Assalamu’alaikum,
Surabaya
“Aku berada ribuan kilometer jauhnya,
terpisah oleh sebuah kata bernama jarak. Sebuah kata yang mampu menciptakan
kata lain bernama rindu. Seperti hujan yang merindukan pelangi. Seperti langit
yang merindukan senja. Seperti malam yang merindukan bintang. (Jarak dan
Rindu-ARKW)”
Hai hai,
sudah lama tak bersua di blog penuh kenangan ini. Sepertinya sudah mulai
berdebu dan kelabu, perlu diberi coretan cerita lagi supaya lebih berwarna.
Kali ini sebuah catatan kisah datang dari negeri Jiran, sebuah negeri yang
berada sekitar 2059 km dari kota Surabaya (kata google maps).
Hidup jauh dari Ibu adalah hal baru bagiku, apalagi berada di negeri orang yang berjarak ribuan kilometer jauhnya. Ditambah lagi status sebagai anak tunggal semakin membuat Ibu sedikit berat melepaskan kepergian putri satu-satunya ini. Sempat bimbang untuk mundur saja, tapi keputusan ini akhirnya tetap diambil karena kesempatan dan pengalaman yang tidak datang dua kali.
Berawal dari
obrolan dengan dosen pembimbing yang menawarkan kesempatan mengerjakan proyek
penelitian di AMTEC, UTM, Malaysia pada bulan Februari 2017 lalu. Saya pun
akhirnya berangkat pada bulan Mei 2017 di pagi yang cerah, saat matahari mulai
muncul di ufuk timur, meninggalkan kota Surabaya tercinta sekaligus orang –
orang yang sangat saya sayangi.
Penerbangan
singkat yang hanya memakan waktu 2,5 jam itu membawa saya ke sebuah kota yang
tidak terlalu besar, namun juga tak terlalu kecil bernama Johor, tepatnya di
daerah Skudai. Di sinilah semua titik awal petualangan di negeri Jiran dimulai.
Saya tinggal
di Pangsapuri Melawis, semacam apartemen lah kalau di Indonesia. Harga sewa
untuk satu kamar berisi dua orang adalah RM 350, ada juga yang RM 300, cuma
beda luas aja. Tiap blok biasanya berisi 5 kamar, jadi seperti kamar di dalam kamar. Kepemilikan tiap blok biasanya juga berbeda - beda. Kalau blok saya kebetulan pemiliknya adalah orang Indonesia asal Jawa Barat. Sistem pembayaran dilakukan secara deposit, jadi misal bayar untuk bulan Mei seharga RM 350, maka kita harus membayar sebesar RM 700, jadi semacam jaminan untuk bulan Juni. Jika ternyata Juni tidak menempati kamar lagi, maka uang sebesar RM 350 akan dikembalikan utuh.
Untuk masalah keamanan, jangan khawatir, ada satpam yang selalu
berjaga selama 24 jam di dekat gerbang satpam. Tiap keluar masuk gerbang pun
masih tetap harus memakai kunci berupa kartu akses yang dibuat saat awal datang seharga RM
30. Jika ada tamu diluar penghuni apartemen, maka harus mengisi buku tamu yang
ada di pos satpam. Di blok tempat saya tinggal juga dilengkapi dengan kunci
akses keamanan magnetik di pintu besi yang ada di depan blok kamar.
Fasilitas
yang berada di apartemen Melawis ini ada taman bermain, mini market, tempat
pembuangan sampah dan mesin air minum. Taman bermain di sini cukup sederhana
dengan adanya ayunan, tempat duduk dan beberapa permainan anak kecil. Tempat
pembuangan sampah di sini terpusat di tiap blok bangunan dengan pemisahan tiap
sampah berdasarkan jenisnya.
