Assalamu'alaikum Surabaya!
566 tahun lalu, Konstatinopel jatuh ke tangan umat Islam setelah 54 hari melakukan pengepungan. Jatuhnya konstantinopel ke tangan umat muslim menjadi penanda berakhirnya peradaban abad pertengahan. Sultan Mehmet II, yang saat itu menjadi pemimpin dalam kesultanan Utsmani langsung pergi ke Katedral Kuno Bizantium Hagia Sophia, gereja terbesar yang dibangun oleh Kekaisaran Romawi Timur di Istanbul. Sultan Mehmet II kemudian memerintahkan untuk mengubah gereja tersebut menjadi masjid.
Hati mana yang tak terenyuh ketika mendengar cerita tentang perjuangan umat muslim di masa lampau, sampai di titik pengubahan gereja terbesar yang dibangun Kekaisaran Romawi Timur menjadi sebuah masjid bernama Hagia Sophia. terlebih lagi, jatuhnya Konstantinopel ke tangan khilafah Utsmani merupakan bukti sejarah bahwa Islam pernah berjaya di benua Eropa. Tak heran jika Hagia Sophia selalu menjadi salah satu rujukan wisata religi di Eropa bagi umat muslim di dunia. Bagi kita yang tinggal di Indonesia tentu saja harus merogoh kocek yang begitu dalam jika ingin mengunjungi Hagia Sophia.
Kiri (Hagia Sophia) dan kanan (masjid Agung Al-Hidayah) |
Interior atap dari : kiri (Hagia Sophia) dan kanan (masjid Agung Al-Hidayah) |
Namun, bagaimana jika ternyata juga ada Hagia Sophia versi mini di Indonesia? Masjid yang berada di kabupaten Malang tersebut sangat mirip dengan Hagia Sophia yang ada di Istanbul, Turki. Masjid yang diberi nama "Masjid Agung Al- Hidayah" tersebut memang sengaja dibangun karena terinspirasi dari kemegahan Hagia Sophia. Bentuk arsitektur serta ornamen khas Turki di tiap dinding atap masjid yang membuat masjid ini cocok disebut sebagai Hagia Sophia Van Java.
Masjid yang terletak di pinggir jalanan kabupaten Malang, tepatnya di Karangploso itu, justru tampak sangat biasa jika dilihat dari luar. Tak ada kesan mewah sama sekali yang terlihat. Sensasi berada di Turki baru terasa ketika memasuki bangunan utama masjid. Dinding kubah benar - benar mirip dengan Hagia Sophia yang ada di Turki. Mata akan langsung dimanjakan oleh keindahan lengkung - lengkung atap beserta ornamen yang menghiasinya. Jendela - jendela di samping pun penuh dengan hiasan kaca mozaik.
Kubah di dalam Hagia Sophia van Java |
Naik ke lantai dua, kaligrafi ayat suci terukir dengan indah di tiap sudut atap. Jendela dengan hiasan kaca mozaik yang secara perspektif berjajar rapi seperti lorong, menambah kesan mewah di dalam masjid yang sebenarnya tak terlalu besar seperti masjid Turen atau pun masjid Jami' Batu. Atap mini berbentuk lengkung seperti kubah pun terlihat di sepanjang sisi kanan dan kiri lantai dua.
Kaca mozaik Hagia Sophia van java |
Kaligrafi ayat suci |
Sensasi spiritual pun turut menggetarkan hati manakala melaksanakan sholat dhuhur berjamaah di masjid ini. Rasanya seperti benar - benar melakukan sujud di Hagia Sophia, menggetarkan hati yang selalu rindu akan cinta-Nya. Suasana masjid yang masih cenderung sepi dan syahdu menambah kekhusyukan ketika melakukan ibadah. Mungkin bagi sebagian orang, hal ini cuma sensasi biasa karena keindahan bangunan masjid. Bagi saya pribadi, hal ini adalah suatu hal yang luar biasa karena saya begitu mengagumi cerita dibalik Hagia Sophia.
Tak hanya soal keindahan, tetapi perjuangan serta toleransi yang diajarkan oleh Hagia Sophia hingga saat ini. Pemerintah Turki memang melarang area Hagia Sophia untuk tempat beribadah, tetapi mereka memberikan toleransi dengan menyediakan tempat ibadah khusus bagi umat Islam maupun Kristen. Sebab, tempat itu juga pastinya memiliki sejarah tersendiri bagi masing - masing sudut pandang umat Islam dan Kristen.
4 komentar