Ia5K33hce05kVEU1UP8J8DLa01dvV8DSgOffubpV
Bookmark

The Unsung Heroes: Peran Masyarakat Adat dalam Menjaga Bumi

Udara segar yang masih bisa kamu hirup setiap pagi, makanan yang tersedia di meja makanmu adalah hasil dari peran masyarakat adat dalam menjaga bumi.” 

Rukka Sambolinggi
Peran Masyarakat Adat

Satu kalimat yang diucapkan Kak Rukka selaku bagian dari Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) cukup untuk membuat saya cukup tertampar. Kalimat singkat yang memiliki makna mendalam tentang masyarakat adat dalam menjaga bumi.

Saat mendengar Kak Rukka mengatakan hal itu, ada rasa penasaran yang bergejolak dahsyat di dalam dada. Ada sebagian rasa bersalah yang turut menyeruak keluar, mengingat pasti ada satu atau dua kegiatan dalam hidup yang justru merusak lingkungan. Ada banyak sekali pertanyaan yang turut berkecamuk di kepala, menjurus pada satu pertanyaan inti.

Dimana letak peran masyarakat adat terhadap udara yang saya hirup kemarin, hari ini, esok, dan seterusnya?


Siapa itu Masyarakat Adat?

Apa yang ada di dalam benak kalian saat pertama kali mendengar kata Masyarakat Adat? Mungkin sebagian besar auto membayangkan masyarakat pedalaman yang menolak pengetahuan atau sebagian besar lagi bakal membayangkan orang-orang primitif yang sering dianggap terbelakang. Bisa jadi sebagian besar juga menganggap masyarakat lokal suatu wilayah itu adalah Masyarakat Adat.

Nyatanya, Masyarakat Adat itu punya makna yang sangat dalam sebagai bagian dari bumi Indonesia. Masyarakat pedalaman, orang primitif, dan sebutan lain yang merendahkan itu hanyalah pelabelan untuk menurunkan citra Masyarakat Adat. Padahal, mereka adalah pelopor gaya hidup berkelanjutan yang saat ini banyak dilakukan oleh kia-kita juga.

Berarti, siapa yang terbelakang dan siapa yang lebih maju sebenarnya?

Istilah Global “Indigenous People”

Kebenaran memang kadang lebih pahit dari obat yang diresepkan oleh dokter. Seperti itulah fakta tentang Masyarakat Adat yang sebenarnya. Banyak sekali pihak yang masih melakukan pelabelan stigma negatif, diskriminasi, intimidasi, dan kekerasan terhadap Masyarakat Adat.

Mereka ini sudah ada di Indonesia sejak zaman penjajahan. Menurut kak Rukka, saat itu Belanda sudah memberikan istilah “Indigenous People” terhadap Masyarakat Adat di Indonesia saat itu. Setelah saya cari arti dari “Indigenous People” itu ternyata Orang Pribumi. Artinya, di zaman itu Masyarakat Adat juga dianggap sebagai penduduk asli Indonesia. Kenapa sekarang malah Masyarakat Adat seakan-akan dianggap berbeda dan dipandang sebelah mata oleh sesama Orang Pribumi?

AMAN sendiri mengambil istilah global Indigenous People untuk Masyarakat Adat agar mereka tak lagi mendapatkan stigma negatif atau pelabelan yang bersifat merendahkan seperti orang terbelakang, orang primitif, dan lain-lain. Omong-omong, Kak Rukka sebagai Sekjen AMAN sekaligus narasumber Gathering Online #EcoBloggerSquad kali ini juga bagian dari Masyarakat Adat, lo.

Berdasarkan istilah global Indigenous People, AMAN secara sederhana mendefinisikan Masyarakat Adat sebagai berikut:

Masyarakat Adat adalah kelompok masyarakat yang memiliki sejarah asal-usul, serta menempati suatu wilayah adat secara turun-temurun. Selain itu, Masyarakat Adat juga memiliki kedaulatan atas tanah maupun kekayaan alam, kehidupan sosial-budaya yang diatur oleh hukum adat, dan lembaga adat yang mempertahankan keberlanjutan kehidupan Masyarakat Adat sebagai komunitas adat.”

Pembeda Masyarakat Adat dan Kelompok Masyarakat Lain

Penyebutan Masyarakat Adat di Indonesia masih sering disamakan dengan masyarakat lokal, masyarakat tradisional, komunitas adat terpencil (KAT), dan penduduk asli. Sebab, Masyarakat Adat bisa saja bagian dari masyarakat lokal, tapi tidak semua masyarakat lokal adalah Masyarakat Adat. Misalnya saja, ada komunitas pendatang transmigran yang mendiami wilayah Kalimantan selama beberapa generasi. Mereka bisa disebut masyarakat lokal, tapi bukan Masyarakat Adat.

Lantas, apa yang membedakan Masyarakat Adat dengan kelompok lain? 

