Dari sekian banyak kalimat, Allah SWT pilih “Iqra” sebagai kalimat pertama dalam wahyu pertama yang diturunkan ke Rasulullah SAW. Padahal, Rasulullah SAW tidak bisa baca dan tulis. Mengapa Allah SWT pilih kata yang artinya "bacalah" tersebut?"
Wahyu pertama yang diturunkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW saat itu memiliki kaitan erat dengan membaca sebagai metode untuk mendapatkan ilmu. Membaca merupakan metode belajar rabbani yang sudah ditunjukkan Allah SWT.
Nah, di dunia pendidikan anak juga ada salah satu anjuran metode membacakan buku secara nyaring atau disebut Read Aloud. Kalau boleh menyimpulkan, berarti ada benang merah yang kuat antara perintah Allah SWT untuk membaca dan metode Read Aloud. Artinya, sebagai orang tua kita wajib membiasakan anak untuk membaca sejak dini dan hal ini bisa dilakukan dengan metode Read Aloud yang menyenangkan.
Aku sendiri baru mencoba untuk melakukan Read Aloud sejak anakku berusia 18 bulan. Sebelumnya aku hanya menggunakan teknik mendongeng dan bookish play sebagai pengantar mengenalkan anak kepada dunia buku.
Kenalan dengan Metode Read Aloud
Ada yang sudah pernah dengar tentang Read Aloud ini? Atau mungkin sudah jadi training Read Aloud? Biar sama-sama enak, aku akan sedikit berbagi insight tentang Read Aloud. Kalau kurang, bisa ditambahkan di kolom komentar, ya, Buibuk atau Pakbapak.
Apa, sih, Read Aloud itu?
Read Aloud adalah salah satu metode membacakan buku untuk anak secara nyaring. Jim Trelese adalah orang yang memperkenalkan Read Aloud dalam bukunya The Read Aloud Handbook.
Read Aloud bisa dibilang metode mengajarkan membaca paling efektif untuk si kecil. Read aloud atau membaca nyaring bisa dimulai sejak dini, bahkan sejak trimester 3 kehamilan atau anak masih di kandungan.
Saat golden age atau usia emas anak (0-5 tahun) adalah usia yang sangat tepat untuk mengenalkan Read Aloud. Sebab ingatan anak seperti spons yang menyerap informasi dengan sangat cepat. Metode Read Aloud juga bisa menanamkan ingatan di otak anak bahwa membaca adalah kegiatan yang menyenangkan.
Manfaat Read Aloud
Berbagai manfaat Read Aloud bisa didapatkan baik untuk anak, maupun orang tua.
Membangun keterampilan literasi
Membangun keterampilan literasi anak mulai dari pengenalan bunyi, intonasi, kemampuan mendengar, berbicara, membaca, dan menulis
Menambah kosa kata
Kosa kata yang ada di buku dan dibacakan secara nyaring oleh orang tua bisa jadi tambahan kosa kata anak.
Bonding anak dan orang tua
Membaca secara nyaring dengan intonasi juga bisa jadi sarana bonding untuk anak dan orang tua lewat suara.
Reading role model
Saat orang tua membacakan cerita untuk anak bisa jadi contoh bagi anak bagaimana cara membaca yang asyik dan bisa menggugah imajinasi anak.
Cara Menerapkan Read Aloud
Sebenarnya banyak aspek yang perlu diperhatikan saat praktik Read Aloud ke anak. Pada intinya yang harus diperhatikan adalah konsentrasi anak, usia anak, jangan sampai ada paksaan atau distraksi, kenyamanan anak, keberadaan alat peraga, dan intonasi saat membaca.
Pengalaman Read Aloud Pertama untuk Si Kecil
Dunia praktik kadang tak seindah dunia teori.”
Begitulah gambaran saat pertama kali mencoba teknik Read Aloud ke si kecil. Apalagi si kecil tipe anak yang haus akan hal baru. Rasa penasarannya kadang membuatku kewalahan.
Awalnya dia lebih penasaran dengan gambar dibandingkan dengan mendengar suaraku bercerita. Nah, aku punya beberapa tips dan trik agar si kecil bisa menerima cerita yang kita bacakan.
Pengenalan Buku
Pertama-tama yang harus dilakukan adalah melakukan pengenalan dengan buku. Sejak masih bayi, aku sudah mengenalkan beberapa buku bergambar. Seiring berjalannya waktu dan si kecil sudah bisa bicara, aku mulai membeli buku anak boardbook.
Apakah anakku langsung suka dengan buku?
