Sumber gambar : www.gunungsewu.com, diolah grafis oleh www.anggitaramani.com |
Petani dan peternak generasi terdahulu saat berangkat ke kebun, selalu membawa kotoran ternak untuk memupuk tanaman padi, jagung, dan kedelai. Ketika tanaman dipanen, sebagian dikonsumsi dan sebagian lagi dijadikan produk turunan. Sedangkan limbah tanaman akan dijadikan pakan ternak dan sebagian limbah yang tidak bisa dimakan ternak akan dikembalikan lagi ke tanah untuk kesuburan tanah di masa depan. Prinsip inilah yang diadaptasi untuk menjadi fundamental Great Giant Foods (GGF) sebagai bisnis model sirkular yang ramah lingkungan. Kenapa GGF memilih untuk menjadi industri hijau berkelanjutan yang ramah lingkungan? Bagaimana GGF bisa menghasilkan produk tanpa limbah?
"Bisnis tidak hanya tentang keuntungan, tapi juga melayani orang dengan isu yang cukup banyak," begitulah tutur Arief Fatullah, Senior Manager Sustainability GGF saat memberikan materi di Webinar Great Giant Foods Series 3 (13/08/20). Senada dengan pernyataan tersebut, Jalal yang merupakan Co-Founder A+ CSR Indonesia sekaligus pemateri juga mengatakan, "perusahaan berbisnis harus melayani kebutuhan masyarakat, tetapi tidak boleh berada di luar batas lingkungan".
Selain itu, saat ini dunia termasuk Indonesia sedang mengemban tugas untuk meraih Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yang sudah dirumuskan oleh PBB dan disetujui oleh 169 negara di dunia. Pembangunan berkelanjutan yang dimaksud harus memenuhi kebutuhan generasi sekarang sekaligus menjaga daya dukung bumi sebagai dasar kesejahteraan generasi sekarang dan masa depan.
Namun, menurut data dari Global Footprint Network tahun 2020, manusia membebani bumi 1,6 kali lipat dari daya dukung bumi. Artinya generasi sekarang sudah hidup dengan mengambil jatah dari generasi mendatang, melampaui daya dukung bumi, dan tengah mengancam kesejahteraan generasi sekarang dan mendatang.
Maka, GGF hadir sebagai industri hijau di bidang pertanian dan peternakan yang memanfaatkan teknologi berkelanjutan serta ramah lingkungan, sekaligus inovasi untuk meningkatkan ketersediaan pakan ternak. GGF juga dikenal memiliki standar yang tinggi disertai pendekatan modern terhadap praktik pertanian dan peternakan.
Great Giant Foods (GGF) sendiri merupakan unit korporasi dari Gunung Sewu Group bidang produk makanan dan pertanian yang diluncurkan tahun 2016. Produk yang dihasilkan meliputi buah segar, makanan-minuman dalam kemasan seperti jus, protein, dan susu. Produk tersebut dipasarkan di bawah merek dagang Sunpride, Re.Juve, Bonanza, Hometown, dan Cap Kodok.
|
Selain itu, GGF juga memiliki produk unggulan berupa nanas kaleng di unit usaha PT. Great Giant Pineapple yang menjadikan GGF tiga besar produsen nanas kaleng dunia dengan pasaran lebih dari 60 negara. Nanas kaleng tersebut juga diproduksi secara ramah lingkungan dengan kebun, pabrik, dan pengolahan limbah terintegrasi.
Meskipun masih tergolong baru, GGF tumbuh menjadi Industri Hijau terbesar di Indonesia dengan lahan perkebunan serta peternakan yang mencapai 34000 hektar, serta tersebar di berbagai penjuru nusantara. Produk GGF tidak hanya mengedepankan kualitas dan nutrisi, tetapi juga proses produksi yang ramah lingkungan, berkelanjutan, dan inovatif. GGF juga percaya bahwa kebaikan alam bisa menghasilkan benefit untuk perusahaan.
Secara sederhana, prinsip yang diterapkan oleh GGF dalam produksi telah mengikuti prinsip ekonomi sirkular. Prinsip ini menekankan bahwa material mentah dapat digunakan berkali-kali dalam berbagai daur hidup produk, sehingga pengambilan bahan mentah dari alam jauh lebih efektif dan efisien. Mulai dari hasil buah segar perkebunan, produk samping sampai dengan pengolahan limbah bisa mereka manfaatkan kembali secara berkelanjutan. Bahkan GGF bisa memenuhi kebutuhan listriknya sendiri melalui PLTU dari biomassa hasil olahan limbah.
Sebagai contoh pada hasil kebun nanas di GGF. Daging buah nanas akan dikalengkan, sedangkan produk turunannya berupa kulit nanas akan menjadi pakan ternak, daging buah yang masih melekat di kulit nanas akan menjadi jus dan koktail. Sisa limbah cairnya akan menjadi biomassa yang bisa menjadi bahan bakar PLTU.
Lebih jauh lagi, Arief kembali menuturkan bahwa GGF masih memiliki beberapa mimpi untuk semakin memaksimalkan potensi GGF sebagai industri hijau. Seperti pemanfaatan effluent PLTU menjadi microalga dan pembuatan plastik ramah lingkungan atau bioplastik dari biomassa limbah cair di GGF.
Tak heran, dengan pemikiran futuristik serta semangat untuk memperoleh kebaikan alam lewat bisnis ramah lingkungan tersebut, menjadikan GGF pelopor Green Company pertama dengan produk yang menembus pasar dunia. Selain itu, hampir proses produksi di GGF dihasilkan tanpa limbah berbahaya yang dibuang ke alam. Suatu prestasi tersendiri bagi GGF sebagai industri hijau Indonesia yang telah mendunia.
Referensi :
1. Webinar Great Giant Foods Series 3
2. www.gunungsewu.com
3. Kemenperin Puslitbang IHLH
Posting Komentar