Assalamu'alaikum, Surabaya!
"Anak-anak, besok kalau sudah dewasa ingin jadi apa, nih?" Tanyaku pada satu kelas SD di Surabaya saat jadi relawan pengajar Kelas Inspirasi.
"Gamer, Kak!"
"Dokter"
"Youtuber!!!"
"Ilmuwan!!!!!"
"Selebgram!"
Jawaban mereka terdengar riuh dan gaduh, menunjukkan semangat mereka dalam bermimpi, karena mimpi adalah kunci untuk menaklukkan dunia kata Nidji. Namun, ada yang menarik dari beberapa jawaban anak-anak itu. Ada beberapa profesi yang dulu tidak ada, seperti gamer, youtuber, dll., jadi muncul di era industri 4.0 saat ini. Bahkan, diprediksi akan muncul lebih banyak profesi baru lagi yang berhubungan dengan industri teknologi dan kreatif di masa depan.
Pertanyaannya adalah, siapkah kita sebagai orang tua atau guru atau pendamping anak untuk mempersiapkan skill yang mumpuni agar bisa bersaing dengan teknologi di masa depan?
Di zaman masa kecilku dulu, dokter, polisi, dan guru adalah profesi favorit yang pasti disebut ketika anak kecil generasi 90 an ditanya, "nanti kalau sudah besar mau jadi apa?". Aku juga masih ingat jelas jawaban pertamaku saat ditanya seperti itu.
"Polwan!"
Suaraku terdengar mantab dan yakin saat itu. Padahal, aku sendiri juga tak tahu sebenarnya apa sih tugas polwan itu. Aku hanya sering melihat polwan dalam balutan seragam coklat saat itu. Seiring bertambahnya usia, jawabanku pun berubah jadi "dokter" atau "guru". Lagi-lagi, aku hanya tahu kedua profesi tersebut karena sering melihat mereka di sekitarku.
Ketiga profesi tersebut memang lebih mudah dilihat anak-anak kala itu, sehingga mereka lebih mudah memvisualisasikan menjadi cita-cita. Ditambah lagi, arus informasi serta teknologi masih belum berkembang pesat saat itu. Jadi pengetahuan akan jenis profesi juga jadi terbatas.
Puluhan tahun berlalu, aku pun sudah tumbuh dewasa. Zaman juga sudah berubah jauh dari zamanku dulu. Teknologi berkembang sangat pesat, disertai kebutuhan profesi yang makin bervariasi. Sekarang kalau anak kecil ditanya,"besok kalau sudah besar mau jadi apa?", jawabannya pasti sudah bermacam-macam. Tak melulu dokter, guru, dan polisi. Sebuah tantangan baru bagi anak era industri 4.0, dengan orang tua di era 90 an.
Persiapkan Anak Hadapi Tantangan Future Jobs
Di era industri teknologi dan kreatif ini, banyak sekali profesi baru yang muncul akibat kebutuhan era tersebut. Salah satu pengalaman menarik yang aku dapatkan saat jadi relawan pengajar adalah ada beberapa anak yang menjawab ingin jadi youtuber atau selebgram setelah dewasa nanti. Bukan satu atau dua orang, tapi beberapa. Ada juga yang menjawab ingin jadi gamer, digital illustrator, dan lain-lain.
Apakah jawaban mereka itu nyeleneh?
Tidak, jawaban anak-anak tersebut masih cukup wajar. Justru di era teknologi dan kreatif saat ini, profesi tersebut memang sedang berkembang dan mampu jadi pilar ekonomi Indonesia untuk masa depan. Bahkan, bisa jadi akan ada lagi banyak pilihan profesi baru dengan skill baru yang dibutuhkan di masa depan. Hal inilah yang sering jadi momok orang tua dari generasi 90 an yang punya anak di era pesatnya perkembangan ekonomi kreatif.
Aku pribadi sebagai orang tua dari generasi 90 an mulai was-was, apakah anakku bisa bersaing di masa depan nanti? Bisakah aku mengasah skill masa depan dengan gap zaman yang kita miliki? Mau tak mau pasti sebagai orang tua, aku wajib mempelajari soft skill untuk future job, agar nantinya aku bisa masuk ke dunia anakku, dan lebih mudah mengajari future-skill sesuai perkembangan zaman.
