Salah satu pesantren tahfidz di Ponorogo pernah merasakan bagaimana rasanya hidup tanpa aliran air bersih. Sejauh ini, mereka bergantung dengan tampungan air hujan, tapi bila hujan tidak turun mereka terpaksa menggunakan air yang berwarna coklat untuk kebutuhan sehari-hari. Untungnya berkat saluran rezeki dari para donatur yang bersedekah, membuat mereka akhirnya bisa merasakan air bersih dengan pembuatan sumur bor.”
Tak melulu lembaran uang berwarna merah atau tumpukan beras yang berlimpah, terkadang ada banyak hal kecil yang lebih dibutuhkan oleh orang lain dalam hidupnya. Hal-hal yang mungkin kita anggap sepele seperti air bersih, Al-Qur'an layak baca, buku, minuman, makanan, bahkan sebiji kurma, nyatanya masih diperlukan oleh sebagian kecil orang yang kurang beruntung.
Salah satu cara yang bisa dilakukan sebagai muslim sejati untuk membantu sesama adalah bersedekah. Tak perlu menunggu kaya atau bergelimang harta untuk sedekah, cukup sedekah semampunya sudah bisa ikut memberikan manfaat berkelanjutan bagi sesama. Sama seperti pesan Nabi Muhammad SAW bahwa hanya dengan sedekah setengah biji kurma saja sudah bisa menjauhkan diri dari api neraka (HR. Bukhari dan Muslim).
Bahkan, sedekah buah kurma pernah menyelamatkan salah satu budak yang dimerdekakan istri Nabi Muhammad SAW dari ancaman siksa neraka. Sedekah buah kurma tersebut mampu membuat Allah memberikan rahmatNya dengan mengubah takdir siksa neraka menjadi nikmat surga hanya dalam hitungan jam saja.
Seperti apa kisah sedekah Nabi Muhammad SAW dan budak yang dimerdekakan istri Rasulullah? Bagaimana sedekah bisa meluaskan manfaat kebaikan bagi sesama? Sebaiknya sedekah, infak, zakat, atau wakaf kemana agar manfaatnya bisa meluas dan berkelanjutan bagi sesama?
Berbagi Secuil Rasa Kemanusiaan Lewat Sedekah
Beberapa tahun lalu ketika pandemi pernah begitu menghancurkan mimpi dan perekonomian banyak orang, saya teringat cerita seseorang yang selalu melekat dalam ingatan. Cerita seseorang yang kala itu rela mengambil risiko terpapar virus COVID di luar rumah demi mencari. Orang tersebut adalah seorang Ayah yang ingin membelikan susu untuk sang anak.
Hanya ada uang Rp20.000 di saku celananya sebagai uang terakhir untuk membeli bensin. Di tengah perjalanan ia bertemu dengan seorang penjual mainan. Penjual itu menawarkan barang dagangannya kepada sang Ayah dengan wajah yang sangat lusuh dan terlihat sangat putus asa.
Awalnya sang Ayah berniat untuk tak membeli mainan tersebut, tapi secuil rasa kemanusiaan yang masih ada mampu menggerakkan hatinya untuk membeli mainan tersebut. Uang terakhir yang ada di saku celananya pun ia relakan semuanya untuk membantu penjual tersebut. Padahal harga mainan itu hanya Rp10.000 saja.
Tak disangka, penjual mainan itu menangis sejadi-jadinya. Ia sampai jatuh lemas saat menerima uang yang nominalnya tak terlalu besar bagi sang Ayah, mengucapkan rasa syukur dan terima kasih yang tiada henti.
Sang penjual itu bercerita, sudah 3 hari ini beliau tidak bisa pulang ke kota asalnya karena barang dagangannya tidak laku satu pun. Rencananya, penjual itu akan pulang naik bus ke kota tetangga dengan uang Rp20.000 tersebut.
Tak lama kemudian, ponsel sang Ayah berdering. Terdengar suara istrinya yang terisak. Ia memberikan kabar bahwa ada saudara yang saat itu berkunjung ke rumah dan memberikan sedikit rezekinya untuk sang anak. Susu untuk sang anak pun akhirnya bisa dibeli. Sang Ayah pun tak henti mengucap syukur atas rezeki yang tak disangka-sangka dari Allah.
Cerita hangat dari seseorang yang bersedekah memang tak pernah ada habisnya. Secuil rasa kemanusiaan yang mendatangkan manfaat bagi penerima sedekah dan sang pemberi sedekah atas izin Allah.
