Anakku awalnya baik-baik saja. Makan lahap, tidak pilih-pilih makanan, dan jarang tantrum. Namun, semuanya berubah saat negara api (baca: GTM parah) menyerang."
"Nggak bisa, nggak bisa! Kamu udah bangunin reog, Nak!" Gerutuku dalam hati sambil tarik napas dalam-dalam agar reog nya nggak keluar.
Si kecil sedang GTM parah. Benar-benar melakukan Gerakan Tutup Mulut dalam arti yang sebenarnya. Bahkan, tidak ada makanan yang masuk sama sekali dari pagi sampai siang.
Si kecil sering tidak menunjukkan tanda-tanda lapar seperti biasanya. Semua makanan favoritnya pun ditolak mentah-mentah dan berakhir dengan tantrum. Benar-benar hari yang melelahkan.
Saat itu adalah masa-masa GTM terparah selama 2 tahun aku menjadi seorang ibu. Emosi rasanya campur aduk, sudah di ujung tanduk hingga rasanya ingin meledak. Energi pun rasanya ikut terkuras sampai titik terakhir.
Namun, Alhamdulillah masa itu berhasil terlewati dengan susah payah. Bonus berat badanku yang ikutan turun tanpa program diet yang selalu jadi wacana. Beginilah pengalamanku mengatasi anak GTM parah atas izin kuasa Allah SWT. Semoga bisa jadi pelajaran sekaligus solusi bermanfaat bagai ibu-ibu di seluruh Indonesia yang anaknya sedang mengalami fase GTM parah.
Fase GTM Terparah Sampai Serumah Ikut Tantrum
Andai seorang ibu bisa resign, mungkin saat ini aku sudah resign, dan memilih untuk jadi umbi-umbian saja."
Tenang saja, itu semua hanya imajinasi liar belaka yang kadang suka keluar kalau hati sedang gegana alias gelisah, galau, dan merasa perkara anak GTM. Menjadi ibu adalah pilihan dari Allah SWT. Mana mungkin makhluk remahan rengginang sepertiku berani melawan ketentuan Allah SWT.
Jujur, GTM kali ini adalah GTM yang menurutku terparah dari sebelum-sebelumnya. Pernah dalam sehari anakku hanya makan sekali saja. Gimana nggak potek hati seorang mamak yang anaknya tiba-tiba begitu. Bahkan, seisi rumah jadi ikutan tantrum karena si kecil mogok makan.
Bermula dari Sembelit
Kalau diingat-ingat, si kecil mulai susah makan setelah sembelit. Aku sudah memberikan banyak buah, air, dan probiotik, tapi si kecil tetap susah makan. Puncaknya saat si kecil mulai menolak suapan pertama, padahal itu makanan kesukaan si kecil. Dari situ GTM bocil semakin menjadi.
Drama Tantrum Ibu dan Anak 2 Generasi
Selain mengalami masa GTM, si kecl juga mengalami minggu-minggu dengan mood yang sangat jelek. Gampang menangis, mudah rewel, mudah tantrum, pokoknya semua serba salah di mata si kecil.
Hal ini membuatku juga ikutan tantrum. Si kecil nangis, aku pun ikut menangis. Kadang ibuku juga ikutan sedih karena cucunya lagi mogok makan. Tak jarang aku dan ibu juga sering bertengkar karena beda pendapat saat anak GTM dan tantrum.
Suami Jadi Target Empuk Pelampiasan Emosi
Kalau anak dan ibu sudah tantrum, biasanya yang jadi target selanjutnya untuk menumpahkan emosi adalah suami tercinta. Hal ini yang akhirnya menyebabkan satu rumah ikutan tantrum perkara si kecil GTM parah. Menggemaskan sekali, bukan?
Berat Badan Si Kecil Turun 1 kg
Satu hal lagi yang membuatku semakin stress adala berat badannya sampai turun 1 kg gara-gara GTM para ini. Gimana jiwa emak-emak ini tidak tersayat ketika mendapati BB anak turun dan tentunya mendapat omelan dari ibu-ibu posyandu yang kadang suka membuat kuping panas.
Fase Muhasabah Diri dan Observasi
Hal pertama yang aku lakukan ketika anak GTM adalah memperbaiki feeding rules. Setelah itu aku akan muhasabah diri dan observasi. Pada fase ini memang tidak bisa selesai dalam 1 atau 2 hari. Biasanya butuh 1-2 minggu untuk observasi sekaligus memohon pertolongan dari Allah SWT.
