Detik-detik menjelang siklus menstruasi adalah hal yang paling menyebalkan dalam hidupku. Bagaimana tidak, sebab jerawat hormonal akan selalu muncul di bagian wajah tertentu. Meskipun sifatnya hanya sementara, tapi cukup membuat tangan ini gatal untuk segera memencet, lalu memusnahkannya dari wajah.
Namun, aku tahan karena hal itu akan memperparah kondisi jerawat hormonal di wajah. Ada beberapa cara yang bisa digunakan untuk mengatasi jerawat hormonal. Sebelumya, kenalan dulu, yuk, dengan jerawat hormonal karena penanganannya tentu berbeda dengan jerawat non hormonal.
Jerawat Hormonal
Pada intinya jerawat hormonal adalah jerawat yang muncul akibat adanya ketidakseimbangan hormon seperti antara hormon androgen, estrogen, dan progesteron. Ketika hormon androgen diproduksi lebih tinggi daripada estrogen atau progesteron, hal itu memicu produksi sebum (minyak alami kulit) berlebih. Produksi sebum berlebih dapat menyumbat pori-pori kulit, sehingga jadi sasaran empuk bakteri penyebab jerawat untuk tumbuh. Selain itu, ternyata hormon kortisol yang muncul akibat stress juga jadi salah satu penyebab sebum bisa diproduksi berlebihan.
Menurut seorang ahli kecantikan seperti Dr. Anjali yang juga dokter di Skin55 dan pengarang buku The Skincare Bible, perubahan hormonal yang terjadi dalam fase hidup seperti pubertas, menstruasi, kehamilan, dan menopause dapat mendatangkan masalah kulit seperti jerawat. Kalau aku pribadi jerawat hormonal sering muncul detik-detik jelang menstruasi.
Ciri Jerawat Hormonal
Ada beberapa ciri khas yang membuat jerawat hormonal bisa dikenali dengan mudah. Dilansir dari The Asian Parents, ciri-ciri jerawat hormonal sudah aku rangkum jadi beberapa poin seperti berikut:
1. Muncul di area pipi, dagu, dan rahang
Jerawat hormonal biasanya akan muncul di daerah wajah yang sama, seperti area pipi, dagu, dan rahang. Tingkat sebum di area tersebut lebih tinggi daripada area wajah lainnya, sehingga jerawat hormonal lebih sering muncul di area tersebut.
Jerawat Hormonal (sumber: Canva) |
2. Biasanya mulai muncul di usia remaja
Pada usia remaja atau mulai usia 20-an diketahui sebagai usia saat perubahan hormon paling aktif terjadi dan rawan terjadi jerawat hormonal. Namun, jerawat hormonal masih bisa terjadi pada rentang usia 20-49 tahun berdasarkan American Academy of Dermatology.
3. Bisa berbentuk komedo atau kistik
Biasanya jerawat hormonal berbentuk kistik, yaitu benjolan berwarna merah, terasa sakit, dan berada di bawah permukaan kulit. Namun, ada juga beberapa jerawat hormonal yang muncul dalam bentuk komedo putih (whitehead) atau hitam (blackhead).
Cara Mengatasi Jerawat Hormonal
Setelah mengetahui ciri-ciri jerawat hormonal, berikut cara mengatasi jerawat hormonal baik dari dalam tubuh maupun penggunaan obat luar:
1. Atur pola makan
Makanan bisa jadi salah satu penyebab jerawat adalah makanan yang kita konsumsi. Jenis makanan seperti cokelat atau makanan cepat saji ternyata mampu meningkatkan produksi hormon pemicu sebum pada kulit.
Mengatur pola makan dengan gizi seimbang bisa digunakan untuk mengatasi jerawat hormonal. Perbanyak sayur dan buah karena mengandung omega 3 yang dapat membantu mengatasi reaksi inflamasi pada kulit berjerawat.
2. Istirahat dan olahraga yang cukup
Salah satu ahli gizi holistik, Kimberly Synder, mengatakan bahwa istirahat yang cukup bisa mengurangi stress serta membuat hormon dalam tubuh berfungsi dengan baik, sehingga jerawat hormonal bisa berkurang.
Selain istirahat cukup, olahraga juga bisa jadi jurus untuk mengatasi jerawat hormonal. Olahraga teratur bisa melancarkan peredaran darah, sehingga bermanfaat untuk memelihara sel-sel kulit serta menjaganya tetap sehat.
Tea tree oil atau minyak pohon teh (sumber: pinterest) |
3. Oleskan Tea Tree Oil
Kandungan Terpinen-4-ol dalam tea tree oil dipercaya mampu mengurangi bakteri penyebab jerawat pada kulit dan mengurangi peradangan yang terjadi akibat jerawat hormonal. Kalau membeli minyak pohon teh dalam bentuk minyak esensial, jangan lupa mencampurkannya dulu dengan minyak carrier seperti minyak zaitun, minyak almond, dll., sebelum dioles pada jerawat.
4. Konsumsi obat tertentu
Jika jerawat hormonal tak kunjung reda, bisa coba terapi anti-androgen, yaitu terapi menggunakan obat yang bisa mengurangi efek hormon androgen. Terapi ini bisa kembali menyeimbangkan hormon dalam tubuh. Salah satu obat terapi hormon yang dikenal ampuh dalam mengontrol jerawat hormonal adalah pil KB. Namun, tetap harus konsultasi ke dokter kulit dulu.
Referensi
https://www.larocheposay.co.id/id-id/article/kapan-jerawat-hormonal-muncul-dan-cara-mengatasinya
https://www.apothecopharmacy.com/blog/what-is-hormonal-acne-hormonal-acne-treatment/
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5015761/
https://www.aad.org/public/diseases/acne/really-acne/adult-acne
Posting Komentar