Nabi Muhammad SAW sendiri adalah teladan dalam sedekah tanpa harus menunggu hidup mewah. MManusia paling dermawan yang gemar sedekah di saat kaya atau miskin. Sebagai seorang muslim sejati, harusnya mengikuti apa yang dicontohkan oleh Baginda Rasul dalam bersedekah.
Meneladani Baginda Rasul: Dahsyatnya Sedekah Walau Setengah Biji Kurma
Jagalah diri kalian dari neraka meskipun hanya dengan sedekah setengah biji kurma. Barangsiapa yang tak mendapatkannya, maka ucapkanlah perkataan yang baik."
Sedekah tak harus menunggu punya harta melimpah. Dalam keadaan kekurangan pun juga dianjurkan untuk sedekah walau hanya setengah biji kurma. Artinya, sedekah bisa disesuaikan dengan kemampuan setiap orang. Sedekah yang kecil pun jika didasari dengan hati yang ikhlas hanya karena Allah semata akan membawa keberkahan bagi orang lain.
Tengok saja cerita sedekah kurma dari budak yang dimerdekakan istri Rasulullah yang mampu menghindarkannya dari api neraka dan cerita sedekah baju Rasulullah yang secara berkelanjutan bisa memberi makan seorang pengemis, memerdekakan budak, dan menyembuhkan kebutaan seseorang. Keduanya punya kesamaan manfaat sedekah yang meluas dan berkelanjutan.
Sedekah Kurma Budak yang Dimerdekakan Istri Rasulullah SAW
Saya mendengar cerita ini lewat kajian ustadzah Halimah Alaydrus yang merupakan keturunan Nabi Muhammad SAW. Suatu ketika ada seorang budak perempuan yang dibeli istri Rasulullah SAW, Aisyah RA karena iba. Aisyah RA pun pulang dengan membawa budak perempuan tersebut.
Malaikat Jibril pun turun menghampiri Rasulullah SAW untuk mengabarkan informasi dari langit tentang budak perempuan tersebut. Malaikat Jibril berkata:
Hai Muhammad, keluarkanlah budak perempuan ini dari rumahmu, karena ia akan menjadi penghuni neraka. Tak pantas ada seorang ahli neraka berada di rumahmu."
Aisyah RA yang pun terpaksa melepaskan budak perempuan tersebut. Sebelum budak perempuan itu pergi, Aisyah RA memberikan bekal 3 butir kurma kepadanya.
Di tengah perjalanan, budak perempuan itu terasa sangat lapar. Saat ia hendak memakan buah kurma pemberian Aisyah RA, dua orang anak yatim datang padanya. Mereka terlihat lapar.
Budak perempuan itu pun memberikan dua butir kurma kepada kedua anak yatim tersebut karena iba.
Kedua anak yatim itu terlihat sangat senang saat memakan masing-masing buah kurma tersebut. Saat habis, mereka masih tampak lapar sambil melihat ke arah sebiji kurma milik budak perempuan itu.
Masih iba dengan kedua anak yatim tersebut, budak perempuan itu pun akhirnya membagi sebiji kurma itu menjadi setengah biji kurma untuk diberikan kepada kedua anak itu. Mereka pun terlihat senang dan melahapnya dengan gembira.
Setelah kejadian tersebut, malaikat Jibril kembali mendatangi rumah keluarga Rasulullah SAW. Malaikat Jibril pun memerintahkan Rasulullah SAW untuk mengambil kembali budak tersebut. Katanya budak tersebut sudah menjadi ahli surga akibat sedekah buah kurma yang ia lakukan dengan ikhlas.
Sedekah Baju Rasulullah SAW
Cerita selanjutnya datang dari Baginda Rasul sendiri. Suatu waktu ada pengemis datang ke rumah Rasulullah untuk meminta sedekah. Rasulullah pun meminta Aisyah untuk memberikan salah satu bajunya untuk pengemis itu karena saat itu tidak ada apa pun yang dapat diberikan.
Setelah mendapatkan baju dari Rasulullah, pengemis itu bergegas ke pasar untuk menjual baju Rasulullah. Di Pasar ada seorang yang kaya raya, tapi memiliki mata yang buta mengetahui hal tersebut.
Ia pun memberi tahu budaknya untuk mendapatkan baju itu dengan imbalan akan memerdekakan budak tersebut. Budak itu pun berhasil mendapatkan baju Rasulullah, memberikan kepada tuannya, dan sesuai janji akan dimerdekakan.