Rasa gelisah akan masa depan anak yang aku rasakan menuntunku untuk ikut webinar yang diadakan oleh ECOFUN Indonesia, dengan dukungan dari Maybank Foundation, ASEAN Foundation, Board Games ID, dan Arcanum Hobbies. Topik webinar tersebut adalah "Creative Economy Education through Game Based Learning (CREATONME)" atau bisa diartikan "Edukasi Ekonomi Kreatif lewat Pembelajaran Berbasis Permainan (CREATONME)".
Pembicara dalam webinar CREATONME |
Pembicara dalam webinar ini sangat luar biasa karena termasuk orang-orang yang punya concern untuk pemberdayaan pemuda (empowering youth) dengan future-skill :
- Annisa Arsyad (Direktur ECOFUN Indonesia)
- Syaifullah, SE., M.EC., Ph.D (Direktur Industri Kreatif Film, Televisi dan Animasi, Kemenparekraf RI)
- Dr. Yang Mee Eng (Direktur Eksekutif ASEAN Foundation)
- Khairudin Abdul Rahman (CEO Maybank Foundation)
- Septi Peni (Co-Founder Board Game Land, Founder Ibu Profesional)
- Galih Aristo (Konsultan Kreatif, Founder Arcanum Hobbies)
Dari keenam pembicara tersebut, ada beberapa pembicara yang profesinya sudah masuk di future jobs era teknologi dan kreatif. Sebagian besar pembahasan berkutat pada cara untuk mengasah, serta meningkatkan skill anak muda, empowering youth, untuk persaingan pekerjaan di masa depan.
Hal menarik dari webinar tersebut adalah CREATONME yang menunjukkan bahwa media edukasi berupa board game, ternyata memiliki dampak cukup signifikan dalam mengasah future-skill anak. Selain itu, board game edukasi merupakan bisnis yang menjanjikan dalam ekonomi kreatif. Tak lupa dijelaskan juga apa saja sih skill yang dibutuhkan anak di masa depan, berbagai profesi baru yang akan muncul, tantangan di era industri 4.0, serta gambaran bagaimana merancang board game untuk edukasi future-skill dan future jobs.
Yuk Kenalan Dulu dengan Ekonomi Kreatif
Apa itu ekonomi kreatif? Kenapa harus kenalan dulu dengannya? Hubungannya apa dengan skill dan pekerjaan masa depan?
Menurut Valentine Siagian, dkk, (2020), ekonomi kreatif adalah proses penciptaan, kegiatan produksi, serta distribusi barang atau jasa, yang membutuhkan kreativitas dan kemampuan intelektual dalam prosesnya. Di Indonesia sendiri, pertumbuhan sektor ekonomi kreatif sekitar 5,76 %, di atas pertumbuhan sektor listrik, gas dan air bersih, pertambangan dan penggalian, pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan, jasa-jasa dan industri pengolahan.
Kreativitas akan mendorong inovasi yang menciptakan nilai tambah lebih tinggi, dan pada saat yang bersamaan ramah lingkungan serta menguatkan citra dan identitas budaya bangsa (Sambutan Presiden Joko Widodo ketika membuka acara Temu Kreatif Nasional, 2015).
Ditambah lagi, sektor ekonomi kreatif ini paling berpotensi membuka lapangan kerja beserta profesi baru, sedangkan pelaku ekonomi kreatif akan jauh lebih siap menghadapi tantangan masa depan karena punya tiga karakteristik utama yang menjadi keunggulan mereka :
- Keterampilan kognitif yang tinggi untuk selalu mencari orisinalitas serta gagasan bisnis baru
- Pemahaman terhadap teknologi, serta cakap dalam menggabungkan atau menguasai teknologi terbaru
- Karakter komunitas kreatif
Future-skill di Era Industri 4.0
Di puncak revolusi industri 4.0, critical thinking dan problem-solving menempati urutan teratas daftar future-skill yang diprediksi akan dibutuhkan jelang 2025, selain kreativitas dan fleksibilitas. Dua keterampilan ini secara konsisten berada di urutan puncak daftar skill yang dibutuhkan untuk masa depan, sejak WEF (World Economic Forum) merilis laporan perdana pada tahun 2016.
