Kalo kamu kuliah di
jurusan Kimia, pasti sangat paham dengan persamaan legendaris yang selalu
membuat hati ini terenyuh dan terharu saat menurunkannya. Yes, Persamaan SchrÓ§dinger.
Sebuah mahakarya dahsyat gabungan dari perhitungan fisika, kalkulus, dan teori
kimia. Jadi, sebuah dusta tidak berujung jika Anda memasuki jurusan Kimia
karena tidak ingin bertemu dengan Fisika dan Matematika (T.T). Itu semua adalah
fitnah.
sumber : http://cdn.phys.org |
11. Mata
kuliah 5 SKS dan 6 SKS
Salah satu kisah syedih
dari kita-kita yang kuliah di jurusan Kimia ITS adalah adanya SKS berjumlah 5
atau 6 yang siap membuat IPK terjun bebas dari angka 3 ke angka 2 jika mendapat
nilai C.Trust me, saya salah satu korbannya. Mau diulang tapi ngga jadi jaminan
bisa dapet A atau B, jadi saya biarkan nilai dalam transkrip saya bervariasi
dari A, AB, B, BC dan C haha. Hidup itu penuh warna, jadi sekali-kali
transkripnya juga berwarna lah yaa…Mungkin resikonya cuma satu, diomelin emak sama
di stop uang bensin (ampuni aku Bundaaaaaa T.T)
12. Jurnal,
Lapres dan Praktikum
Kamu mahasiswa Kimia?
Pasti tau istilah
ngejurnal dan ngelapres. Sebuah kegiatan
rutin dan romantis setelah praktikum yang selalu membuat jiwa ini resah akan
deadline pengumpulan, tangan yang pegel buat nulis cerita cinta antara aku dan
hasil reaksi. Trus pasti sering nggak tidur buat ngerjain jurnal dan lapres
setelah praktikum cieee cieee... Trus kalo belum selesai pasti ngerjain di
kelas sampe kadang disuruh keluar sama dosen atau bangun kesiangan dan disuruh
dosen nutup pintu dari luar ciyeeeeee. Uda gitu kadang mbak-mas asistennya
sering curhat pake bolpoin merah di lapres kita kayak gini biasanya :
“Ojok mbacem* ae!!”
“Ini si A yang mbacem B
atau Si B yang mbacem A?”
“…….(Cuma berisi coretan
silang bolpoin merah di setiap halaman=> intinya, garapen ulang)”
“Teorinya dari mana?”
“Revisi lagi.”
#tabahsampaiakhir
#sabarlahdiriku
*mbacem adalah sebuah
istilah di dunia ITS ketika seseorang menyalin laporan temannya dengan
kemiripan > 50%
13. Kolokium
Di Jurusan kimia nih, ada
satu mata kuliah 2 sks tapi berasa 6 sks. Yaaak, itulah Kolokium (bukan koloke
lho ya) atau terkenal dengan sebutan “Mini Skripsi”. Di mata kuliah ini, kita
dituntut untuk bedah jurnal internasional lalu dipresentasikan dengan sidang
isbat eh salah sidang resmi dengan dosen penguji. Dikerjakan selama satu
semester dan disidang di akhir semester. Rasanya nano-nano kalau sudah mau
disidang. Jantung berdebar keras, degdegan ga karuan, lalu apakah ini yang
dinamakan cinta? (Hahahahahaahahahaha)
Pasukan Kolokium Laboratorium KME |
14. Ngelab
dan cerita tentang “dia”
Sebuah kisah di tahap
akhir cerita sebagai mahasiswa jurusan kimia adalah dunia per-ngelab-an. Kamu bakal
sering pakai jas lab., nginep di lab trus pakai baju dinas (celana training-kaos),
tidur di lantai lab beralaskan tikar dan bakal sering berurusan dengan “dia”,
makhluk tak kasat mata yang terkadang suka usil menyembunyikan barang-barang
atau sekadar menyapa lewat suara. Maklum, ITS adalah potret kampus penuh dengan
rawa-rawa dan pepohonan rindang. Ditambah lagi, terkadang reaksi-reaksi dalam
catatan cinTA atau Tesis selalu menyita waktu seharian, berjam-jam, ngga bisa
ditinggal dan kalau gagal rasanya……ah ya sudahlah hahaa.
Kalau saya pribadi sih
pernah mengalami pengalaman yang bikin merinding sekaligus tangan bengkak
keesokan harinya. Loh kok bisa???