Setelah itu, sang kaya raya yang buta itu berdoa kepada Allah SWT:
Yaa Rabb dengan hak Rasulullah dan berkat baju yg suci ini, kembalikanlah pandanganku"
Atas ijin Allah SWT, mata sang kaya raya tersebut bisa melihat kembali. Ia pun bersyukur dan mengembalikan baju tersebut kepada Rasulullah SAW.
Selain cerita ini, Rasulullah SAW terkenal gemar sedekah. Prinsip beliau adalah jangan sampai menimbun harta benda. Selama masih ada harta, meskipun hanya memiliki sebutir kurma, sedekahkanlah.
Sikap Muslim Sejati Saat Melihat Kesusahan Orang Lain
Dari kedua cerita teladan keluarga Rasulullah tersebut, bisa disimpulkan bahwa sebagai seorang muslim harus berbagi kepada sesama meskipun sama-sama dalam keadaan sulit. Tak apa jika apa yang diberikan tak banyak atau mungkin hanya bisa memberi sebutir kurma.
Sedikit atau banyak dari pemberian berupa infak atau sedekah itu pasti bisa membantu untuk meringankan beban atau kesusahan orang lain. Namun, jika memiliki harta berlebih, wajib hukumnya mengeluarkan zakat untuk golongan yang berhak mendapatkan zakat.
Sedekah Lewat Lembaga Amil Zakat, Meluaskan Manfaat Bersama LMI
Tak perlu malu dengan nominal sedekah atau infak yang mungkin tak seberapa, kita bisa sedekah lewat lembaga filantropi yang sudah mendapat SK Lembaga Amil Zakat Daerah (LAZDA) atau Nasional (LAZNAS). Selain infak atau sedekah, LAZDA atau LAZNAS juga bisa membayarkan zakat atau wakaf. Penyaluran zakat, infak, sedekah, atau wakaf lewat LAZ tersebut sudah resmi secara hukum dan pastinya lebih terpercaya.
LAZNAS LMI Sebagai Lembaga Resmi Penyaluran Zakat, Infak, Sedekah, dan Wakaf
Salah satu Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAZ) yang bisa dicoba untuk penyaluran sedekah adalah LMI (Lembaga Manajemen Infaq). Tujuan utama dari LMI sebagai lembaga filantropi profesional adalah mengangkat harkat dan martabat masyarakat kurang mampu melalui penghimpunan dana sosial berupa zakat, infaq, sedekah, dan wakaf.
LMI sudah ada sejak tahun 1995 dan berpusat di Kota Surabaya. LMI telah mendapatkan SK LAZDA Jawa Timur pada tahun 2005, SK LAZNAS pada tahun 2016, dan SK Badan Wakaf Indonesia tahun 2019. Saat ini LMI memiliki 8 perwakilan yang tersebar di seluruh Indonesia seperti Jawa Timur, DKI Jakarta, Sumatera Selatan, Kepulauan Riau, Kalimantan Selatan, Jawa Tengah dan DIY, Sulawesi dan Maluku, serta Bali dan Nusa Tenggara.
Kiprah dan Prestasi LMI
Sebagai lembaga filantropi profesional yang sudah melakukan pemberdayaan dana sosial selama kurang lebih 28 tahun, tentunya sudah banyak pencapaian yang diraih oleh LMI. Beberapa prestasi pun turut menyertai LMI dalam perjalanannya sejak awal berdiri hingga saat ini. Pencapaian dan prestasi LMI adalah sebagai berikut:
- LAZDA Terbaik Nasional (2010)
- Sertifikat ISO 9001 tahun 2008 dan 2015, yang menunjukkan bahwa LMI sudah sesuai dan memenuhi persyaratan internasional dalam hal sistem manajemen mutu
- LAZNAZ dengan Pendayagunaan Terbaik Nasional (2017)
- Penggalangan Dana Langsung Terbaik dari IFI (Institut Fundraising IndonesiaI tahun 2020 dan 2022
- Teraudit WTP (Wajar Tanpa Pengecualian oleh Akuntan Publik tahun 2017-2020, artinya auditor tidak menemukan kesalahan dari laporan keuangan dan sudah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku (SAK).
- Juara 1 Lomba FESYAR Bank Indonesia (2021)
Dari beberapa pencapaian serta prestasi tersebut, menunjukkan bahwa LMI telah mengelola keuangan dari donatur secara jujur, terpercaya, dan memiliki manajemen mutu standar internasional. Belum lagi adanya SK LAZNAS dan Badan Wakaf Indonesia yang menambah integritas LMI sebagai lembaga filantropi profesional yang resmi.