Dari definisi singkat Masyarakat Adat berdasarkan istilah global Indigenous People, bisa di break down kembali menjadi empat warisan leluhur atau asal-usul sebagai pembeda antara Masyarakat Adat dan kelompok masyarakat lainnya:

  1. Identitas Budaya yang Sama, mencakup bahasa, spiritualitas, nilai-nilai, serta sikap maupun perilaku yang membedakan kelompok sosial yang satu dengan yang lain
  2. Sistem Nilai dan Pengetahuan, mencakup pengetahuan tradisional berupa pengobatan tradisional, perladangan tradisional, permainan tradisional, sekolah adat, dan pengetahuan tradisional atauinovasi lainnya
  3. Wilayah Adat (Ruang Hidup), meliputi tanah, hutan, laut, dan sumber daya alam (SDA) lainnya yang tidak hanya dilihat sebagai barang produksi (ekonomi), tapi juga dilihat sebagai sistem religi dan sosial-budaya
  4. Hukum Adat dan Kelembagaan Adat, adanya aturan dan tata kepengurusan hidup bersama untuk mengatur dan mengurus diri sendiri sebagai suatu kelompok sosial, budaya, ekonomi, dan politik.

Sebaran Masyarakat Adat di Indonesia

Populasi Masyarakat Adat di Indonesia diperkirakan sudah mencapai 40-70 juta jiwa. Sekitar 20 juta jiwa bagian Masyarakat Adat dan 2371 komunitas Adat di Indonesia merupakan anggota AMAN. Dari 2371 Komunitas Adat tersebut memiliki sebaran di seluruh penjuru Indonesia.

Komunitas Adat paling banyak berada di Kalimantan dengan jumlah mencapai 772 Komunitas Adat. Wilayah lain di Indonesia seperti Sulawesi memiliki 664 Komunitas Adat, Sumatera mencapai 392 Komunitas Adat, Bali dan Nusa Tenggara sebanyak 253 Komunitas Adat, Maluku sebanyak 176 Komunitas Adat, Papua sebanyak 59 Komunitas Adat, dan Jawa sebanyak 55 Komunitas Adat.

Pengakuan Negara Terhadap Masyarakat Adat

Satu fakta lagi tentang Masyarakat Adat yang menurut saya masih belum banyak diperhatikan orang adalah dari awal Indonesia telah mengakui keberadaan Masyarakat Adat lewat Undang-Undang Dasar (UUD) 1945. Pengakuan sekaligus penghormatan terhadap Masyarakat Adat tercantum di dalam Pasal 18B ayat (2) dan Pasal 28I ayat (3).

Negara mengakui dan menghormati kesatuan-­kesatuan masyarakat hukum adat serta hak-­hak tradisonalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam undang-­undang.”

UUD 1945 Pasal 18B ayat (2)

Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan perkembangan zaman dan peradaban.”

UUD 1945 Pasal 28I ayat (3)

Jadi, sangat aneh sekali jika sampai saat ini belum ada Undang-Undang khusus yang secara hukum bisa melindungi Masyarakat Adat beserta wilayah adat mereka. Bahkan, berdasarkan penjelasan dari Kak Rukka, sudah lebih dari 10 tahun RUU tentang Masyarakat Adat belum juga disahkan. Kira-kira mau sampai ganti Presiden berapa kali, ya, RUU Masyarakat Adat ini baru disahkan?


Filosofi Hidup Masyarakat Adat: Jaga Bumi untuk Masa Depan Anak Cucu

Masyarakat Adat
Suku Dayak Iban (sumber: Yani Salon/Mongabay)

Masyarakat Adat memiliki filosofi hidup yang berjalan selaras dan  seimbang dengan alam. Salah satu contoh filosofi Masyarakat Adat yang pernah saya tulis adalah Masyarakat Adat Mahuze dari Papua. Mereka menganggap bahwa tanah wilayah adat adalah Mama (Ibu). Layaknya seorang anak yang menjaga ibu, mereka akan selalu menjaga tanah mereka beserta alam sekitar dari tangan manusia jahat yang ingin merusaknya.

Selain itu, banyak juga tradisi leluhur dari berbagai Masyarakat Adat di Indonesia yang pada intinya menjaga bumi untuk masa depan anak dan cucu. Saya merangkum filosofi hidup berbagai Masyarakat Adat ke dalam 3 poin penting sebagai berikut.

Hutan adalah Bapak, Tanah adalah Ibu

Tak hanya Masyarakat Adat Papua seperti marga Mahuze yang memperlakukan tanah sebagai Mama (Ibu). Masyarakat Adat Dayak Iban Sungai Utik contohnya menganggap bahwa hutan adalah Bapak, tanah adalah Ibu, dan air adalah darah mereka.