Pintu gerbang yang bisa dibuka dengan kartu akses. Dibalik pintu ini ada satpam yang selalu menghadang |
Kunci pintu magnetik blok kamar (kiri) dan kartu akses gerbang (kanan) |
Taman bermain |
Ayunan |
Tempatnya lumayan asyik buat refreshing sejenak :D |
Tempat sampah terpadu di tiap blok bangunan |
Sedangkan mesin
air minum nya otomatis menggunakan koin 10 sen/ 20 sen/ 50 sen. Tinggal
memasukkan koin, lalu tekan tombol start, air minum ber-oksigen pun (insyaAllah
aman) langsung keluar. Biasanya saya isi ulang seharga 40 sen untuk ukuran
galon kecil 5,5 liter.
Posisi
apartemen melawis ini juga strategis karena berada di sekitar pertokoan, rumah
makan dan mall AEON yang bisa dicapai dengan berjalan kaki. Tapi, sayang beribu
sayang, lokasinya sedikit jauh dari masjid. Masjid terdekat berada sekitar 2 km-an,
bisa dicapai kira – kira 30 menit dengan berjalan kaki.
Oiya, di
sini jangan kaget jika banyak burung gagak beterbangan mulai pagi hingga sore
menjelang maghrib. Maklum di daerah Skudai masih banyak hutan. Ditambah lagi
merupakan daerah dataran tinggi. Jika di Jawa mungkin mirip kota Semarang,
jalanannya macam mendaki gunung lewati lembah.
Dari segi bahasa, mungkin sudah banyak yang paham kalau di Malaysia menggunakan bahasa melayu, ya kayak di Upin - Ipin itu lah. Berikut ini beberapa kosa kata, istilah maupun kalimat berbahasa melayu yang bisa digunakan untuk survive di sini.
Kosa kata :
Akak/abang : mbak/mas
Encik : Bapak
Kita orang : saya
Awak : kamu
Jom : mari
Percuma : gratis
Sikik : sedikit
Boleh : bisa
Jumpa : bertemu
Nak : akan
Sebab : karena
Kerana : mirip dengan sebab
Kereta : mobil
Cuti : libur
Ketakkan : rapatkan
Kalimat "survival" :
-Misalkan ada yang bertanya : Awak bisa cakap melayu? (kamu bisa bahasa melayu?)
jawab aja : Kita orang tak pandai cakap melayu (saya ga mahir bahasa melayu) atau
Bisa cakap melayu sikik sikik lah (bisa berbahasa melayu sedikit-sedikit)
- Misal lagi ada yang tanya pake kata "kenapa", awali jawaban dengan kata "sebab".
Contoh : Q : Kenapa awak tak balik? (kenapa tak pulang?)
A : Sebab, masi nak jumpa dengan kawan (karena masi ingin bertemu dgn teman)
- Balik bila? (pulang kapan?)
- Awak kat mana? (Kamu dimana?)
Kosa kata :
Akak/abang : mbak/mas
Encik : Bapak
Kita orang : saya
Awak : kamu
Jom : mari
Percuma : gratis
Sikik : sedikit
Boleh : bisa
Jumpa : bertemu
Nak : akan
Sebab : karena
Kerana : mirip dengan sebab
Kereta : mobil
Cuti : libur
Ketakkan : rapatkan
Kalimat "survival" :
-Misalkan ada yang bertanya : Awak bisa cakap melayu? (kamu bisa bahasa melayu?)
jawab aja : Kita orang tak pandai cakap melayu (saya ga mahir bahasa melayu) atau
Bisa cakap melayu sikik sikik lah (bisa berbahasa melayu sedikit-sedikit)
- Misal lagi ada yang tanya pake kata "kenapa", awali jawaban dengan kata "sebab".
Contoh : Q : Kenapa awak tak balik? (kenapa tak pulang?)
A : Sebab, masi nak jumpa dengan kawan (karena masi ingin bertemu dgn teman)
- Balik bila? (pulang kapan?)
- Awak kat mana? (Kamu dimana?)
Sekian sekelumit
cerita dari catatan hati dari anak rantau, 2059 km dari kota Surabaya. Ribuan
kilometer menembus udara, hamparan laut biru dan daratan hijau yang memisahkan
sejenak kisah di antara kita.
Sampai jumpa
di catatan hati anak rantau selanjutnya dalam edisi ODT (One Day Traveling) ke
Kota Iskandar :)
Love,
9 komentar