Guru itu ibarat lilin, yang rela menghabiskan dirinya sendiri untuk mencerahkan masa depan orang lain, menyalakan mimpi orang lain, hingga muncul lilin - lin lain yang siap menerangi dunia dengan cahaya yang paling terang."
Banyak orang bertanya ketika saya melakukan kegiatan kerelawanan, seperti "apa sih yang kamu dapat? Ngga dikasih duit, malah ngabisin duit sama capek pula." Mungkin bagi sebagian orang, hal ini adalah hal sepele yang menghabiskan waktu tanpa menghasilkan uang. Namun, bagi saya pribadi, menjadi seorang relawan bukan hanya sekadar berpikir tentang waktu dan uang, lebih dari itu semua, menjadi relawan adalah sebuah pengabdian karena Allah.
Awal Pertemuan dengan RuBi
Banyak hal yang bisa ditemukan ketika menjadi seorang relawan di suatu kegiatan. Salah satunya adalah ketika mengikuti kegiatan RuBi (Ruang Berbagi Ilmu) Jombang, sebuah gerakan kerelawanan di bawah Indonesia Mengajar dengan sasaran guru - guru daerah. Para relawan dari seluruh Indonesia berkumpul di Jombang untuk bergerak bersama dalam meng-upgrade skill dari para guru agar mampu mengikuti perkembangan zaman di abad 21 ini.
Berbekal kalimat sakti dari RuBi "Bergerak bersama, berbagi selamanya", kami para relawan bertemu di Jombang, lebih tepatnya di sebuah rumah yang diberi nama "Rumah Orange", salah satu rumah yang disediakan oleh panitia lokal untuk kami para relawan. Hanya beralaskan tikar, minim penerangan dan cuaca kota Jombang yang sedang panas - panasnya saat itu, tak menghalangi semangat para relawan untuk memberikan yang terbaik bagi para guru.
Bahkan, sudah menjadi hal biasa bahwa tiap malam para relawan hampir begadang untuk memantabkan materi. Terkadang keluar satu atau dua kalimat canda tawa dari para relawan untuk menghangatkan suasana dan menambah keakraban diantara kami.
Rumah berwana jingga di tepi jalanan kota Jombang itu menjadi saksi betapa sebuah pertemuan selalu menghasilkan keluarga baru tanpa pertalian darah.
Relawan in Action
Pelaksanaan RuBi Jombang ini dibagi menjadi 2 hari (13 - 14 Oktober 2018). Hari pertama diisi dengan materi "Guru Abad 21", sedangkan hari kedua diisi dengan materi "Metode Belajar Kreatif (MBK) dan Outdoor Education Activity". Tim relawan yang terdiri dari saya, Kak Intan dan Kak Selvi mendapat bagian untuk kelas 1, sedangkan saya sendiri mendapat bagian untuk berbagi ilmu tentang MBK, khususnya untuk Outdoor Education Activity.
Perkenalan Relawan dengn para guru. |
Hari pertama diisi dengan materi tentang Guru Abad 21 oleh Kak Mita dan Bung Ram. Dari awal peserta yang usia rata- ratanya tergolong sudah tidak muda lagi sangat antusias dengan materi. Mereka sangat bersemangat menerima materi dari Kak Mita dan Bung Ram.
Materi Guru Abad 21 oleh kak Mita dan Bung Ram |
Tiba di hari kedua, saatnya tim Trio kakak beradik (Kak Intan-Kak Selvi-saya) beraksi. Di hari kedua ini peserta masih bersemangat menerima materi tentang Metode Belajar Kreatif untuk guru abad 21.
Berbagai aktivitas kelas yang penuh dengan simulasi dan praktek menjadi highlight materi yang kami bagi dengan mereka. mulai dari ice breaking untuk mengkondisikan kelas hingga aktivitas luar kelas (outdoor activity) yang bisa digunakan untuk metode mengajar.
Metode mind map |
Outdoor activity |
Kelas 1 |
Refleksi : Menemukan Arti Kata "Terimakasih"
Tiba di acara refleksi. Kami semua berkumpul di aula. Pembawa acara menyuruh kami, para relawan untuk duduk menyebar bersama para guru. Setelah itu, ada salah satu instruksi untuk para guru agar mencari relawan yang berbagi di kelasnya dan menjabat tangan para relawan.
Refleksi Rubi Jombang |
Saat itu posisi saya berada agak jauh dari kumpulan bapak atau ibu guru di kelas tempat saya bertugas. Saya pun refleks mengabadikan momen haru para guru dan relawan lainnya dengan ponsel saya. Tak disangka, tiba- tiba ada suara yang memanggil nama saya, "Mbak Anggi! Mbak Anggi!"
Segerombolan Ibu guru kontan menjabat tangan saya, lalu memeluk saya dan mengatakan "Terimakasih ya sudah mau jauh - jauh datang kesini ngajarin kita."Entah kenapa, seketika itu juga, air mata saya langsung mengalir deras. Rasanya ucapan "Terimakasih" itu begitu tulus dengan senyum ceria yang mewarnai wajah para Ibu guru.
Ada rasa haru ketika pengorbanan yang tak seberapa ini dibayar dengan senyum tulus dan ucapan terimakasih dari mereka. Sebelumnya, saya tak berharap apa pun dari mereka. Jangankan ucapan terimakasih, melihat mereka bisa termotivasi untuk menjadi guru yang lebih baik saja saya sudah senang tak karuan. Dan di ruangan itu lah untuk pertama kalinya, saya benar - benar menemukan arti kata "Terimakasih".
Dari Rubi Jombang ini saya banyak belajar arti dari berbagi, menginspirasi dan rasa ikhlas untuk mengabdikan diri. Dari bapak dan ibu guru di sana, saya belajar banyak sekali arti mengajar yang benar - benar dari hati. Menjadi guru bukanlah hal yang mudah. Butuh niat tulus, perjuangan dan semangat yang sangat tinggi untuk memberikan yang terbaik bagi pendidikan anak negeri.
Posting Komentar