Filosofi yang mereka yakini tersebut menunjukkan bahwa mereka menjunjung tinggi keberadaan alam sebagai sesuatu yang harus dijaga kelestariannya. Mereka memiliki hubungan yang ‘sakral’ dengan alam. Merusak alam harus siap dengan konsekuensi hukum adat yang berlaku.

Jaga Alam untuk Anak Cucu di Masa Depan

Saya jadi ingat pesan salah satu marga Mahuze dalam film dokumenter Ekspedisi Biru tentang kegelisahan mereka terhadap masa depan anak dan cucu mereka. Apakah anak cucu mereka kelak masih bisa melihat berbagai jenis tumbuhan dan hewan secara langsung atau hanya dari gambar saja? Kegelisahan tersebut juga jadi kegelisahan terbesar saya dalam membesarkan anak di tengah gempuran dampak perubahan iklim.

Sebagai masyarakat perkotaan yang dibilang maju, saya malah merasa jadi orang terbelakang yang belum tentu bisa bertahan hidup jika krisis pangan suatu saat terjadi. Makan saja masih dari hasil membeli bahan pangan yang bisa jadi itu hasil sumber daya alam dari wilayah adat para Masyarakat Adat.

Jadi, sudah bisa mulai terjawab dari sini, kan, kenapa Kak Rukka mengatakan bahwa makanan yang tersaji di meja makan secara tidak langsung adalah hasil Masyarakat Adat yang menjaga bumi. Banyak potensi kekayaan alam yang mendukung ketersediaan pangan di Indonesia berasal dari Masyarakat Adat. Misalnya saja sagu, madu hutan, dan lain-lain.

Gaya Hidup Berkelanjutan

Gaya hidup berkelanjutan yang saat ini gencar digaungkan untuk menghadapi perubahan iklim, sudah dilakukan oleh Masyarakat Adat secara turun-temurun sejak dahulu kala. Masyarakat Adat hidup berdampingan dengan alam, mencari makan dari alam secukupnya, dan menjaga kembali alam yang sudah mereka ambil manfaatnya dari kerusakan.

Sebagai contoh marga Mahuze di Papua saat akan memangkur sagu. Satu pohon sagu yang mereka ambil bisa dimanfaatkan semua mulai dari daun, batang, dan bagian-bagian lainnya. Sampah yang dihasilkan dari kegiatan memangkur ini pun merupakan sampah organik tidak berbahaya yang ketika jatuh ke tanah pun bisa terurai menjadi kompos.


Ironi Masyarakat Adat, The Unsung Heroes yang Dipandang Sebelah Mata

Bukan pahlawan yang gugur di medan perang untuk kemerdekaan Indonesia, bukan pula pahlawan tanpa tanda jasa yang diabadikan dalam sebuah lagu. Jika boleh disebut sebagai pahlawan dalam menjaga bumi, Masyarakat Adat adalah “The Unsung Heroes” yang bekerja dalam diam. Mereka memiliki tradisi leluhur untuk menjaga alam dari kerusakan.

Sayangnya, nilai kebaikan Masyarakat Adat dalam menjaga alam masih sangat sering dipandang sebelah mata sebagai suatu hal yang “primitif”. Masih banyak masyarakat umum yang belum paham bahwa nilai hidup berkelanjutan dari Masyarakat Adat bisa menyelamatkan manusia dari dampak perubahan iklim.

Banyak sekali ironi semanis gula jawa yang katanya ingin mengangkat kehidupan Masyarakat Adat seperti proyek menjadikan Papua sebagai Lumbung Padi Dunia. Lucu sekali melihat fakta bahwa makanan pokok kebanyakan Masyarakat Adat serta masyarakat lokal Papua adalah sagu.

Kenapa harus memaksa daerah penghasil sagu menjadi penghasil beras? Sagu kan juga makanan pokok yang bisa menggantikan nasi dan bisa jadi penguat ketahanan pangan nasional. Hal ini merupakan bukti bahwa Masyarakat Adat masih dipandang sebelah mata oleh beberapa pihak dengan kepentingan tertentu. Padahal mereka dengan sukarela mau menjaga keseimbangan alam tanpa dibayar sepeser pun karena menurut mereka itu sudah tanggung jawab mereka untuk menjaga alam ciptaan Tuhan.


Apa yang Bisa Dilakukan untuk Membantu Masyarakat Adat dalam Menjaga Bumi?

Ikut gregetan setelah membaca tulisan ini? Tenang, kamu bisa turut berjuang dengan para Masyarakat Adat untuk menjaga bumi sekaligus mendapatkan hak mereka yang telah tertuang dalam UUD 1945. Beberapa cara sederhana berikut bisa dilakukan, bahkan dari rumah sekali pun.

Menulis

Menurut Kak Rukka, tulisan itu adalah senjata terbaik untuk terus menggaungkan isu tentang peran Masyarakat Adat dan Komunitas Lokal (MAKL) dalam menjaga bumi. Terutama untuk blogger seperti saya. Bisa juga untuk masyarakat awam yang hobi menulis status di media sosial.