WEF juga memprediksi 85 juta pekerjaan akan tergeser oleh teknologi di tahun 2025. Peran manusia akan segera tergantikan seiring meningkatnya digitalisasi. Siapa yang masih menggunakan cara konvensional, akan kalah dan terlempar jauh. Sangat menarik karena akan timbul pertanyaan lagi, "kalau peran manusia tergantikan oleh teknologi, apakah fungsi eksistensi manusia itu sendiri?"
Satu-satunya yang bisa mengontrol teknologi adalah kreativitas manusia (Syaifullah SE., M.EC., Ph.D)
Jangan khawatir, menurut bapak Syaifullah dalam webinar CREATONME, kreativitas dan inovasi adalah kunci utama peran manusia di masa depan dalam mengontrol atau mengembangkan teknologi. Dari sini sudah ada bayangan bagaimana pentingnya selalu update skill serta pengetahuan agar kreativitas dan inovasi selalu terasah. Selain itu, memahami keterampilan yang dibutuhkan di masa depan juga penting agar kita beserta anak cucu siap bersaing di era industri 4.0.
Daftar Future-skill untuk Masa Depan
WEF, sebagai rujukan hampir seluruh dunia, merumuskan 10 skill yang paling dibutuhkan dunia kerja di tahun 2025:
- Analytical thinking and innovation
- Active learning and learning strategies
- Complex problem-solving
- Critical thinking and analysis
- Creativity, originality and initiative
- Leadership and social influence
- Technology use, monitoring and control
- Technology design and programming
- Resilience, stress tolerance and flexibility
- Reasoning, problem-solving and ideation
Profesi Baru di Era Teknologi dan Kreatif
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh World Economic Forum pada tahun 2020, berikut adalah profesi masa depan yang akan muncul di tahun 2025:
- Data analyst dan data scientist
- Artificial intelligence (AI) and machine learning specialist
- Big Data Specialist
- Digital marketing and strategy specialist
- Process automation specialist
- Business development professionals
- Digital transformation specialist
- Information security analyst
- Software and application developer
- Internet of things specialist
Cara Tingkatkan Skill Profesi Masa Depan
Bagaimana? Sudah ada gambaran dari penjelasan mulai dari ekonomi kreatif, keterampilan masa depan, hingga profesi di masa depan? Bagiku kondisi saat ini sangat jauh berbeda dengan apa yang aku pelajari dan alami di era sebelumnya. Agak sedikit mengkhawatirkan tentang bagaimana caraku untuk mempersiapkan anak sejak dini agar bisa bersaing di masa depan. Dari segi kurikulum pendidikan dan skill yang dulu aku pelajari saja sudah berbeda jauh. Lantas, bagaimana langkah-langkah yang harus disiapkan untuk anak?
Cara meningkatkan skill untuk profesi masa depan; Desain : Canva |
1. Upgrade Soft-skill
Saat ini banyak sekali lembaga yang menyelenggarakan pelatihan gratis untuk skill masa depan seperti coding, desain, blogging, dan lain-lain. Bahkan pemerintah lewat KEMENPAREKRAF juga turut andil mendukung warga Indonesia yang ingin meningkatkan skill masa depan di dunia teknologi-kreatif lewat pendanaan, pembiayaan, serta pelatihan gratis untuk coding, software, dan game design.
Sebagai orang tua, kita juga bisa turut upgrade skill atau memfasilitasi anak untuk turut serta dalam program pelatihan skill masa depan secara gratis. Bisa juga kita menanamkan beberapa skill masa depan yang urgensitasnya tinggi sejak usia dini seperti critical thinking dan problem-solving. Kalau aku pribadi sudah mulai menanamkan kedua future-skill ini sejak anakku berusia 1 tahun. Caranya sesuaikan saja dengan kebutuhan tumbuh-kembang anak sesuai usia.
