Bagi warga Surabaya sepertiku, bulan November identik dengan tema sejarah dan kepahlawanan. Kalau kata Bung Karno, "bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan sejarahnya sendiri". Hal ini juga berlaku bagi muslim sepertiku terkait sejarah yang sudah ditulis oleh Allah SWT secara indah nan penuh hikmah di dalam Al-Qur'an.
Salah satunya adalah cerita tentang pemuda yang tertidur dalam goa selama ratusan tahun atau disebut Ashabul Kahfi. Mungkin sudah banyak yang mendengar cerita tentang Ashabul Kahfi. Akan tetapi, ada beberapa hal menakjubkan terkait ilmu sains yang Allah SWT tunjukkan dalam cerita tersebut. Penasaran apa saja fakta sains dibalik cerita para pemuda yang tertidur selama ratusan tahun, lantas bisa bangun dengan tubuh utuh dan sehat wal afiat?
Cerita Pemuda yang Tidur Ratusan Tahun di Goa
Cerita Ashabul Kahfi ini ada dalam surah Al-Kahfi ayat 9-27. Pemuda-pemuda yang ada dalam surah Al-Kahfi hidup di zaman penguasa zalim. Penguasa tersebut akan membunuh penduduk yang tak menyembah apa yang ia sembah.
Para pemuda tersebut sudah menyatakan ikrar akan beriman kepada Sang Pencipta mereka, Allah SWT. Namun, mereka memilih untuk hijrah dan mencari persembunyian agar terhindar dari kekejaman sang penguasa dan tibalah mereka di sebuah goa yang ada di suatu gunung.
Di sana mereka bersembunyi dalam keadaan takut sambil terus berdoa, meminta limpahan kasih sayang dari Allah SWT agar terhindar dari kekejaman penguasa yang ingin menghancurkan iman mereka. Doa yang mereka ucapkan pun ada dalam Al-Kahfi ayat 10.
Setelah menjalani ikhtiar melarikan diri, bersembunyi dalam goa, dan berdoa, Allah SWT pun memberi mereka nikmat tidur di tengah rasa takut yang masih mereka rasakan.
Setelah beratus-ratus tahun para pemuda itu tertidur, Allah SWT pun membangunkan mereka di suatu zaman yang sudah berganti penguasanya. Para pemuda itu mengira hanya tertidur selama 1 atau 2 hari. Mereka pun sepakat mencari makan di pasar terdekat. Di sinilah mereka dibuat terkejut karena mata uang dari zaman ratusan tahun lalu yang masih mereka pegang sudah tidak berlaku.
Para pedagang di pasar itu pun memberi tahu para pemuda itu bahwa mereka ada di zaman 309 tahun sebelum zaman mereka hidup. Barulah mereka sadar kalau mereka sudah tertidur selama ratusan tahun. Penguasa di zaman itu pun akhirnya membuatkan masjid untuk mengenang para Ashabul Kahfi.
Rahmat Allah SWT Kepada Pemuda Al Kahfi, Fakta Sains Bidang Kesehatan
Saat kajian tadabbur surah Al Kahfi dan Ustazah Fadillah membahas ayat 10, 17-18, masyaAllah auto merinding dari ujung kepala hingga ke ujung kaki. Dibalik apa yang Allah SWT lakukan untuk para pemuda itu saat tertidur selama ratusan tahun, tersimpan ilmu sains yang baru bisa diungkap manusia ribuan tahun setelahnya."
Pertanyaan pertama yang pasti muncul di benak orang biasanya, "gimana cara Allah SWT menjaga tubuh manusia agar awet selama ratusan tahun?". Memang tak ada yang tak mungkin kalau Allah SWT sudah berkehendak. Awalnya aku biasa saja dengan menganggap, "ya Allah SWT kan memang bisa melakukan apa pun di luar logika manusia."
Namun, setelah belajar tadabbur Al-Qur’an bersama Jurnal Al-Qur’an Indonesia, simpul-simpul tali kebodohanku langsung lepas. Ternyata Allah SWT banyak melakukan hal yang secara medis, sains, dan logika memang bisa membuat tubuh manusia awet sampai ratusan tahun. Kalau tidak salah ingat umur Nabi Adam A.S. juga ratusan tahun, bahkan ada ulama yang menyebut sampai 1000 tahun, kan?
Semua yang Allah SWT lakukan untuk menjaga tubuh para pemuda itu agar tidak rusak sudah tertera dengan jelas di dalam surah Al-Kahfi ayat 10, 17-18. Benar-benar detil dan jelas. Sementara itu, manusia baru bisa mengungkapkan fakta sains dibalik ayat 10, 17-18 ribuan tahun setelahnya.
Mematikan Fungsi Indera Pendengar (Al Kahfi: 10)
Telinga adalah satu-satunya indra yang bekerja terus dalam semua kondisi yang juga menghubungkan seseorang dengan lingkungan luar. Sistem tersebut punyatanggung jawab atas kondisi bangun atau sadar, juga pengaktifan operasional seluruh sistem tubuh.