Peran MAKL dalam melindungi bumi dari perubahan iklim dan melestarikan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tak terbantahkan. Oleh karena itu, isu ini harus terus digaungkan lewat tulisan sebagai bentuk dukungan.

Sharing is Caring

Sangat penting bahwa selain tulisan, dukungan secara materil juga perlu diberikan kepada MAKL agar mereka bisa terus mengelola, melindungi lingkungan sekitar, dan melestarikan hutan serta kawasan keanekaragaman hayati budaya.

Kabar gembiranya Dana Nusantara didirikan sebagai pengakuan atas peran Masyarakat Adat dan Komunitas Lokal sebagai aktor utama dalam pertarungan melawan perubahan iklim. Dana Nusantara akan dikelola secara transparan dan akuntabel bersama oleh AMAN, WALHI, dan KPA.

Pendidikan Cinta Alam untuk Anak

Merujuk pada kegiatan Sekolah Adat yang dilakukan oleh pemuda Suku Dayak Iban Sungai Utik kepada generasi muda, sebagai seorang ibu saya terinspirasi untuk melakukan pendidikan cinta alam kepada anak. Saya ingin anak peka terhadap lingkungan sejak kecil, memahami bahwa alam perlu dijaga, dan mendekatkan anak dengan alam sejak usia dini. Semoga dengan cara ini bisa menciptakan generasi muda yang peka dalam menjaga alam.


Penutup

Pembahasan tentang Masyarakat Adat dalam Online Gathering #EcoBloggerSquad sangat membuka nurani tentang hubungan antara Tuhan, manusia, dan alam. Melalui tulisan ini, saya harap bisa mengubah sudut pandang terhadap Masyarakat Adat yang sering direndahkan dengan stigma negatif terbelakang atau primitif. Ingat! Udara yang kita hirup, makanan yang tersedia di meja makan adalah peran besar dari Masyarakat Adat dalam menjada bumi.


Referensi

  • https://aman.or.id/news/read/mengenal-siapa-itu-masyarakat-adat
  • https://katadata.co.id/padjar/infografik/5f8030631f92a/sebaran-masyarakat-adat
  • https://www.mongabay.co.id/2021/03/08/kontribusi-masyarakat-adat-dalam-pembangunan-berkelanjutan-tak-bisa-diremehkan/

65 komentar

65 komentar

Terimakasih sudah membaca sampai akhir :)
Mohon tidak meninggalkan link hidup di komentar.