Berdoa dan Berpasrah Kepada Allah
Aku punya prinsip untuk selalu mengingat Allah SWT terlebih dahulu sebelum ikhtiar ke dokter, kecuali jika kondisi sudah darurat. Aku meyakini tempat pertama yang harus diketuk terlebih dahulu sebelum meminta bantuan kepada sesama manusia adalah Allah SWT.
Doa yang aku panjatkan kurang lebih doa mohon ampun atas kesalahan sebagai orang tua dan kesalahan ke orang lain yang mungkin disengaja atau tidak. Setelah itu berpasrah diri sambil memohon limpahan rezeki dan karunia-Nya untuk anak.
Melakukan Observasi
Saat melakukan observasi harus sabar. Biasanga butuh waktu 1-2 minggu untuk menemukan penyebab anak GTM. Selama masa observasu bisa coba beberapa variasi makan seperti menawarkan karbohidrat lain selain nasi, menerapkan metode BLW, mengganti jam makan, menyesuaikan mood anak, variasi menu baru, dan lain sebagainya.
Hipotesis Hasil Observasi
Setelah melakukan observasi atau pengamatan yang cukup menguras emosi jiwa dan raga. Beberapa hal yang aku curigai sebagai penyebab si kecil mogok makan adalah sebagai berikut.
1. Cuaca Panas
Akhir-akhir ini cuaca di Surabaya memang panasnya bak gurun Sahara. Setiap makan siang, si kecil selalu menolak dan memilih untuk minum susu atau ngemil buah.
Sebagai Ibu yang merasa bahwa ngemil masih sangat kurang untuk kebutuhan kalori harian, tentunya aku tetap memaksa si kecil untuk makan siang. Namun, hasilnya si kecil malah tantrum, mamak pun makin puyeng, dan rasanya ingin segera berubah jadi rerumputan saja.
2. Kurang Perhatian
Selama fase GTM parah, mood si kecil juga sering rusak parah dari pagi sampai malam. Entah apa sebabnya, hingga akhirnya aku menyadari kalau si kecil kurang perhatian dan kurang piknik di luar rumah.
Job di blog saat itu memang sedang ramai-ramainya. Kadang aku hanya mengajak main si kecil di dalam rumah saja. Padahal jiwa petualangan si kecil ini luar biasa besar. Mungkin si kecil merasa terkekang dan mempengaruhi mood yang gampang sekali ambyar seperti hatiku yang dulu #eh.
3. Ingin Coba Tekstur Makanan Baru
Sejak usia satu tahun, si kecil suka sekali makanan berkuah seperti soto, rawon, gulai, sayur sop, dll. Saat GTM parah, tiba-tiba dia menolak semua makanan berkuah kesukaannya itu. Dia jadi lebih suka makan buah, biskuit, dan camilan kering lainnya.
Aku pun menduga bahwa si kecil sedang ingin mencoba tekstur makanan yang baru. Sama seperti orang dewasa yang ada kalanya ingin makan seblak, kadang nasi goreng, kadang sushi, atau makanan lainnya.
4. Ingin Eksplorasi Makanan
Membiarkan anak makan sendiri adalah hak anak yang harus dipenuhi oleh orang tua." (Canun Kamil dan Fufu Elmart)
Begitu sebuah judul postingan dari pasangan hits owner Sakeena Publishing yang sukses menamparku sebagai seorang ibu yang kurang sabar, kurang suka anak belepotan saat makan, dan lebih suka mendulang demi kewarasan. Ya. Si kecil sepertinya sedang berontak karena ingin makan sendiri. Sebab, saat ngemil aku sering membiarkannya makan sendiri dan dia terlihat sangat menikmati saat makan sendiri. Dari sini aku mulai berpikir, "apa saat makan utama dia juga ingin makan sendiri ya?"
Hal yang Aku Lakukan untuk Mengatasi Anak GTM Parah
Langkah selanjutnya setelah observasi adalah mencoba beberapa hal untuk diterapkan ke anak selama GTM. Beberapa hal yang aku terapkan berdasarkan breakdown hasil observasi dan diskusi dengan suami.
Memberikan Air Doa
Banyak yang salah kaprah kalau air doa atau air ruqyah hanya diberikan kepada orang yang kesurupan. Padahal, air doa atau ruqyah bisa juga digunakan sehari-hari untuk meminimalisir hal negatif yang ada di dalam diri. Jadi, harapannya air doa ini bisa jadi perantara pertolongan dari Allah SWT untuk si kecil.
