Assalamu’alaikum,
Surabaya.
“Kamu selalu bisa bebas berekspresi bersama teman-temanmu tanpa ada rasa takut. Selagi masih bisa, abadikan momen petualanganmu bersama teman-teman karena suatu saat, kamu akan merindukan masa-masa ini.”
Jogja hari ketiga. Hari ini adalah hari bertemunya 4 orang teman yang dari bulan November sudah berkonsolidasi, bersinergi dan berkoordinasi untuk liburan bareng di Jogja. Kami berencana melakukan rute dari candi Prambanan-Candi Ijo-Tebing Breksi-Ratu Boko. Berangkat dari Jogja kota pukul 9 pagi untuk menghindari kemacetan dan pengalihan jalur akibat adanya grebeg maulud keraton pada tanggal 12 Desember 2016. Kami berempat touring menggunakan motor matic (XD) dan lagi – lagi mengandalkan google maps *berasa endorse produk google*. Perjalanan dari titik temu kosan sahabat saya sejak SMP, sebut saja Anis, di daerah Depok ke candi Prambanan memakan waktu kurang lebih 45 menit saja. Harga tiket masuk 30000 saja.
Candi
prambanan merupakan candi hindu yang dibangun oleh Dinasti Sanjaya pada tahun
850 M. Candi yang menurut saya sangat cantik ini memiliki sebuah legenda yang
sangat terkenal, yaitu Roro Jonggrang. Masih ingat ceritanya? Sambil diingat –
ingat kembali, saya akan coba menceritakan secara singkat. Intinya ada seorang
pangeran dari kerajaan Pengging bernama Bandung Bondowoso yang jatuh cinta
kepada putri Prabu Boko dari Keraton Boko.Tetapi karena Bandung Bondowoso telah
membunuh Ayah Roro Jonggrang, ia menetapkan persyaratan untuk membangun 1000
candi dalam semalam. Bandung Bondowoso pun mengerahkan bantuan pasukan tak
terlihat alias jin tapi bukan jin dan jun lho ya haha. Saat Bandung Bondowoso
berhasil membuat 999 candi, Roro Jonggrang mengerahkan para penduduk desa untuk
menumbuk lesung padi hingga ayam jantan berkokok. Para jin pun mengira hari
sudah pagi dan menghentikan pekerjaannya. Bandung Bondowoso pun mengetahui
bahwa ini perbuatan Roro Jonggrang dan mengutuk Roro Jonggrang menjadi candi
ke-1000. Yang tabah ya Bandung Bondowoso, kamu harus bisa move on dari Roro
Jonggrang, pukpukpuk...
Kecantikan
candi Prambanan…
Puas
mengagumi sejarah di candi Prambanan, kami melanjutkan perjalanan ke Candi Ijo.
Para traveler, hati – hati, sekali lagi jalanan untuk ke Candi Ijo naik turun,
mendaki gunung lewati lembah. Ditambah lagi jalannya juga agak rusak dan
berlubang. Harga tiket masuk cukup 5000 saja kakak.
Jalanan menanjak dan berlubang |
Candi
ijo berada di punggungan bukit yang disebut Gumuk atau bukit ijo. Bangunan
utama di Kompleks candi ijo ini merupakan candi tertinggi di Jogja. Candi Ijo
diperkirakan dibangun pada abad ke-9 dan termasuk candi hindu.
Candi Ijo |
Kita udah kayak endorse tas belum :D |
Kagum sama ijonya |
Friends always give a total freedom to be yourself |
Door strait Candi Ijo |
Bahagia bersama sahabat |
MasyaAllah,
pemandangan dari sini ijo dan ngademin hati banget. Semua masalah terasa hilang
saat melihat itu semua. Hmmmm, Alhamdulillah ya Allah, saya diberi kesempatan
untuk mengagumi ciptaan-Mu.
Setelah
dari Candi Ijo, kami melanjutkan perjalanan kembali menuruni bukit menuju
Tebing Breksi. Sekali lagi, hati – hati ya kakak.
Ini
screenshoot jalanan saat menuruni bukit menuju tebing breksi. Bagus bangeeet….
:D
Kalau
di Candi Ijo adem banget, di Tebing Breksi panas banget dan berdebu. Masuk ke
sini cukup membayar parkir seharga 2000 dan sumbangan sukarela untuk memajukan
kawasan wisata ini. Tebing breksi merupakan bekas tambang batu kapur yang
ditetapkan sebagai cagar budaya pada Mei 2015 oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X.
Spot
foto di Tebing Breksi.
Setelah
puas mengabadikan momen di sini, maka kami melanjutkan perjalanan terakhir
untuk hari ini ke Keraton Ratu Boko. Semacam kompleks candi juga sih. Jalan
untuk kesana lagi – lagi mendaki gunung lewati lembah, Yasalam… -_-
Tapi
karena Kakak Irma sudah tidak sanggup dan Kak Anis sempat mengalami cedera
akibat jatuh dari motor, saya sendiri yang akhirnya menemani Emma untuk
menuntaskan hasrat petualangnya.
Sampai
di TKP, tiket masuknya 25000+parkir 3000. Kompleks Keraton Ratu Boko ini
MasyaAllah gede dan luas banget nget nget. Nggak nyesel sih buat masuk ke sini.
Katanya sih kalau mau lihat sunset bagus di sini. Tapi karena saya ada teman
yang sedang menunggu di bawah, saya dan Emma memutuskan untuk membatasi
perjalanan hingga pukul 16.30 saja.
Candi
Ratu Boko ini diperkirakan merupakan bekas reruntuhan komplek Istana Kerajaan
Mataram Hindu dan di sini konon katanya merupakan pusat pemerintahannya.
Ada
satu spot foto yang MasyaAllah baguuuuuuss banget pemandangannya…
Karena
kompleks candi di ratu Boko ini cukup luas, jadi semua energi saya terkuras di
sini hahahaa. Kaki sudah pegel dan njarem semua. Untung pake sandal gunung,
kalo pake sandal cantik, mungkin sudah pegel dua kali kaki saya xp. Setelah
puas, kami pun kembali ke jalan yang benar untuk pulang ke rumah masing-masing.
Nggak
dapet sunset di Ratu Boko, saya pun menyaksikan sunset di perjalanan pulang
menuju rumah Tante Rita. Sekali lagi, MasyaAllah…Jogjaaaaa….. :D
Sampai
di sini dulu ceritanya karena malamnya saya harus packing lagi untuk pindah
tempat tidur di kosan Anis. Kalau ditotal sudah 3 kali saya bongkar muat tas
ransel dan tas jinjing. Sampai jumpa di PETUALANGAN SEMARANG-JOGJA part 6.
Segera coming soon…
3 komentar
.
.
.
.
.
.
cerita lainnya mksdnya haha