Jadi begini ceritanya…
Suatu hari, saya sempat
salah menghitung waktu reaksi hingga menyebabkan saya ngga dapet jatah oven lab
bawah (lab KME tercinta) dan terpaksa harus memakai oven di lab. Lantai 3 yang
terkenal paling horror. Saat itu waktu menunjukkan pukul 8 malam. Saya mengajak
2 ajudan saya (hihi), jadi kami bertiga ceritanya berangkat naik ke lantai 3,
saat itu saya membawa reaktor besi yang beratnya lumayan lah bagi mahasiswa
kurus dan kecil macam saya nih.
Tiba di depan pintu lab.
Lantai 3, kondisinya sangat gelap banget dan yang bikin zong adalah, saklar
lampu ada di tengah-tengah ruangan. Yang artinya kami harus masuk gelap-gelapan
dulu ke dalam baru lampu bisa dinyalakan (TT). Masalahnya adalah………..
Ternyata saya mengajak
orang yang salah karena sama-sama penakutnya (-_-), jadi terjadilah perdebatan
sengit di depan pintu untuk menentukan siapa yang masuk duluan. Di saat itulah,
saya mendengar sebuah suara berdeham yang sangat keras, aneh dan bikin
merinding. Otomatis, saya langsung gelagapan tanya, “denger suara barusan ngga?”
Ajudan 1 : “Nggak?”
Ajudan 2 : “Emang suara
apa mbak? Angin?”
Aku : “suara orang ehem
ehem keras banget loh.”
Kita bertiga saling
berpandangan, diam sejenak, noleh ke arah dalem (kira-kira ada apa hayoo di
dalam? haha), saling berpandangan lagi dan brakk, ajudan 2 langsung menutup
pintu lab, trus wussshhh, kita bertiga langsung melesat bagai angin, lari dari
kenyataan eh salah, lari dari lab. Lantai 3. Bayangkan, saat itu saya membawa
dua reaktor hidrotermal dari besi dan sempat menabrak pinggiran tangga, entah
itu isi larutan saya jadi apa kekocok-kocok nggak karuan hahaha. Keesokan
harinya pun, tangan saya agak bengkak dan ngilu. Ampun dah, ngga bakalan mau
lagi pake oven di situuuuuu >.<
15. Sidang
dan Wisuda
Saat-saat akhir dimana
kami mempertanggungjawabkan hasil penelitian kita dan studi selama 4 tahun adalah di saat sidang.
Ketahuilah, di jurusan kimia untuk sampai pada tahap ini, banyak sekali air
mata dan perjuangan yang menyertai langkah kami.
Mulai dari tahap menulis
naskah, terkadang harus menunggu hasil karakterisasi yang antri berbulan-bulan,
belum lagi kalau hasilnya zong dan harus mengulang, revisi dari dosen
pembimbing yang nggak cukup sekali. Subhanallah…
Ketika naskah sudah siap,
masi ada Ujian Kelayakan Naskah dimana naskah kita akan diuji oleh dosen
penguji yang tentunya akan melahirkan sebuah revisi lagi. Menghadap dosen satu
per satu untuk menunjukkan hasil revisian
Setelah itu, barulah kita
boleh mendaftar untuk ujian skripsi dan akan mendapat jadwal sidang H+3 pasca
pengumpulan naskah.
Di Hari H, berbeda dengan
sidang kolokium yang hanya memakai seragam putih-hitam, ketika sidang kami
memakai tambahan jas hitam bak eksekutif muda. Ketika sidang kolokiun adalah
sidang terbuka, maka sidang tugas akhir adalah sidang tertutup. Masuk ruangan
dengan muka pucat penuh kekhawatiran, biasanya akan keluar dengan mata sembab.
Ada dua kemungkinan, habis dicerca pertanyaan atau terharu karena telah
menyelesaikan amanah 4 tahun. Alhamdulillah, saya termasuk yang terharu karena
berhasil menyelesaikan perjuangan 4 tahun di kampus perjuangan. Terlebih lagi
saat mendengar wejangan dosen pembimbing saya dengan kata-kata “ Terima Kasih
sudah bekerja keras dengan saya. Saya minta maaf jika ada banyak sekali
kekurangan dalam membimbing. Saya harap Anggita bisa sukses ke depannya, jaga
nama baik almamater dan yuk sekolah lagi S2.”