Love,
Anggi
  • Anis Khoir
    Anis Khoir
    11 Mei 2023 pukul 23.50
    Keberadaan masyarakat adat harus didukung karena peran mereka penting sekali. Selain menjaga adat istiadat leluhur juga menjaga bumi tetap lestari
    Reply
  • Eka FL
    Eka FL
    4 Mei 2023 pukul 22.17
    saya agak khawatir nih dengan pindahnya ibu kota ke kalimantan, sedikit banyak pasti akan mempengaruhi keberadaan masyarakarat adat disana ya
    Reply
  • Dee_Arif
    Dee_Arif
    4 Mei 2023 pukul 21.13
    Cerita yang sangat inspiratif
    Masyarakat adat memang punya peran penting dalam menjaga bumi ya mbak
    Reply
  • Alley Hardhiani
    Alley Hardhiani
    4 Mei 2023 pukul 20.31
    Salut sama masyarakat adat yang mau tetap peduli pada lingkungan dan alam. Seharusnya kita bisa belajar dari mereka bagaimana menjaga alam, jangan malah merusak alam dgn dalih kemajuan.
    Reply
  • Ayu Natih Widhiarini - natih.net
    Ayu Natih Widhiarini - natih.net
    4 Mei 2023 pukul 20.13
    Jleb banget sama quote ini "Udara segar yang masih bisa kamu hirup setiap pagi, makanan yang tersedia di meja makanmu adalah hasil dari peran masyarakat adat dalam menjaga bumi.” menyadarkan kita untuk selalu berkontribusi dalam menjaga alam dan lingkungan ini
    Reply
  • Witri Prasetyo Aji
    Witri Prasetyo Aji
    4 Mei 2023 pukul 18.53
    Masyarakat adat itu punya kepedulian tinggi terhadap alam, benar-benar menjaga alam. Seharusnya kita juga belajar dari mereka untuk menjaga alam, tapi sayangnya masih banyak yang memandang sebelah mata masyarakat adat.
    Reply
  • Ranggi's Travel Story
    Ranggi's Travel Story
    4 Mei 2023 pukul 18.49
    Semoga dengan banyaknya tulisan dr blogger2 tentang masyarakat adat membuat pemerintah peduli, dan juga generasi muda ikut peduli memperjuangankan mereka supaya tidak tersingkirkan (gusti yeni)
    Reply
  • Deeva Collection
    Deeva Collection
    4 Mei 2023 pukul 18.29
    Setiap mendengar kata Masyarakat Adat yamg terbayang dalam benak mereka terus berjuang mempertahankan lingkungan walau tidak mudah dan harus berhadapan dengan tantangan yang berat
    Reply
  • lendyagasshi
    lendyagasshi
    4 Mei 2023 pukul 17.50
    Ternyata kehidupan Indigenous People ini perlu banget kita tiru. Senantiasa hidup sederhana dan mengembalikannya kembali ke alam agar diolah dengan baik. Tidak mengangungkan sebuah teknologi terlebih yang merugikan kelestarian alam.
    Reply
  • khairiah
    khairiah
    4 Mei 2023 pukul 17.36
    Masyarakat adat yang terpinggirkan dan sering dilupakan tapi merekalah dengan sepenuh jiwa menjaga alam
    Reply
  • Irra Octaviany
    Irra Octaviany
    4 Mei 2023 pukul 16.58
    Masyarakat adat ini turut membantu menjaga alam, perannya sangat penting bagi keberlangsungan alam terutama di Indonesia.
    Reply
  • Aldhi Fajar
    Aldhi Fajar
    4 Mei 2023 pukul 16.40
    masyarakat adat mengajarkan norma norma yang sudah ada sejak jaman dulu. Dan seperti ini memang harus diperhatikan
    Reply
  • Harianeko.com
    Harianeko.com
    4 Mei 2023 pukul 16.06
    Masyarakat adat sy akui mereka merawat alam dengan baik dan benar, jadi lingkungan tetap segar berbagai pohon rindang yang bikin hawa adem.
    Reply
  • Hallowulandari
    Hallowulandari
    4 Mei 2023 pukul 12.30
    Seneng klo denger kabar, Makin banyaknya keterlibatan masyarakat adat di isu-isu lingkungan, bahkan di dunia internasional. Karena dulu sering banget yaa terabaikan dan bahkan unseen, pantes aja jadi unsung heroes ya, padahal peran mereka buat alam tuh riil
    Reply
  • Okti Li
    Okti Li
    4 Mei 2023 pukul 10.42
    Seharusnya pemerintah juga belajar banyak dari filosofi para masyarakat adat ini. Kalau perlu masukan ke kurikulum pendidikan nasional, kalau menjaga bumi itu untuk keberlangsungan anak cucu. Bukan untuk eksploitasi kepentingan pribadi dan politik
    Reply
  • Lita Lestianti
    Lita Lestianti
    4 Mei 2023 pukul 09.42
    Kalo diruntut keturunan sampai ke atas, mungkin kita menjadi salah satu bagian dari masyarakat adat juga kali ya.. kalauoun enggak, seharusnya tetap menjaga alam biar masyarakat adat di dalamnya bisa bertahan
    Reply
  • atiq - catatanatiqoh
    atiq - catatanatiqoh
    4 Mei 2023 pukul 09.31
    Masyarakat adat selama ini telah dieksploitasi oleh masyarakat kota yah. Dtambah lagi tidak memerhatikan pelestarian lingkungan. Kalau dibiarkan masy adat makin menderita
    Reply
  • Diaz Bela
    Diaz Bela
    4 Mei 2023 pukul 09.27
    Sudah sepatutnya alam bisa seimbang ya dengan gencaran teknologi, pembangunan, dan juga masyarakat adat yang berperan menjaga kelestarian lingkungan
    Reply
  • YSalma
    YSalma
    4 Mei 2023 pukul 07.31
    Untunglah masih ada masyarakat adat yang menjaga keseimbangan alam, masyarakat harus memberikan support penuh demi bumi yang kita tempati ini. Saat ini aja suhu bumi sudah ampun-ampunan.
    Reply
  • Didik Purwanto
    Didik Purwanto
    3 Mei 2023 pukul 22.22
    Masyarakat adat kyk yg msh terbelakang gt, blm modern. Padahal nilai2 kehidupan mereka lah kita bs hidup bs seperti skrg.

    Kita harus bljr kearifan lokal dr mereka sih, apapun bidangnya.
    Reply
  • sasa
    sasa
    2 Mei 2023 pukul 17.57
    Masyarakat modern kadang merasa sombong dengan "kemajuan" mereka, padahal masyarakat modernlah yang kebanyakan merusak alam lingkungan
    Reply
  • KenniApril
    KenniApril
    1 Mei 2023 pukul 13.16
    Masyarakat adat lebih canggih ya daripasa kita mereka tahu cara baik dalam menjaga lingkungan dan memanfaatkannya dengan bijak
    Reply
  • Uniek Kaswarganti
    Uniek Kaswarganti
    29 April 2023 pukul 11.47
    Ah iya, kadang ada saja orang yang memandang sebelah mata pada masyarakat adat, padahal peran mereka teramat penting bagi kita semua.
    Reply
  • Juwita
    Juwita
    29 April 2023 pukul 11.40
    Ya benar sekali tugas masyarakat adat dan kita untuk menjaga bumi agar tetap terjaga sampai kapanpun
    Reply
  • Hamimeha
    Hamimeha
    29 April 2023 pukul 11.34
    Aku pengen banget jadi bagian yang mengambil peran dalam menjaga kelestarian bumi serta menjaga adanya masyrakat adat ini. Salah satunyamemangbadalah dg menulis.