Misalkan saja di usia 1 tahun, aku memberikan masalah untuk anakku lewat permainan "membebaskan mainan dari ikatan pita". Jadi aku sengaja mengikat mainannya ke dalam sebuah wadah yang sudah aku beri lilitan pita. Tugas anak adalah membebaskan mainannya, untuk menyelesaikan masalah tersebut (problem-solving).
2. Program Pemberdayaan Pemuda (Empowering Youth) dari ASEAN Foundation dan Maybank Foundation
Selain KEMENPAREKRAF, ada juga dari ASEAN Foundation dan Maybank Foundation yang punya banyak sekali program pemberdayaan pemuda (empowering youth) untuk meningkatkan future-skill anak muda dalam menghadapi permintaan dalam future jobs.
Beberapa program pemberdayaan pemuda yang dilakukan oleh ASEAN Foundation adalah pemberian beasiswa dan internship ke luar negeri untuk pelajar, jobfair, dan online job information centre. Bisa juga kunjungi laman resmi ASEAN Foundation untuk informasi lebih lengkap di sini. Selaras dengan ASEAN Foundation, Maybank Foundation juga punya banyak sekali program pemberdayaan pemuda lewat beasiswa dan pelatihan yang bisa dilihat di laman resmi Maybank Foundation.
3. Game Based Learning dari Program CREATONME.
Permainan berbasis pembelajaran ternyata mampu mengasah serta meningkatkan skill masa depan bagi anak. Berdasarkan hasil evaluasi program CREATONME, pembelajaran serta pembuatan permainan berupa board game edukasi dapat meningkatkan rasa percaya diri dan mengasah skill masa depan anak (critical thinking, problem-solving, leadership, social influence, and creativity). Peningkatan rasa percaya diri ini, dipercaya Annisa Arsyad (direktur ECOFUN Indonesia) adalah aspek penting dalam membangun skill masa depan anak.
Board Game Edukasi Asah Future-skill Anak
Board game merupakan permainan yang menggunakan papan sebagai dasar permainannya. Namun, penggunaan kata board game juga sering digunakan sebagai sinonim dari kata tabletop game atau permaianan atas-meja yang mengacu pada semua permainan yang dapat dimainkan diatas meja, termasuk card game, dice game, dan roleplaying game (Woods, 2012). Hampir semua permainan board game mengajak pemainnya untuk berpikir kreatif, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan secara tepat. Sesuai dengan skill yang dibutuhkan di masa depan, bukan?
Selain itu, tiap pengambilan keputusan dalam permainan akan punya dampak dan akibat, sehingga memberikan stimulus simulasi keadaan kepada pemainnya. Oleh karena itu, board game edukasi bisa jadi media pembelajaran efektif untuk mengasah keterampilan masa depan anak.
Berikut beberapa contoh board game edukasi hasil cipta karya peserta dari program CREATONME, yang bisa dijadikan gambaran bagaimana board game edukasi bisa mengasah future-skill anak.
WORKA
WORKA adalah board game edukasi yang mengambil topik future jobs. Permainan ini mengajarkan bagaimana menyediakan job market sesuai industri serta mengenalkan future jobs kepada pemain. Game board ini untuk usia 13 tahun ke atas.
Ijime
Ijime diambil dari bahasa jepang yang artinya bullying. Permainan ini ditujukan untuk siswa SMP-SMA dengan memberikan studi kasus dan mengelompokkannya ke dalam berbagai jenis bullying.
Water Trip
Isu yang diambil di dalam board game ini adalah air dan sanitasi di skala ASEAN. Tak dapat dipungkiri, masalah air saat ini juga jadi sorotan dunia. Para pemain diajak untuk mengetahui bagaimana instalasi bangunan terkait air. Dibutuhkan skill komunikasi, problem-solving, dan critical thinking di dalam board game Water Trip.
Nusantara Treasure Hunt
Board game Nusantara Treasure Hunt dibuat untuk mengetahui berbagai budaya di Indonesia dan menekankan tentang pendidikan karakter.
Program, Komunitas dan Bisnis Board Game Edukasi
Di Indonesia, sudah ada berbagai program, komunitas, bahkan bisnis board game yang digunakan sebagai sarana edukasi tentang banyak hal seperti skill masa depan, kampanye sosial, lingkungan, dan lain-lain.