Turunkan Ekspektasi, Allah SWT Sedang Mengajari Kita untuk Lebih Bersyukur Lagi
Lower your expectation! Jangan terlalu berharap anak akan langsung makan banyak. Syukuri apa pun yang sudah masuk ke dalam perut anak. Masalah berat badan, gizi, atau nutrisi bisa dikejar setelah anak sudah tidak GTM.
Di masa si kecil GTM parah aku merasakan sekali seperti sedang ditegur oleh Allah SWT. Mungkin selama ini aku banyak mengeluh tentang ini dan itu, lupa bersyukur untuk hal sesederhana anak tidak rewel makan. Jadi, di sini aku banyak belajar tentang arti bersyukur untuk hal-hal kecil.
Memberikan Madu, Obat yang selalu Disebut dalam Al Qur'an
Kadang saat datang masalah yang tak sesuai dengan logika, jalan keluar terbaik sudah disiapkan oleh Allah SWT di dalam Al-Qur’an.”
Entah kenapa, di dalam kecamuk pikiranku terlintas ide untuk memberikan madu kepada si kecil. Saat itu aku hanya berpikir bahwa madu itu obat yang disebutkan dalam Al-Qur’an, terutama surat An-Nahl ayat 68-69. Praktisi pengobatan sunnah islam, dr. Zaidul Akbar juga selalu memasukkan madu dalam resep pengobatannya.
Aku mulai rutin meminumkan air madu kepada si kecil setiap pagi sebelum makan. Alhamdulillah si kecil suka dan tak rewel saat minum air madu. Setelah beberapa kali menerapkan ini, perlahan nafsu makan si kecil mulai kembali atas izin Allah SWT.
Mengurangi Job dan Memperbaiki Bonding dengan Anak
Setelah menyadari bahwa si kecil ini kurang perhatian, aku berusaha mengurangi job, dan memberikan waktu sepenuhnya untuk si kecil. Aku berusaha mempererat kembali bonding dengan anak lewat bermain bersama, berdialog, dan membacakan buku untuknya.
Membuat Piring Makan Jadi Galaksi
Si kecil sangat tertarik sekali dengan galaksi. Dia suka dengan mainan, buku, atau tontonan tentang planet. Dari sini, muncul ide untuk membuat isi piring si kecil jadi galaksi. Aku membuat bulatan nasi mirip planet dan matahari. Alhamdulillah, si kecil tertarik dan mau memakan bulatan nasi berisi lauk-pauk yang sudah aku buat.
Membiarkan Si Kecil Eksplorasi Makanan
Selain membuat isi piring si kecil jadi galaksi, aku juga membiarkannya eksplorasi makanan dengan tangannya, lalu membiarkannya makan sendiri mirip metode BLW. Tak apa-apa rumah kotor, nanti bisa aku sapu lagi. Alhamdulillah si kecil juga sedikit demi sedikit mau makan dengan sendirinya.
Alhamdulillah, Atas Izin Allah SWT Fase GTM Parah itu Berlalu
MasyaAllah tabarakAllah, setelah semuanya si kecil kembali doyan makan seperti sedia kala. Fase GTM yang menguras emosi dan energi itu pun berlalu.
Aku masih rutin memberikan air madu setiap pagi hari. Berat badan si kecil juga perlahan naik seperti sedia kala. Alhamdulillah, semua usaha ini tak akan berhasil tanpa izin dari Allah SWT.
Tetap semangat para ibu yang mungkin masih perang dengan GTM anak. Bisa coba caraku untuk mengatasi anak GTM parah. Semoga Allah SWT mudahkan untuk membersamai anak agar mau makan kembali. Aamiin aamiin ya rabbal alamin.
8 komentar
Makanya perlu memang dianalisa, karena banyak faktor juga. termasuk cuaca, sampai si kecil ingin mencoba makanan baru.
Dari artikel ini Teddy jadi banyak tahu tentang mengatasi anak dikala GTM. Terima Kasih Kak.
untuk anak yang gak mau sendiri memang salah satu cara ampuh untuk atasinnya adalah dengan membuat menu makanan baru yang benar-benar menggiurkan..
Dulu juga pernah ngalamin ini, dalam artian saya pelaku GTMnya, dan ibu saya berikan menu makanan baru yang jarang terlihat. Hasilnya langsung nambah makan berkali-kali
Jadi pelajaran untuk kita sebagai orang tua untuk belajar lagi tentang ilmu parenting, termasuk dalam menghadapi GTM pada anak.
terima kasih Mbak Anggi untuk sharing dan ilmunya