Assalamu’alaikum,
Surabaya.
“Love doesn’t always tells about the romantic relationship between boy and girl or man and woman and so on. More than that, it tells us about the beauty relationship between the others. Because love can be as simple as I say ‘I Love you‘ without any reason – Inspired from Nick Vujicic –”
Di tahun 2017 ini
banyak sekali kisah berbunga yang saya terima dari sahabat atau teman – teman
sepermainan yang akhirnya sampai juga di pelaminan yang membuat saya terharu
dan ikut bahagia. Namun, banyak juga kisah cinta berakhir pilu dari sahabat atau
teman yang mendarat di telinga saya dan membuat saya ikutan sedih. Maklum, saya
cenderung sensitif dengan masalah yang memakai perasaan hahaha. Kadang malah
saya yang nangis, padahal yang curhat biasa aja *loh?*.
…I close my eyes. And dream of you and I, and then I realize. There’s more to love than only bitterness and lies… *tiba – tiba nyanyi*
Lagi galau mbak?
Lagi patah hati?
Jawabnya : ENGGAK
Tenang, jangan
salah paham dulu. Buka hati dan pikiranmu lebar – lebar. Bacanya super kalem
aja sambil nge-teh atau ngopi anime beserta drama korea dari laptop teman.
Sepenggal lirik
dari lagu berjudul “Broken Vow” yang dinyanyikan oleh Lara Fabian tersebut akan
menjadi kata kunci dari bahasan kali ini tentang “Cinta”. Tapi, yang perlu
digaris bawahi adalah kata – kata There’s more to love than only bitterness
and lies (masih banyak yang bisa dicintai daripada hanya kepahitan dan
kebohongan) artinya kalau di parafrase-kan kira – kira : kita masih bisa
mencintai hal –hal yang lain daripada hanya bertahan dalam sebuah cinta yang
penuh dengan kepahitan dan kebohongan (saya pribadi setuju!).
Bicara masalah
cinta, yang terdoktrin di pikiran kita biasanya adalah cinta antara aku dan
kamu atau antara aku dan dia atau antara dia dan kamu *Hahaha apasih*. Mungkin
ada yang merasa hidupnya kurang cinta karena jodoh yang tak kunjung datang,
atau sedang patah hati karena……… (ya, silakan diisi sendiri titik – titiknya). Karena
saya juga bukan manusia sempurna dan perlu banyak belajar, sekarang coba deh
tutup mata kamu, perlahan lihat lebih dekat, lebih dekat dan lebih dekat lagi.
Lihat dengan hatimu, siapa yang masih bisa mencintai kalian apa adanya tanpa
syarat? Eitsss, tahaaan, jangan dijawab dulu. Sebelum menjawab, izinkan saya
menceritakan sesuatu.
Melalui tulisan
sederhana dan ala kadarnya ini, saya ingin menceritakan dua kisah penuh cinta
yang semoga bisa menjadi obat bagi kamu yang pernah/sedang jatuh karena *ada
efek slow motion ala film action* C I N T A. Dua kisah di bawah ini diambil dari
kisah nyata.
KISAH 1 – Tak lekang oleh generasi
Kisah yang pertama
ini datang dari sebuah kabupaten di Jawa Timur bernama Nganjuk. Lebih tepatnya,
dari generasi Kakek saya sendiri. Kakek merupakan anak tertua dalam
keluarganya. Umurnya sudah mencapai 100 tahun lebih. Saudara – saudaranya yang
lebih muda sudah banyak yang meninggal terlebih dahulu. Salah satunya adalah
Nenek Ngah yang baru saja meninggal pada tahun 2016 kemarin. Saya sudah
menganggap beliau seperti nenek saya sendiri karena dari kecil sering sekali
bermain di rumah beliau. Jadi, hati berasa patah saat mengetahui berita ini.
Satu hal lagi yang membuat saya terenyuh adalah saat mengetahui bahwa Kakek
berada di samping jasad Nenek Ngah semalaman hingga dimakamkan keesokan
harinya. Meskipun keluarga Nenek Ngah berusaha membujuk Kakek agar pulang dan
beristirahat saja, tapi beliau tetap kekeh tidak mau beranjak dari samping
jasad adiknya.
Saya ingat Bulik Ni
berkata, “Oalah, lha simbah mu ora gelem
mulih, Nduk. Sakno, ngancani Mbah Ngah nganti suwengi.” *baca : Oalah,
Kakekmu nggak mau pulang, Nak. Kasihan, menemani Nenek Ngah sampai semalaman*
Kata Bulik Ni lagi,
Kakek saat itu hanya berkata, “aku mung
pingin ngancani adikku, Ni.” *baca : aku hanya ingin menemani adikku, Ni*.