ECOFUN Indonesia
ECOFUN Indonesia merupakan perusahaan sosial yang sudah memenangkan penghargaan internasional dalam bidang pendidikan lingkungan dan komunikasi sains lewat gamifikasi. Misi ECOFUN Indonesia adalah menyebarkan pengetahuan beserta tindakan positif disertai nilai lingkungan-sosial yang kuat, melalui pembelajaran kreatif dan permainan interaktif (ecofun.id, diakses Januari 2022).
Salah satu produk ECOFUN Indonesia adalah Ecofunopoly, board game edukasi bertajuk lingkungan. Pemain akan paham berapa jejak karbon yang dihasilkan dari kehidupan sehari-hari. Jejak karbon inilah penyebab utama terjadinya pemanasan global. Diharapkan board game tersebut dapat mengasah ide kreatif, serta kemampuan untuk menyelesaian masalah terkait lingkungan dari pemain Ecofunopoly.
CREATONME
ECOFUN Indonesia memiliki program bernama CREATONME, yang merupakan program pemberdayaan pemuda untuk mempromosikan growth mindset dan kemampuan kreatif dalam mendukung edukasi tentang ekonomi kreatif. Pada webinar CREATONME (15/01) lalu, para peserta serta relawan CREATONME berhasil melakukan gamifikasi beberapa isu dalam SDG's menjadi board game edukasi yang siap dipasarkan secara lokal maupun internasional.
Arcanum Hobbies
Masih bingung tentang bagaimana sih cara bermain board game? Atau bagaimana agar anak punya akses bermain board game bersama teman baru untuk mengembangkan future-skill? Tenang, ternyata di Indonesia ini ada komunitas board games loh. Arcanum Hobbies adalah salah satu komunitas bermain board games yang kini telah berkembang menjadi toko fisik di daerah Kuningan, Jakarta Selatan. Galih Aristo selaku founder Arcanum Hobbies menggunakan board game untuk kampanye sosial tentang korupsi dengan cara fun kepada anak muda. Selain itu juga banyak board game dengan tema lain di komunitas tersebut.
Board Game Land
Board Game Land merupakan arena para keluarga penggiat dan pecinta boardgame untuk berdiskusi, berkreasi, dan berkarya tentang board game. Septi Peni, selaku Co-founder Board Game Land, mengatakan bahwa Board Game Land ini dibuat untuk mengembangkan konsep game-based learning yang bisa mengasah keterampilan masa depan anak.
Tips Merancang Board Game Edukasi Anak
Sebagai orang tua, kita juga bisa turut merancang board game sendiri di rumah untuk anak. Ada beberapa tips yang aku rangkum dari webinar CREATONME tentang board game.
Persiapan
- Tentukan future-skill mana yang akan dimasukkan ke dalam konsep bermain board game
- Tentukan target usia pemain board game
- Cari tema tentang isu dunia di masa depan, misalkan future jobs
Konsep permainan
Jadikan isu yang akan diangkat jadi sebuah cerita. Jangan seperti memindahkan materi ke dalam permainan. Contohnya, aku ingin memasukkan isu era industri 4.0 ke dalam permainan. Aku akan membuat dulu sebuah cerita tentang orang yang kehilangan pekerjaan dan berusaha mendapatkan pekerjaan kembali dengan upgrade skill masa depan agar bisa bertahan hidup. Jangan sekali-kali membuat permainan seperti menghafal.
Tentukan Aturan, Sebab, dan Akibat
Rancang sebuah aturan dalam permainan, beserta sebab-akibat yang ditimbulkan saat mengambil langkah tertentu.
Rancang Desain Board Game
Pada tahap ini bisa menggunakan jasa illustrator design profesional jika ingin dikomersialkan atau bisa juga menggunakan bahan-bahan yang ada di rumah jika penggunaannya hanya dalam skala rumahan.