    Termasuk edukasi sederhana ke teman2 sekitarku
    Reply
  • nurul rahma
    nurul rahma
    29 April 2023 pukul 11.09
    masyarakat adat sungguh bijak ya mbaa

    memberikan kontribusi optimal untuk bumi.
    makasiii infonya yah
    Reply
  • Antung apriana
    Antung apriana
    29 April 2023 pukul 10.43
    masyarakat adat ini bisa dibilang sebagai salah satu penyangga lingkungan ya karena mereka memiliki prinsip dan filosofi selalu menjaga alam dan kita sebagai warga juga seharusnya memiliki prinsip dan filosofi hidup yang sama agar bumi bisa tetap lestari
    Reply
  • Lia Yuliani
    Lia Yuliani
    29 April 2023 pukul 10.42
    Masyarakat adat ini ikut serta menjaga kelangsungan daerahnya. Mereka ikut melestarikan dan menjaga alam. Peran mereka sangat penting pastinya
    Reply
  • Mutia Erlisa Karamoy
    Mutia Erlisa Karamoy
    29 April 2023 pukul 05.51
    Kebanggaan Indonesia yang terdiri dari ratusan bahkan ribuan adat serta budaya harus terus dipelihara dan masyarakat adat adalah garda terdepan untuk melindungi semua itu karena didalamnya ada kekayaan sumber daya alam yang harus dijaga serta dilestarikan, semoga semua pihak bisa berkontribusi untuk menjaga kelestarian adat leluhur demi masa depan bangsa yang lebih baik.
    Reply
  • Okti Li
    Okti Li
    28 April 2023 pukul 22.38
    Hitungan menit dipersiapkan banget kami kali ini. Menurut saya harus ajak anak biar gak terlalu malu hehehe
    Reply
  • Dian Restu Agustina
    Dian Restu Agustina
    28 April 2023 pukul 21.16
    Artikel yang mengingatkan saya akan keberadaan dan peran Masyarakat Adat yang begitu besar. Edukasi yang bisa mengubah sudut pandang terhadap Masyarakat Adat yang sering direndahkan dengan stigma negatif terbelakang
    Reply
  • cucum.my.id
    cucum.my.id
    28 April 2023 pukul 16.24
    Masyarakat adat ini memang lebih bijak dalam memanfaatkan dan menjaga alam. Semoga kita bisa bersama-sama menjaga alam. Apalagi dampak pengrusakan alam juga sudah kian terasa. Suhu udara semakin panas, dll.
    Reply
  • Dee_Arif
    Dee_Arif
    28 April 2023 pukul 09.41
    Masyarakat adat ini punya peran penting dalam menjaga kelestarian lingkungan
    Dalam kesehariannya mereka selalu menggunakan gaya hidup ramah lingkungan
    Reply
  • lendyagasshi
    lendyagasshi
    28 April 2023 pukul 02.10
    Sebelumnya, aku gak tau sama sekali dengan keberadaan masyarakat adat atau “Indigenous People”.
    Sejak ada Eco Blogger Squad, membuka semua mata untuk perhatian dengan keberadaan masyarakat yang justru melestarikan alam sekaligus memberikan contoh yang baik untuk kita semua agar hidup dengan sederhana dan back to nature.
    Reply
  • Farida Pane
    Farida Pane
    27 April 2023 pukul 14.31
    Sebenarnya mereka jauh lebih berpengalaman dalam menjaga kelestarian alam karena ilmu warisan yang diajarkan turun-temurun, ya
    Reply
  • nurul rahma
    nurul rahma
    27 April 2023 pukul 14.15
    kepedulian pd lingkungan yg sangat luar biasaaaa