Namun, saat menidurkan para pemuda Al-Kahfi selama ratusan tahun, Allah SWT menonaktifkan indra pendengaran mereka seperti firmanNya dalam surah Al-Kahfi ayat 11:
Maka Kami tutup telinga mereka di dalam gua itu selama beberapa tahun,"
Penonaktifan indra pendengar para pemuda itu prinsipnya mirip dengan metode pembiusan total. Saat indra pendengar dinonaktifkan akan menyebabkan kedua hal di bawah ini terjadi:
- Menjaga sistem tubuh dari kehilangan fungsi agar tetap hidup dan bekerja secara minimal. Sebab, dimensi waktu para pemuda itu seperti sedang terhenti, sementara itu dimensi waktu di sekitar mereka masih berjalan. Contohnya saja sel tubuh dan kulit luar akan berhenti untuk berkembang, meskipun masih hidup.
- Katalisator bagian dalam telinga akan nonaktif. Sebab, bagian telinga tersebut bisa membangunkan orang yang tidur normal ketika sakit, lapar, haus, atau mimpi.
Lokasi Tidur Disesuaikan dengan Ketersediaan Cahaya Matahari (Al Kahfi: 17)
Ilustrasi goa Ashabul Kahfi dengan anjing penjaga di depannya (sumber: desain by Canva) |
Dalam surah Al-Kahfi ayat 17, Allah SWT berfirman:
Dan engkau akan melihat matahari ketika terbit, condong dari gua mereka ke sebelah kanan, dan apabila matahari itu terbenam, menjauhi mereka ke sebelah kiri sedang mereka berada dalam tempat yang luas di dalam (gua) itu. Itulah sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Allah. Barang siapa diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barang siapa disesatkan-Nya, maka engkau tidak akan mendapatkan seorang penolong yang dapat memberi petunjuk kepadanya."
Berdasarkan penjelasan Ustazah Fadillah tentang ayat di atas dalam kajian tadabbur online Jurnal Al-Qur’an Indonesia (Ahad, 16 Oktober 2022), para pemuda tersebut lokasi tidurnya ada di tengah-tengah goa. Jadi tidak terlalu ke dalam dan tidak terlalu ke dekat mulut goa. Hal ini menjadikan para pemuda itu tak kekurangan sinar matahari atau kelebihan sinar matahari. Kebutuhan vitamin D dari matahari pun bisa mencukupi kebutuhan tulang mereka agar tak keropos.
Saat matahari terbit, posisinya condong di bagian gua sebelah kanan. Akibatnya, para pemuda tetap bisa mendapatkan kehangatan sinar matahari, tapi tak terlalu menyengat. Terlalu banyak paparan sinar matahari bisa menyebabkan tubuh mereka rusak. Oleh karena itu, Allah SWT mengatur lokasi tidur mereka sedemikian rupa agar tubuh para pemuda itu tetap terjaga.
Kondisi Mata yang Terbuka (Al Kahfi: 18)
Pembahasan tentang kondisi mata para pemuda ini masih menjadi perdebatan di antara para ulama. Ada yang berpendapat mereka tidur dalam kondisi mata terbuka. Ada pula yang berpendapat mereka sesekali tidur dalam mata tertutup, sesekali juga terbuka untuk menghindarkan mereka dari bahaya. Hal ini sesuai firman Allah SWT dalam surah Al-Kahfi ayat 18:
Dan engkau mengira mereka itu tidak tidur, padahal mereka tidur; dan Kami bolak-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri, sedang anjing mereka membentangkan kedua lengannya di depan pintu gua. Dan jika kamu menyaksikan mereka, tentu kamu akan berpaling melarikan (diri) dari mereka dan pasti kamu akan dipenuhi rasa takut terhadap mereka."
Bagian terjemahan “Dan engkau mengira mereka itu tidak tidur, padahal mereka tidur…” dan “Dan jika kamu menyaksikan mereka, tentu kamu akan berpaling melarikan (diri) dari mereka dan pasti kamu akan dipenuhi rasa takut terhadap mereka” tersebut secara tersirat mengindikasikan bahwa mereka sesekali tidur dalam kondisi mata terbuka. Bayangkan saja jika ada orang sedang terbaring di dalam goa, tapi matanya terbuka. Tentunya kalau ada orang yang masuk bakal ketakutan. Ditambah lagi kalau ada hewan yang masuk juga bakal mengira mereka sedang bangun.
Dalam ilmu kesehatan, mata yang tertutup akan lebih terjaga kerusakannya dibandingkan jika mata selalu dalam kondisi terbuka. Jika kondisi mata terbuka di dalam goa yang gelap gulita pada waktu yang lama, akan mengalami kerusakan mata yang berakibat kebutaan. Hal ini dibuktikan dalam penelitian Katz dan Kaufman (1977) tentang bagaimana kornea mata bisa rusak akibat tidur dalam kondisi mata setengah terbuka atau terbuka.