Kesimpulan
Pembahasan tentang future-skill beserta future jobs memang tidak akan ada habisnya jika dibahas. Dunia terus berkembang maju, sedangkan yang tidak ingin maju akan tertinggal begitu saja. Anak muda merupakan generasi yang perlu diberikan banyak edukasi terkait hal tersebut. Orang tua pun sebenarnya juga perlu diberi edukasi agar pendidikan rumah tangga yang diberikan kepada anak mengikuti perkembangan zaman.
Namun, di era industri 4.0 yang kental dengan teknologi dan kreativitas ini, banyak sekali lembaga yang memberikan edukasi maupun empowering kepada pemuda. Sebut saja ECOFUN Indonesia, CREATONME, ASEAN Foundation, Maybank Foundation, bahkan Pemerintah Indonesia sendiri. Diharapkan dengan adanya berbagai program edukasi, masyarakat Indonesia bisa teredukasi lebih baik lagi untuk menyambut era industri 4.0.
Referensi
ECOFUN Indonesia. (2021). CREATONME : Online Training of Trainers. http://ecofun.id/creatonme-online-training-of-trainers/ . Diakses Januari 2021.
Siagian, Valentine, dkk. (2020). Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Yayasan Kita Menulis : Medan.
Webinar CREATONME. (2021). Creative Economy Education through Game Based Learning (CREATONME). YouTube Ecofun Indonesia. https://youtu.be/rOY8n7SZtbY . Diakses Januari 2021.
WEF. (2020). The Future of Jobs Report 2020. https://www.weforum.org/reports/the-future-of-jobs-report-2020 . Diakses Januari 2021.
Woods, S. (2012). EUROGAMES: The Design, Culture and Play of Modern European Board Games.
24 komentar
Memang saat ini profesi baru yang dulu sama sekali tidak ada, bahkan disekolah pun tidak diajarkan materinya, tapi dijaman sekarang malah cepat sukses dan kaya. Karena perubahan era teknologi yang semakin canggih. Memang benar kalau ada kalimat yang mengatakan "Jika kita tidak mengikuti perkembangan jaman, maka kita akan stuck dalam dunia kita". Tapi itu tidak semuanya.
Waktu kecil memang cita-cita favorit yang sering diucapkan anak-anak adalah menjadi seorang dokter, polisi, tentara, pilot, dan seterusnya. Namun untuk sekarang sudah sangat jauh berbeda.
Seiring perkembangan jaman dan bertambahnya usia, cita-cita saya saja sering kali berubah. Waktu kecil memang pengen seperti diatas, giliran sudah SD liat orang sukses ini pengen. Waktu SMP juga sudah beda lagi. SMA juga beda lagi.
Setelah saya pertimbangkan semuanya, ternyata saya jatuh hatinya sama blogging. Karena dari SMA hampir tiap hari 24 jam berada dalam dunia blog. Sampai sekarang pun masih ngeblog karena ingat dengan perjuanganku waktu SMA yang tidak mungkin saya lupakan begitu saja. Sayang juga ilmunya. Kalau kita bisa mendapatkan penghasilan dari blog, kenapa tidak. Itu semua pilihan kita mau memilih jalan kemana.
Wah, saya malah curhat panjang nih. Maapin kak!
Kayaknya seru banget bisa belajar dambil main game. Gak ada alesan buat males ke sekolah hihi
Btw keren yah program create on me, emang penting banget lho boardgames edukatif kek gini untuk merangsang kreativitas anak.
saya adalah salah satu ibu yang masih harus banyak belajar menggamifikasikan pendidikan anak. Di tengah padatnya pekerjaan di luar, pulang sering tinggal capeknya. Yes, kalau sudah begitu, mengatur mimik wajah ceria aja susah, apalagi membuat board game..😂
sepertinya memang harus merubah mindset dulu ini seperti ibu septi..PR besar ini..😅
bikin orang jadi tahu gimana seru dan pentingnya board game. salam kenal ya mbak.
salam blogger dan salam hoki
iya aku pun jadi khawatir sama zamannya adekku nanti gimana kalo udh gede? rada-rada was-was kalo nggak bisa bekalin dia skill digital
tapi emang program Creatonme ini keliatan menarik sih. bisa main sambil belajar gitu kan 😁