Bunda, tatuutt!" Seru si kecil saat berada di dalam kapal selam KRI Pasopati 410 yang ada di Monumen Kapal Selam (Monkasel Surabaya).
"Waduh, takut apalagi, nih, bocah?" Pikirku dalam hati, berusaha untuk tetap tenang karena dulu juga pernah begitu. Penyebabnya pun ternyata sepele, si kecil hanya takut bayangan seperti yang sudah aku tuliskan di postingan Anak Ketakutan Seperti Melihat Sesuatu.
Kali ini aku sedikit panik karena berada di tempat wisata. Sebab, si kecil mewarisi suara tinggi melengkingku yang mungkin bisa mencapai beberapa oktaf. Pasti suara heboh anakku ini mengganggu orang di sekitarnya.
Namun, kunci agar bisa memahami apa yang sebenarnya membuat anak ini takut adalah validasi dan ketenangan. Jadi harus tetap slay, santuy, dan anggunly untuk pencitraan #eh.
Lantas, apa yang sebenarnya jadi sumber ketakutan si kecil? Kenapa bisa seperti itu?
Niat Bangkitkan Insting Petualang di Monkasel, Si Kecil Malah Ketakutan
Alasanku mengajak si kecil ke Monkasel adalah untuk mengasah insting keingintahuannya. Biasanya dia bakal tertarik dengan hal baru. Aku pikir si kecil bakal have fun eksplorasi bagian kapal selam yang selama ini hanya bisa dilihatnya di buku atau televisi.
Di awal si kecil memang antusias saat melihat kapal selam KRI Pasopati yang sangat besar dari pintu masuk. Namun, semuanya berubah saat si kecil mulai berteriak "tatuutt!".
Si kecil pun tidak bisa menikmati serunya eksplorasi bagian kapal. Sepanjang berjalan di dalam kapal, ia hanya minta gendong sambil sedikit rewel. Pertanyaan-pertanyaan seputar penyebab si kecil takut mulai berkecamuk di dalam kepalaku.
Takut apa lagi, ya? Apa takut ruang sempit?
Tidak. Si kecil justru suka bermain atau nyelempit di tempat-tempat sempit seperti kardus atau pojok kasur.
Atau jangan-jangan memang dia anak Indomie eh Indigo?
Sepertinya tidak. Kalau iya, ia bakal setiap hari ketakutan. Kejadian ia ketakutan kali ini sangat spontan dan agak random.
Apa ia takut ketinggian?
Bisa iya bisa tidak, sebab ia pernah takut berjalan di atas mainan ala jembatan. Namun, saat naik tangga kapal selam ia sangat senang. Di bagian dalam pun tidak tampak bagian luar kapal yang menunjukkan bahwa ia sedang berada di ketinggian.
Lalu, kenapa, ya? Niatnya ingin liburan tipis-tipis, tapi malah dapat teka-teki silang dari si kecil wkwkwk!
Flashback untuk Tracking Penyebab Rasa Takut Saat di Monkasel
Setelah keluar dari dalam badan kapal selam KRI Pasopati, si kecil masih terus ketakutan, dan minta digendong. Matanya terus melirik kapal selam yang memang tampak besar.
Berkali-kali aku tanya, "takut apa, Nak?", tapi belum ada jawaban yang jelas dari si kecil. Dia hanya berkali-kali mengatakan "tatuutt…"
Aku pun mengajaknya ke bagian samping Monkasel yang dekat dengan sungai Kalimas. Di situ ada ayam yang bisa sedikit mengalihkan perhatian si kecil.
Sembari si kecil masih digendong Ayahnya, aku duduk sebentar, mencoba untuk flashback hari-hari bersama si kecil.
Kejadian Mirip Beberapa Hari Sebelumnya
Setelah aku coba putar memori ke belakang, aku baru ingat sekitar beberapa hari yang lalu ada kejadian yang mirip dengan ini. Si kecil sempat takut dengan menara masjid tinggi yang terlihat dari belakang rumah.
Awalnya aku kira dia takut sesuatu yang tak kasat mata karena tangannya menunjuk ke arah langit. Ternyata dia takut dengan menara masjid yang besar. Entah apa yang ada di dalam imajinasinya saat melihat menara berukuran besar itu?
Pernah Takut Patung Sura dan Baya di Taman Suroboyo
Si kecil juga pernah takut dengan patung Sura dan Baya raksasa yang ada di Taman Suroboyo. Reaksinya ya sama, minta gendong sambil berkata, "tatuutt…".
Kalau kejadian ini aku bisa memahami kalau dia takut patung raksasa. Detil patung juga sangat bagus, hampir mirip aslinya.
Nah, kalau kapal selam, apa yang membuatnya takut? Apa karena ukurannya besar?
Kesimpulan Sementara, Si Kecil Takut Patung atau Benda Besar
Setelah tracking kejadian-kejadian sebelum ini, aku memiliki kesimpulan sementara kalau si kecil takut patung raksasa atau benda besar. Penyebabnya apa, masih perlu validasi darinya yang kini sudah bisa bicara.