    bangga bangetttt pd masyarakat adat.
    salute!!
    Reply
  • sari widiarti
    sari widiarti
    19 April 2023 pukul 06.59
    Filosofi masyarakat adat papua harusnya dijunjung tinggi, karena memahami kalau bumi bukan dikeruk mulu untuk memuaskan hasrat, harus menghargai layaknya "Bapak", "Ibu"
    Reply
  • Siska Dwyta
    Siska Dwyta
    16 April 2023 pukul 23.30
    Baca ulasan di atas jadi memberikan insight baru tentang masyarakat adat yang sering mendapat stigma negatif lewat label primitif padahal peran mereka sanagt penting ya terutama dalam menjaga kelestarian lingkungan
    Reply
  • Goresan hati
    Goresan hati
    15 April 2023 pukul 22.49
    Malu ya kita sama masyarakat adat yang lebih bisa menjaga lingkungan dengan baik. Kalau dipikir pikir, mereka sangat menjaga bumi demi anak cucu kita loh. Patut kita contoh nih
    Reply
  • Lita Lestianti
    Lita Lestianti
    14 April 2023 pukul 03.13
    Iya..aneh memang ya..negara kita banyak suku budayanya tapi justru ngga ada undang2 yang mengatur ttg masyarakat adat..
    Reply
  • Hamimeha
    Hamimeha
    14 April 2023 pukul 02.51
    semakin ke siniistilah istilah yang dipakai semakinmanusiawi ya mbak, aku jadi teringat ketika belajar tentanga nakberkebuthan khusus itu sekarag namanya difable. tidak banyak berbeda dg masyrakat adat ini pemiihan istilah tampaknya sepele namun ini adalah simbol untuk menggamabrkan sesuatu . seneng aku baca tulisan ini
    Reply
  • Ranggi's Travel Story
    Ranggi's Travel Story
    14 April 2023 pukul 01.25
    Masyarakat adat harus di lindungi, terjaga wilayahnya yang asli asri tanpa menjaga image.
    Kebudayaan di Indonesia beragam dengan adanya masyatakat adat, sisi keunikan Indonesia terjaga dan alampun ikut terjaga dr ulah jahil.(gusti yeni)
    Reply
  • lendyagasshi
    lendyagasshi
    14 April 2023 pukul 00.56
    Apa jadinya kalau bumi kehilangan keseimbangan alamnya dari masyarakat adat yang menjaga semuanya?
    Rasanya gak sanggup melihat bumi dengan segala kemegahannya, namun tanpa pohon, hutan dan adat istiadat yang menjaga.