Entah karena memang
panggilan jiwa atau apa, saya pun memilih untuk setia (#ehh). Maksud saya,
karena mumpung lagi ada beasiswa khusus alumni ITS, yaa, walaupun Cuma gratis
SPP, saya memutuskan untuk melanjutkan studi di jurusan Kimia lagi. Tentunya
dengan fase berulang dan sidang yang lebih cetar sampai membuat saya menangis
tersedu-sedu. Bagaimana tidak, 4 orang dosen yang menguji saya termasuk
pembimbing adalah orang yang sudah kenal saya mulai dari Dosen Wali, Dosen
pembimbing PKM waktu S1, Sekretaris Jurusan yang tentunya sering bertatap muka
saat saya jadi aktivis himpunan dulu dan tentu saja Dosen pembimbing paling so
sweet dari S1 yang saya pinang kembali menjadi dosen pembimbing dikala S2. Dan,
terjadilah drama di ruang sidang sesaat sebelum pengumuman hasil sidang.
Ketua sidang : “Kamu siap
mengulang sidang kapan? Seminggu lagi, sebulan lagi atau tiga bulan lagi atau
semester depan?”
Saya : (melongo, muka
oon) “Maaf, maksud Ibu?”
Ketua sidang : “Ya, kapan
mau ngulang sidang, kamu banyak yang ga bisa jawab pertanyaan gitu, nilaimu D
lhoo?”
Saya : (Diam krik krik
krik)
Ketua sidang : “Ayo
jawab!”
Saya : (Dengan berat
hati) “Saya sudah berusaha menjawab semua pertanyaan bapak dan ibu dosen,
tetapi jika memang tidak memuaskan (mengambil nafas panjang) saya siap sidang
ulang seminggu lagi.”
Ketua sidang: “Oke, Pak,
Bu, Saudara Anggita ini siap mengulang seminggu lagi. Sebentar, kamu yakin? KTM
mu lho masi berlaku sampai 2019, semester depan kan juga masi bisa.”
Saya : (diam saja,
pasrah, mata sudah berkaca-kaca karena lelah) “Minggu depan saja, Bu.”
Ketua sidang : “Baik,
Anggita mintanya minggu depan. Tapi kalau kita sebagai penguji sih udah males
ya, capek nguji kamu, jadi nggak usah ngulang aja ya…”
Saya : (semakin melongo
dengan muka oon)
Ketua sidang :
“Selanjutnya, saya serahkan ke dosen pembimbing untuk mengutarakan
unek-uneknya.”
Dosen pembimbing : “Sekali lagi
saya ucapkan selamat. Anggita telah berhasil menyelesaikan studinya lagi.
Terimaksih atas kerja keras nya di laboratorium. Saya minta maaf
sekali karena tidak bisa membimbing dengan baik selama ini, masih banyak
kekurangan dan sering saya tinggalkan. Sekali lagi selamat yaaa.”
Saya : (langsung nangis
tersedu-sedu dan dibully habis-habisan)
Selain itu, momen ketika teman satu angkatanmu juga sudah melewati masa-masa sidang dan wisuda adalah seperti ini :
Selepas sidang magister |
Aku dan dosen pembimbing paling so sweet |
Selain itu, momen ketika teman satu angkatanmu juga sudah melewati masa-masa sidang dan wisuda adalah seperti ini :
Sekadar foto bersama untuk meramaikan momen paling mengharukan teman satu angkatan |
Momen puncak dari segala
tangis berujung bahagia itu adalah WISUDA. Di ITS selalu ada tradisi
arak-arakan wisudawan dan wisudawati saat selesai dikukuhkan di Graha ITS
menuju jurusan Kimia. Kalau dari jurusan kimia sih, yang cewek biasanya diarak
pakai kereta kelinci dan yang cowok pakai motor atau kalau tahun kemarin pakai mobil
pemadam kebakaran (wkwkwk).
Momen-momen Wisuda 110 |
Barisan wisudawan dan wisudawati 110 |
Itulah secuplik hal-hal paling ngangenin selama menjadi mahasiswa jurusan Kimia :')
Syedih karena September mendatang, saya benar2 harus move on dari kampus perjuangan ini, setelah 6 tahun berlalu-lalang di kampus ITS terus T.T
Sekian, kisah dari saya...
Love,
Anggi
2 komentar
Ada beberapa kemungkinan, bisa ngulang total, bisa lanjut. Biasanya dilihat dulu dari jurnal2 sebelumnya, kalo ditemukan alasan kenaa sampe gajadi, bisa lanjut aja