Sebelumnya di cerita si kecil yang takut bayangan, dia masih belum bisa bicara. Jadi perlu waktu yang agak panjang untuk observasi. Sekarang, saatnya untuk menggali informasi dunia si kecil lewat ocehannya.
Namun, bagiku tetap menantang karena di umur 3 tahun kecerdasan anak masih belum optimal. Harus siap-siap dengan jawaban yang mungkin butuh diluar logika atau nyeleneh ala anak kecil.
Kenapa Si Kecil Takut Patung atau Benda Besar?
Setelah membuat kesimpulan sementara, muncul pertanyaan, “kenapa si kecil takut patung besar atau suatu benda yang besar?”. Pasti ada penyebabnya. Tidak mungkin tiba-tiba dia takut tanpa alasan.
Observasi Cepat, Perhatikan Kata Kunci Si Kecil
Aku pun segera observasi kilat. Aku tanya kenapa, dia hanya menjawab takut, takut, dan takut. Padahal posisi sudah di luar kapal selam, tapi dia masih menyatakan rasa takutnya dengan gamblang.
Setelah sekian lama, muncul kata kunci lain selain kata takut, yaitu “ultraman mana”, “itu monster”. Dari sini sudah mulai terkuak misteri si kecil yang ketakutan di Monkasel.
Jangan Tanya “Kenapa”, Berikan Pertanyaan Tertutup
Sebenarnya aku salah saat menanyakan si kecil dengan kata tanya “kenapa”. Sebab, di usia 2-3 tahun, anak belum bisa menjawab jenis pertanyaan terbuka. Oleh karena itu, aku segera mengganti pertanyaan kenapa dengan pertanyaan yang jawabannya iya atau tidak.
“Kamu takut monster?” Tanyaku pada si kecil yang masih ketakutan.
“Iya, tatuutt, Bunda!” Dia pun akhirnya menjawab dengan mantab.
“Ohhh, kamu kira ini (kapal selam) monster?”
“Monster besar, tatuuttt!”
Dan… Terjawab sudah teka-teki kenapa si kecil takut saat melihat benda besar. Dia kira itu monster besar seperti tayangan Ultraman yang biasa dia lihat. Dia takut karena imajinasinya terlalu hidup. Sama sepertiku dulu.
Jejak Imaji Monster Ultraman, Kamulah Penyebab Si Kecil Takut Benda Besar!
Ultraman dan monster (sumber: Ultraman Wiki Fandom) |
Aku tak mengira bahwa monster yang sering ia mainkan bersama mainan Ultraman miliknya adalah penyebab rasa takutnya terhadap patung atau benda besar. Aku kira dia tak menyimpan rasa takut dengan kehadiran imaji monster yang menemaninya bermain. Ternyata tidak.
Si Kecil yang Hobi Roleplay Ultraman dan Monster
Si kecil memang suka sekali roleplay sebagai Ultraman yang melawan monster. Dia selalu bermain dengan ceria tanpa rasa takut. Jadi, aku tak membatasinya dalam bermain.
Ternyata imajinasinya cukup liar dan hidup. Sama sepertiku dulu yang ketakutan dengan patung reog depan Delta Plaza. Di dalam pandanganku, patung-patung itu seperti bergerak, dan menoleh padaku. Meskipun aku tahu itu benda mati, tapi imajinasiku yang terlalu liar mengalahkan kenyataan itu.
Teringat Triplet Dae Han-Min Guk-Man Se, Penyuka Dino yang Nangis Kejer Saat Bertemu Patung Dino
Kejadian si kecil yang takut di dunia nyata saat mengira semua benda besar itu adalah monster, mengingatkanku dengan si triplet Dae Han- Min Guk - Man Se dalam reality show The Return of Superman. Mereka bertiga saat menyukai imaji dinosaurus.
Namun, saat sang Ayah membawanya ke Taman Bermain yang memiliki patung dinosaurus raksasa, mereka langsung ketakutan, dong. Maksud sang Ayah ingin mempertemukan ketiga anaknya dengan imaji dinosurus favorit mereka, tapi ternyata mereka juga ketakutan, wkwkwk!
Dunia Imajinasi Anak yang Liar, Anugerah Tuhan untuk Kecerdasan Anak
Terbukti lagi bahwa anak yang ketakutan tidak selalu harus diasumsikan dengan indigo. Butuh observasi untuk benar-benar menemukan penyebab rasa takut anak.
Jangan paksa anak untuk berani atau menghadapi rasa takutnya. Pelukan orang tua dan rasa nyaman akan memberikan kekuatan pada si kecil untuk menghadapi rasa takutnya saat dia sudah siap.
Dunia imajinasi anak yang liar merupakan anugerah Sang Pencipta yang menunjukkan bahwa mereka itu cerdas. PR besar orang tua adalah mengarahkan imajinasi itu agar jadi senjata untuk mengasah kreativitas dan kecerdasan anak.
15 komentar
Terima kasih insightnya soal anak yang belum bisa sepenuhnya menjawab pertanyaan terbuka itu, Kak.
Btw, saya kepo sama Monkaselnya, sepertinya tempatnya seru.
Anak anak bisa ikut petualangan di dalam kapal selam