Oh, tentu tidak Buibuk. Buku-buku anak itu pernah diemut, disobek, dilipat, atau dilempar kesana kemari. Rasanya ingin menyerah dan menjual semua buku itu saja. Namun, kalau ingat perintah “iqra’” dari Allah SWT langsung urung niatku. Istighfar yang banyak sambil terus stimulasi anak dengan buku.
Memilih Buku untuk Si Kecil
Beli buku tipe boardbook yang tebal agar tidak mudah rusak. Jangan beli buku yang tipis agar kejadian buku dilipat atau disobek tidak menimpa anak Buibuk dan Pakbapak.
Pilih buku dengan tema yang sedang disukai si kecil. Biasanya, sih, buku tema hewan, tumbuhan, alam, sains, atau luar angkasa. Jadi dekati dulu hal kesukaan anak agar bisa masuk ke dunia mereka.
Mempersiapkan Alat Peraga atau Bookish Play
Biasanya anak-anak itu lebih enjoy dan makin kental imajinasinya saat diberi alat peraga atau melakukan bookish play. Bagi yang mungkin belum mengerti, bookish play itu maksudnya mengambil salah satu adegan di buku untuk dibuat permainan atau diwujudkan dalam bentuk nyata.
Pertama Kali Read Aloud
Buku pertama yang aku bacakan untuk si kecil dengan metode Read Aloud sesuai teori adalah e-book Anteh Si Penjaga Bulan dari Seri 10 Dongeng Nusantara. Buku ini tidak dijual secara komersial, sehingga aku hanya bisa membaca secara daring.
Tantangannya adalah membuat si kecil tetap konsentrasi dan tidak bosan sampai akhir cerita. Kalau kata kakak dari Rumah Dongeng Mentari, tiap tingkatan usia anak punya waktu konsentrasi yang berbeda-beda. Si kecil yang berusia 2 tahun punya tingkat konsentrasi sekitar 4-6 menit.
Alat peraga yang aku gunakan adalah mainan naga si kecil dan barang-barang di sekitar. Si kecil lumayan antusias dengan cerita tersebut sampai minta dibacakan ulang. Namun, si kecil yang banyak tingkah dan banyak ingin tahu membuatku sedikit kewalahan untuk membuatnya fokus ke dalam cerita.
Read Aloud Qur'an untuk Si Kecil
Ternyata metode Read Aloud juga bisa diterapkan untuk stimulasi ayat Al-Qur’an ke anak. Daripada mendengarkan murottal suara orang lain, akan lebih bisa diterima otak anak saat menggunakan suara orang tua.
Aku juga menggunakan Read Aloud untuk membacakan Al-Qur’an beserta terjemahannya ke si kecil saat melakukan kegiatan Qur’an Based Play atau permainan berbasis Al-Qur’an. Tentu saja saat membaca terjemahannya aku juga berusaha menceritakan dengan alat peraga.
Contohnya saat membacakan ayat tentang lebah dan madu dalam surah An-Nahl. Si kecil senang karena sangat suka minum madu dan suka belajar tentang hewan.
Selamat Hari Membaca Nyaring Sedunia! Read Aloud Adalah Solusi Rendahnya LIterasi di Indonesia
Metode Read Aloud merupakan teknik membaca secara nyaring yang bisa dilakukan secara mudah di rumah. Peran Buibuk dan Pakbapak sangat vital untuk bisa menciptakan budaya membaca di dalam diri anak. Sebab membaca merupakan metode belajar Rabbani yang sejak ribuan tahun lalu sudah ada.
Manfaatnya juga luar biasa banyak, terutama untuk meningkatkan keterampilan literasi anak. Read Aloud juga bisa dijadikan solusi rendahnya literasi di Indonesia. Tinggal bagaimana saja menyebarkan semangat para pegiat Read Aloud agar bisa sampai hingga ke lapisan masyarakat paling bawah.
Referensi
kemdikbud.go.id
19 komentar
Kudu dari diri sang Ibu sendiri dulu yang menyukai buku dan sering memberi contoh seperti menggunakan metode read aloud ini.
Sangat menginspirasi.. kak. Haturnuhun~
Tapi, ada untungnya sih ngenalin buku dari dia bayi. Sekarang udah familiar banget anaknya. Jadi suka minta dibacain.
Yang repot kalau pas nguantuk trus anaknya minta bacain. Auto marah-marah kalau Umminya ketiduran. Wkwkwk
perkara mereka bisa baca, nanti akan bisa dengan sendirinya karena penasaran ingin baca buku sendiri, kalau ini prosesnya lebih seru lagi ya