    Semoga masyarakat adat dan hukumnya tetap lestari, menjaga bumi agar terus berseri, hingga anak cucu kita nanti.
    Reply
  • atiq - catatanatiqoh
    atiq - catatanatiqoh
    14 April 2023 pukul 00.01
    keren sih sama mereka, justru penasaran gitu sama cara hidupnya yang amsih konsisten ya, tapi tetap bisa bertahan hidup dengan kearifan lokal yang mereka junjung di tengah terus majunya teknologi :)
    Reply
  • Naqiibatin Nadliriyah
    Naqiibatin Nadliriyah
    13 April 2023 pukul 23.49
    Aku juga heran dan bertanya-tanya kenapa Masyarakat Adat ini yang kerap mendapat pelabelan stigma negatif, diskriminasi, intimidasi, dan kekerasan yaa. padahal perannya begitu besar terhadap menjaga alam :(
    Reply
  • Happy
    Happy
    13 April 2023 pukul 23.21
    dengan hecticnya kehidupan di perkotaan, tanpa tau yaa kalau masyarakat adat tuh mengorbankan diri buat melestarikan bumi
    Reply
  • Rahmah 'Suka Nulis' Chemist
    Rahmah 'Suka Nulis' Chemist
    13 April 2023 pukul 22.37
    Kalau tidak ada masyarakat adat, keseimbangan alam makin terganggu
    Beruntung mereka ada dengan keyakinan kuat
    Makanya kita bantu supaya tetap lestari
    Reply
  • Wahyu Eko C
    Wahyu Eko C
    13 April 2023 pukul 20.54
    Kayaknya pendidikan cinta alam juga perlu di tanamkan ke semua jenjang pendidikan deh, gak hanya untuk anak2. Pendidikan cinta alam utk anak memang harus tetap dilakukan untuk memupuk kesadaran nya menjaga dan melestarikan alam sejak dini
    • Wahyu Eko C
      Akarui Cha
      4 Mei 2023 pukul 08.40
      Setuju sih. Mungkin kadang ada yang terlewat ya soal pendidikan cinta alam begini makanya nggak banyak masyarakat perkotaan yang aware buat pelan-pelan lebih peduli lagi sama lingkungan.
    Reply
  • deamerina
    deamerina
    13 April 2023 pukul 20.23
    Eh, masa sampe didiskriminasi? Baru tahu kalo sampe segitunya. Padahal berkat mereka budaya kita nggak ilang gitu aja. Kalo nggak ada mereka bs jd kita lupa identitas kita sendiri
    Reply
  • Han
    Han
    13 April 2023 pukul 18.32
    Jadi keingett sama masyarakat adat di Sangihe yang terancam kehilangan rumah dan lapangan pekerjaannya karena tambang yang dibangun di situ, sekarang lagi diperjuangkan untuk bisa menang sih., semoga aja
    Reply
  • Yustrini
    Yustrini
    13 April 2023 pukul 17.37
    Baru tahu ada masyarakat adat. Cukup banyak juga populasinya di Indonesia. Meski dianggap primitif tetapi aslinya mereka justru menjaga alam tetap lestari ya
    Reply
  • Monica Anggen
    Monica Anggen
    13 April 2023 pukul 16.51
    Dalam masyarakat adat juga kan ya, hubungan antara Tuhan, manusia dan alam lebih terlihat. Beda jauh dengan kehidupan masyarakat kota. Antar tetangga saja banyak yang tak saling kenal
    Reply
  • Dee_Arif
    Dee_Arif
    13 April 2023 pukul 13.26
    Masyarakat adat memiliki peran penting dalam menjaga kelestarian bumi ya mbak
    Kearifan lokalnya menjaga bumi tetap lestari
    • Dee_Arif
      Fenni Bungsu
      3 Mei 2023 pukul 18.35
      Nah ini yang menjadi inspirasi kita untuk bisa mendukung masyarakat adat selalu ya kak
    Reply
  • Akarui Cha
    Akarui Cha
    13 April 2023 pukul 08.13
    Kalau ditelaah lebih mendalam memang keberadaan masyarakat adat yang melindungi dan menjaga keberlangsungan Bumi, dibanding kita yang tinggal diperkotaan dan merasa paling modern. Tadinya saya pun mengira bahwa masyarakat adat merupakan komunitas yang tertinggal, namun jika diperhatikan kembali dari bagaimana mereka menjalani keseharian, sesungguhnya mereka lebih bijak dan kita perlu banyak belajar dari mereka.
    Reply
  • Lintang
    Lintang
    13 April 2023 pukul 07.25
    Yaaa, Indigenous People sendiri masih sering mendapat stigma negatif dari pemerintah sendiri lho. Padahal sebenarnya kitalah yang berhutang banyak pada mereka. Udara segar yang masih bisa, makanan yang tersedia di meja juga berkat peran masyarakat adat. Karena merekalah sang penjaga. Sudah menjadi kewajiban kita semua untuk menjaga "Sang Penjaga".
    Reply
  • Yonal Regen
    Yonal Regen
    13 April 2023 pukul 07.21
    Bersyukur kita di Indonesia masih banyak masyarakat adat yang perannya ternyata sangat signifikan dalam menjaga bumi, kini waktunya kita turut andil dalam menjaganya bersama-sama. Terima kasih Kak Anggi untuk tips-tipsnya tentang bagaimana cara kita dalam mengambil peran menjaga bumi
    Reply
  • Eka FL
    Eka FL
    13 April 2023 pukul 06.14
    ngomongin masyarakat adat saya jadi inget suku baduy dan kampung naga dan film avatar! relate banget sih film avatar itu dengan kehdiupan suku adat saat ini. siapa bilang masyarakat adat itu masyarakat tertinggal? justru kehidupannya yang sederhana menurut saya udah jadi cara yang paling bener menjalani hidup karena mempertimbangkan kondisi alam dan menghargai alam.
    Reply
  • Nurul Fitri Fatkhani
    Nurul Fitri Fatkhani
    13 April 2023 pukul 05.50
    Saya justru termasuk yang bangga dan menghargai keberadaan masyarakat adat. Karena peran mereka besar untuk kelestarian alam, termasuk memelihara kebiasaan-kebiasaan baik yang sudah dilakukan oleh nenek moyang kita.
    Reply
  • hani
    hani
    12 April 2023 pukul 23.51
    Masyarakat adat selama ini telah dieksploitasi oleh masyarakat kota yah. Dtambah lagi tidak memerhatikan pelestarian lingkungan. Kalau dibiarkan masy adat makin menderita
    Reply
  • hani
    hani
    12 April 2023 pukul 22.46
    Masyarakat adat memberikan pengetahuan mendalam ttg lingkungan hidup yah. Sekarang banyak hidangan yang engga ada filosofinya.
    Reply
  • Fenni Bungsu
    Fenni Bungsu
    12 April 2023 pukul 20.50
    Semoga RUU-nya lekas disahkan ya kak, karena memang butuh payung hukum agar masyarakat adat terlindungi. Dukung selalu penjaga bumi kita, inspirasi kita
    Reply
  • Ayah Ugi
    Ayah Ugi
    12 April 2023 pukul 13.15
    Kalau saya membaca ini, dan membaca artikel-artikel selama ini, masyarakat adat itu memiliki kepedulian yang tinggi dalam menjaga lingkungan. Mungkin kalau ga ada mereka, sudah habis alam ini beberapa tahun silam. Masyarakat adat biasanya menggunakan alam sesuai kebutuhan, tidak berlebihan
    • Ayah Ugi
      Yonal Regen
      4 Mei 2023 pukul 09.13
      Bersyukur kita masih punya masyarakat adat yang sangat peduli dengan alam, tinggal kita dukung bersama-sama, karena memang tanggung jawab menjaga alam bukan tanggung jawab masyarakat adat saja, tetapi kita semua
    Reply