Meluaskan Manfaat Berkelanjutan Sesuai SDGs
Meluaskan manfaat bagi saya artinya menebar kebaikan meski sekecil setengah biji kurma, tapi memiliki dampak yang bisa dirasakan oleh orang lain di sekitarnya secara luas. Misalnya saja berbagi sedikit air bersih kepada tetangga yang sumurnya kering. Lewat air bersih itu, sang tetangga bisa mandi untuk membersihkan diri sebelum ibadah, memasak makanan untuk sekeluarga, dan mencuci pakaian yang akan dikenakannya untuk beribadah.
Dari air bersih yang kita berikan, bisa dipakai untuk banyak hal-hal baik yang bermanfaat bagi mereka sekeluarga. Bayangkan jika tak hanya saya yang melakukan, tapi semua orang, pastinya manfaat itu bisa makin meluas. Bahkan, bisa mensejahterakan satu Indonesia.
Nah, program penyaluran sedekah di LMI menurut saya sangat bagus karena sejalan dengan prinsip meluaskan manfaat, serta tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau SDGs. LAZNAZ LMI berkomitmen untuk meluaskan manfaat dana sosial bagi penerimanya. Tak sekadar diterima saja, LMI ingin dana sosial tersebut bisa memberikan manfaat yang berkelanjutan untuk menyelesaikan masalah sosial. Program LMI sebagai dukungan untuk realisasi SDGs bisa dilihat pada gambar di bawah.
Sedekah Mudah Anti Riya' dengan QRIS: Scan, Bayar, Lupakan!
Seseorang yang mengeluarkan shadaqah lantas di-sembunyikannya sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diperbuat tangan kanannya.”
Sebuah nasehat dari guru agama yang selalu saya ingat adalah untuk selalu menyembunyikan sedekah. Salah satu hal yang saya suka dari LMI adalah bisa sedekah secara daring lewat fitur pembayaran QRIS yang hanya scan, bayar, dan selesai.
Saya tidak perlu datang ke kantor LMI untuk memperlihatkan kalau saya sedang sedekah. Ditambah lagi tidak ada notifikasi pemberitahuan lewat email atau WhatsApp yang bisa mengingatkan kalau sudah sedekah. Jadi bisa mencapai tujuan saya agar selalu lupa kalau sudah sedekah.
Caranya juga mudah, cukup masuk ke website lmizakat.id, klik menu, pilih INFAK.IN. Isi data, pilih nominal sedekah sesuai kemampuan atau keinginan, dan pilih pembayaran lewat scan QRIS. Terakhir, tinggal scan QR Code untuk membayar, beres deh!
Zakat dan Wakaf Anti Ribet di LAZNAZ LMI
Selain sedekah atau infak secara daring, bisa juga membayar zakat lewat website LMI. Caranya sama seperti saat sedekah atau infak, cukup masuk ke website lmizakat.id, klik menu, pilih Zakat Calculator untuk menghitung zakat terlebi dahulu. Sebab, tidak semua orang wajib membayar zakat.
Pilih zakat yang ingin diperiksa terlebih dahulu, misalkan zakat profesi. Isi semua data mulai dari penghasilan, bonus penghasilan, dan pengeluaran. Setelah itu, di kotak yang berwarna merah akan muncul keterangan Wajib Zakat atau Tidak Wajib Zakat. Jika Wajib Zakat, bisa langsung tekan Bayar Zakat jika ingin sekalian membayar zakat profesi.
Pembayaran untuk Wakaf pun juga bisa dilakukan secara daring lewat website LMI. Tinggal pilih ikon bertuliskan waqafo. Setelah itu isi data dan pilih metode pembayaran. Saran saya pilih QR Code saja biar tidak ribet.
Melukis Senyum Sesama Lewat Sedekah, LMI Meluaskan Manfaat Secara Berkelanjutan
Alhamdulillah kami segenap pengurus dan para santri sangat bersyukur dengan bantuan sumur bor ini untuk kebutuhan air bersih. Semoga Allah SWT membalas kebaikan Laznas LMI dan donatur dengan kebaikan pahala yang terus mengalir.”
Penghafal Al-Qur’an di Pondok Pesantren Tahfidz Ponorogo kini bisa tersenyum senang karena tak perlu lagi menggunakan air berwarna coklat untuk keperluan sehari-hari. Berkat ketersediaan air bersih dari sumur bor hasil penyaluran dana sosial oleh LMI. Kini, mereka bisa fokus menghafal ayat suci Al-Qur’an tanpa khawatir akan kekurangan air bersih.
