Assalamu'alaikum, Surabaya.
"Alam ada sebagai tempat merenungi jejak kebesaran Tuhan. Sejarah ada sebagai gerbang penghubung antara masa lalu dan masa depan."
Alam selalu bisa memberikan ketenangan pada jiwa yang sudah lelah. Ketika kamu sudah penat dengan suasana hidup sehari - hari, segera kemasi barangmu, pergilah sejenak ke tempat wisata alam. Manjakan dirimu dengan pemandangan alam berwarna hijau yang menyejukkan mata. Karena warna hijau merupakan representasi warna alam, dedaunan, kesegaran yang bersifat menenangkan.
Salah satu destinasi wisata alam yang dapat kamu kunjungi di akhir pekan saat berada di wilayah Kediri adalah Goa Selomangleng. Selain alam, disini kamu juga bisa mempelajari sejarah Goa Selomangleng itu sendiri sebagai bagian dari sejarah Kerajaan Kahuripan yang pernah diperintah oleh Raja Airlangga, serta pecahnya kerajaan tersebut menjadi Kerajaan Kadiri dan Jenggala akibat perebutan tahta.
Bagian depan Goa Selomangleng |
Goa ini dipercaya sebagai tempat menyendiri Putri Mahkota kerajaan Airlangga, yaitu Sanggramawijaya Tunggadewi atau dikenal dengan Dewi Kilisuci. Putri Raja Airlangga ini lebih suka menyepi ke Goa Selomangleng dibandingkan harus menerima tahta kerajaan Kahuripan. Baginya, hidup di tempat yang sepi, jauh dari kehidupan duniawi serta berdekatan dengan alam lebih menarik hatinya.
Patung Dewi Kilisuci di pintu masuk Goa Selomangleng |
Keputusan Dewi Kilisuci yang mundur dari tahta sebagai Ratu Kahuripan, menyebabkan dua putra Raja Airlangga yang lainnya, Lembu Amisena dan Lembu Amilihung, berebut tahta. Raja Airlangga pun membagi kerajaanya menjadi dua, yaitu Kerajaan Kadiri yang berpusat di Daha dan Kerajaan Jenggala yang berpusat di Kahuripan. Tapi, pada akhirnya perang saudara tetap terjadi untuk mendapatkan seluruh tahta kerajaan Airlangga. Disebutkan dalam kitab Kakawin Bharatayudha yang ditulis Mpu Sedah dan Mpu Panuluh bahwa Kerajaan Kadiri/Panjalu memenangkan perang saudara atas Kerajaan Jenggala.
Lepas dari sejarah napak tilas Dewi Kilisuci beserta riwayat Kerajaan Kahuripan, Goa Selomangleng memang tempat yang memiliki aura sepi tetapi menenangkan. Kamu akan disambut dengan deretan pepohonan tinggi serta rimbun yang berada di tangga menuju Goa. Jangan kaget bila menemukan sesajen di area tangga, karena di sini memang sering dijadikan tempat untuk mencari wangsit *bukan jodoh*. Tapi, nggak usah takut, karena orang yang sensitif terhadap kehadiran makhluk dunia lain seperti saya pun merasa biasa saja saat berjalan di sekitar sini. It's fun, anyway.
Setelah melewati tangga yang berkelok - kelok tersebut, kamu akan sampai di depan Goa Selomangleng. Lagi - lagi, di sini tercium aroma dupa yang kuat dan ada sesajen lagi di dekat mulut Goa. Abaikan saja, tetap jaga attitude dan beri salam. Suasananya menurut saya malah adem dan menenangkan kok, jauh dari kesan mistis seperti kata orang - orang. Saya malah sempat sedikit memanjat, lalu duduk di pohon yang melintang di sekitar Goa. Seru lhooo, tapi tetap saya selalu mengucapkan salam sebelum menaiki pohon tersebut.
Sampai di depan mulut Goa Selomangleng |
Pohon yang insyaAllah aman untuk dipanjat |
Rok bukan penghalang untuk bisa naik dan memanjat pohon ini :D |
Tebing kecil bebatuan di sekitar Goa |
"Aku lupa jalan pulang, Bang, ini keluarnya lewat mana ya?" |
Jalan naik yang membuat saya penasaran ada apa di atas sana |
Area tersebut merupakan area motocross yang berada di hadapan gunung Klothok. Di sini juga terdapat kursi - kursi yang bisa dibuat duduk santai sambil menikmati hijaunya Gunung Klothok di sepanjang jalan kenangan ini #eaaak
Begitulah perjalanan singkat saya di Goa Selomangleng yang penuh dengan cerita sejarah. Selain itu, di sini juga banyak tempat tak terduga yang ternyata sangat indah, sejuk dan menenangkan. Kalau ke Kediri, sempatkan main ke sini yaak untuk kamu - kamu yang berjiwa petualang, haus akan sensasi eksplorasi dan suka dengan alam hijau.
Sekian postingan dari saya kali ini. Sekali lagi terimakasih sudah membaca sampai akhir.
Love,
Anggi
13 komentar