Badan yang dibolak-balikkan Allah SWT, Menghindari Ulkus Dekubitus (Al Kahfi: 18)
Sebenarnya aku baru mendengar istilah ulkus dekubitus saat kasus artis Laura yang menderita kelumpuhan akibat kecelakaan bersama pacarnya. Dari situ aku juga baru tahu ternyata orang yang berbaring terlalu lama tanpa mengubah posisi bisa mengakibatkan luka menganga di tubuhnya, bahkan bisa sampai berlubang.
Penelitian tentang ulkus dekubitus sendiri juga baru tercatat ada sejak tahun 1965, tapi aku belum menemukan jurnal penelitian di tahun itu. Jurnal penelitian tentang ulkus dekubitus yang aku temukan dari tahun 1989. Di dalam jurnal tersebut, Berlowitz (1989) menjelaskan salah satu faktor munculnya ulkus dekubitus atau luka akibat tekanan berat tubuh bisa terjadi akibat immobility atau tubuh yang tidak memiliki pergerakan.
Nah, bagian merindingnya adalah di surah Al Kahfi ayat 18, Allah SWT berfirman: "…dan Kami bolak-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri, sedang anjing mereka membentangkan kedua lengannya di depan pintu gua…"
Sangat jelas sekali artinya bahwa Allah SWT telah membolak-balikkan badan para pemuda itu ke kanan dan ke kiri agar mereka tidak terkena ulkus dekubitus ini. Allah SWT sudah mengetahui apa yang manusia tidak ketahui, jauh melampaui batas logika manusia.
Laura yang saat itu lumpuh hampir 2 tahun saja, luka akibat ulkus dekubitus sangat parah. Kakak Laura pernah bercerita kalau adiknya selalu teriak kesakitan saat perawat merawat luka tersebut, saking parahnya. Bagaimana dengan pemuda-pemuda yang tertidur ratusan tahun kalau Allah SWT tidak membolak-balikkan badan mereka?
Posisi Tidur Miring Kiri dan Kanan (Al-Kahfi: 18)
Selain posisi tidur para pemuda Ashabul Kahfi yang dibolak-balikkan Allah SWT, posisi tidur mereka ternyata juga tidak sembarangan terlentang atau tengkurap. Posisi tidur mereka adalah miring ke kiri atau kanan dengan tumpuan perut, mirip posisi tidur yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW.
Ilustrasi posisi tidur Ashabul Kahfi (sumber: desain by Canva) |
Ternyata posisi tidur miring ini juga sudah diteliti amat banyak sekali manfaatnya untuk kesehatan. Misalnya saja pada penelitian Khoury (1999) tentang bagaimana posisi tidur miring bisa mengurangi gejala penyakit GERD.
Saat miring ke kiri, posisi lambung akan ada di bawah kerongkongan. Hal ini bisa mengembalikan asam lambung kembali ke perut dengan cepat. Saat miring ke kanan, kinerja jantung dan tekanan darah akan lebih baik.
Ashabul Kahfi, Sejarah yang Dituliskan Allah SWT untuk Berlindung Dari Fitnah Keimanan
MasyaAllah tabarakAllah, Allah SWT begitu banyak melimpahkan rahmat dan kasih sayangNya sesuai doa para pemuda pada surah Al-Kahfi ayat 10:
…"robbanaaa aatinaa mil ladungka rohmataw wa hayyi lanaa min amrinaa rosyadaa."
…"Ya Tuhan Kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah petunjuk yang lurus bagi kami dalam urusan kami."
Sejarah Ashabul Kafi merupakan cerita yang ditulis oleh Allah SWT sebagai solusi bagi kita agar terhindar dari fitnah keimanan. Selain itu Allah SWT ingin menunjukkan betapa mudahnya membangkitkan manusia dari tidur panjang selama ratusan tahun yang diibaratkan sebagai kematian sementara.
Doa yang diucapkan para pemuda Ashabul Kahfi bisa juga diamalkan saat merasa takut, khawatir, atau iman sedang goyah. Sebab doa ini yang membuat para Ashabul Kahfi memperoleh limpahan kasih sayang berupa perlindungan dari Allah SWT. Wallahu 'alam bishowab.
Referensi
- Kajian "Wisdom of Surah Al-Kahf" yang diadakan oleh The Quran Journal Indonesia, diisi oleh Ustazah Dr. Fadillah Ulfa, Lc., M.A.
- Berlowitz DR, Wilking SV (November 1989). "Risk factors for pressure sores. A comparison of cross-sectional and cohort-derived data". Journal of the American Geriatrics Society. 37 (11): 1043–50. doi:10.1111/j.1532-5415.1989.tb06918.x.
- Katz, J dan Kaufman, H. E. (1977). Corneal Exposure During Sleep (Nocturnal Lagophthalmos). Arch Ophthalmol.95(3):449-453. doi:10.1001/archopht.1977.04450030091011
- Khoury, R. M., Camacho-Lobato, L., Katz, P. O., Mohiuddin, M. A., & Castell, D. O. (1999). Influence of spontaneous sleep positions on nighttime recumbent reflux in patients with gastroesophageal reflux disease. The American Journal of Gastroenterology, 94(8), 2069–2073 https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/10445529/
Posting Komentar