Terima kasih buat LMI dan donaturnya. Semoga bantuan ini bermanfaat untuk membantu memenuhi kebutuhan saya dan ibu saya."
Di tempat lain, Pak Yani seorang marbot masjid di Sugihwaras Bojonegoro bisa tersenyum lega karena akhirnya bisa membayar biaya pengobatan ibunya, dan melanjutkan pengabdiannya sebagai marbot masjid. Masih di kota yang sama, Mbah Pin, seorang penjual mainan juga tersenyum bahagia saat menerima bantuan rombong baru. Beliau semakin semangat berjualan dengan rombong hasil penyaluran dana sosial LMI.
Selama 28 tahun eksis sebagai lembaga filantropi profesional, LMI telah menebarkan manfaat secara luas dan berkelanjutan. Banyak senyum sesama yang telah dilukis lewat LMI, melalui hal kecil yang sangat dibutuhkan dan bisa digunakan secara berkelanjutan. Sebab, pemberian terbaik bukan tentang nominal yang besar, tapi bagaimana pemberian itu bisa dipakai secara berkelanjutan dan bisa mengubah kehidupan mereka jadi lebih baik.
Penutup
Senyum dan ungkapan rasa terima kasih dari para penerima bantuan sosial dari LMI Santri di Pesantren Tahfidz Ponorogo, Pak Yani, dan Mbah Pin menunjukkan bahwa ada banyak hal di dunia ini selain uang yang dibutuhkan oleh orang lain. Komitmen LMI dalam penyaluran sedekah, zakat, infak, dan wakaf untuk meluaskan manfaat secara berkelanjutan telah sesuai tujuan SDGs.
Penyaluran dana sosial dari LMI juga nerupakan bentuk pemberdayaan ekonomi masyarakat Indonesia secara berkelanjutan. Hal ini sangat penting sebagai bentuk upaya bersama dalam membangun negeri Indonesia.
Teman-teman juga bisa menjadi bagian dari donatur untuk melukis banyak senyum lagi di seluruh penjuru Nusantara. Cukup mengamalkan nasehat sedekah setengah biji kurma dari Rasulullah, tak perlu merasa minder dengan banyak atau sedikit nominal untuk sedekah. Silakan kunjungi website LMI jika ingin berdonasi online atau kunjungi media sosial LMI di Instagram dan Facebook agar tidak ketinggalan informasi.
Disclaimer:
"Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog “Meluaskan Manfaat” yang diselenggarakan oleh Lembaga Manajemen Infaq dan Forum Lingkar Pena."
Teman-teman juga bisa mengikuti lomba ini sebagai sedekah tulisan bermanfaat agar orang lain juga terinspirasi untuk berbagi secuil rasa kemanusiaan untuk sesama. Bisa membaca syarat dan ketentuan lewat poster di bawah ini atau langsung saja kunjungi akun instagram @lmizakat dan @bloggerflp.
Referensi
- Company Profile LAZNAZ LMI 2021
- Kajian ustadzah Halimah Alaydrus
- https://lmizakat.org/
- http://lmizakat.id/blog/read/kontribusi-lmi-dalam-pembangunan-berkelanjutan
- http://lmizakat.id/blog/read/rombong-jualan-baru-mbah-pin
- http://lmizakat.id/blog/read/bantuan-biaya-hidup-untuk-pak-yani-marbot-masjid
- https://beritajatim.com/peristiwa/laznas-lmi-bantu-sumur-bor-untuk-penghafal-al-quran-di-ponorogo/
45 komentar
Barakallahu fiikum, LMI dan team.
Semoga tak pernah lelah untuk terus membantu sesama ya mbak
Jadi engga repot. Semoga LMI makin majud deh...
Begitu juga dengan jerih payah LMI yang sudah terkenal baik sejak dulu
Terharu dengan berbagai kisah mengenai berbagi. Karena sejatinya berbagi itu sulit bila masih menggunakan hitungan manusia yang njelimet. Kalau lillahi ta'ala, hanya mengharap kemudahan dari Allah, semoga Allah berikan ganti yang berlipat.
Akupun percaya bahwa gantinya gak harus berupa uang atau benda yang lebih besar. Tapi terhindar dari kecelakaan pun adalah sebuah nikmat atau ditutupi aibnya oleh Allah.
Bersama LAZNAZ LMI, mari kita berbagi untuk ummat.
Semoga langkah LMI untuk membantu sesama semakin dimudahkan ya mbak
Saat ini lebih baik menunaikan melalui lembaga resmi yang sudah berizin dari oemerintah, agar aman semuanya