*speechless*
Nenek Ngah (Almh.) |
Kakek |
Seperti itulah kisah
cinta yang datang dari seorang Kakak kepada adiknya. Kakek saya hanya ingin
menemani sang adik di saat – saat terakhir sebelum jasad adiknya dikuburkan. Sederhana,
tanpa alasan, nggak banyak janji manis berujung ingkar atau pun kata – kata
gombal berujung pilu. Mungkin kamu, salah satu pembaca yang memiliki saudara,
kakak atau adik misalnya, sungguh beruntung. Kamu masih bisa berbagi cinta
sebagai saudara dan saling menguatkan ketika jatuh. Kamu tahu? masih banyak
makhluk anak tunggal seperti saya yang tidak memiliki kakak atau adik. Makhluk
yang selalu merangkap beban sebagai anak pertama, sekaligus anak bungsu :’).
Just say Alhamdulilah that you have a siblings.
KISAH 2 – Derek Redmond
Kisah kedua ini
datang ketika event Olimpiade di Barcelona tahun 1992. Seorang pelari
diprediksi pasti akan mendapat medali emas, Derek Redmond. Tetapi, harapan
selalu tak sejalan dengan kenyataan. Di tengah perlombaan, Derek tiba – tiba mengalami
cedera urat lutut yang menyebabkannya terhenti saat berlari.
Tim medis pun
datang untuk mengamankan Derek, tetapi ia tak mau berhenti. Ia ingin
menyelesaikan perlombaan ini. Dengan langkah tertatih – tatih ia meneruskan
perlombaan ini, sendirian, meskipun tertinggal jauh oleh para kontestan yang
sudah mencapai garis finish. Tiba – tiba, datang seorang lelaki yang menerobos
tim keamanan, lalu berlari di samping Derek. Ia adalah Ayah Derek. Mereka pun
berlari bersama hingga mendekati garis finish. Sang Ayah lalu melepas Derek dan
membiarkan anaknya untuk mengakhiri perlombaan ini.
Ayah Derek bisa
saja membiarkan putranya menyelesaikan lomba itu sendirian, tapi kenapa ia
turun ke lapangan dan berjalan di samping Derek?
Karena ia mencintai
putranya. Ia ingin menolong putranya saat jatuh. Ia ingin berada di samping
putranya saat orang yang dicintainya tersebut sedang terjatuh dan kesakitan. Sederhana,
tanpa kata, namun bisa menggerakkan hati tiap orang yang membaca ceritanya.
Seperti itulah cinta yang berasal dari orang tua. Sekali lagi, para pembaca
mungkin ada yang masih tergolong beruntung memiliki orang tua yang lengkap. Saya
pribadi sudah kehilangan Ayah saya sejak berumur 9 tahun. Tapi saya tetap
bersyukur masih memiliki seorang Ibu, karena di sekitar saya juga banyak anak –
anak yang hidup tanpa orang tua.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Gimana, sudah
menemukan jawabannya, kakak? Tak perlu bersedih menanti cinta dari orang lain
yang mungkin hanya membuat hatimu terluka. Lihatlah lebih dekat, di
sekelilingmu banyak hal yang bisa lebih kamu cintai dan hargai. Hal – hal yang
mungkin terlihat kecil di mata maupun hatimu, tapi sesungguhnya itu adalah
anugrah cinta terbesar yang pernah kamu miliki.
Masih merasa ada
yang kurang? Belum puas sama cerita saya?
.
.
.
.
.
.
.
.
.
“Jangan bersedih, sesungguhnya Allah ada bersama kita (QS 9 : 40).”
“Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah (QS 51:49).”
Jangan pernah lupa
kalau kita masih memiliki Allah SWT. Tanyakan lagi pada hati kecilmu, bukankah cinta
dari-Nya begitu nyata dan dekat? Allah memberi kita hidup, udara untuk bernapas,
bumi yang dihiasi pemandangan hijau nan indah dan masih banyak lagi. Buat kamu
yang suka menjelajah gunung, dapatkah kamu merasakan cinta dari-Nya melalui
keindahan alam hijau yang terbentang di depan mata?
Pinjam fotonya mas - mas ganteng C-28 *maklum yang punya blog belum pernah naik gunung* |
Atau buat kamu yang suka
menjelajah pantai, dapatkah pula kamu merasakan cinta dari-Nya melalui indahnya
laut biru dan langit yang terbentang luas?
Kalau yang ini dokumentasi sendiri kok hihihi |
Kamu tahu itu, hanya saja mungkin
sedang tertutup oleh cinta yang lain, hingga kadang kamu lupa siapa Sang Maha
Pencipta yang melukis semua keindahan itu :). Mulai sekarang, mari bersyukur kapan
dan dimana pun kita berada serta apa pun keadaan atau kondisi kita.
Let’s say :
Alhamdulillah Ya Allah, Thank you for your unlimited love :)
Jangan pernah
berhenti untuk bersyukur. Silakan tinggalkan komen untuk saling menyemangati
dan memotivasi *very warm smile*
Love,
Anggi
2 komentar