Bayinya jangan sering digendong, nanti bau tangan, nggak mau ditaruh kasur.”
Hmm, siapa yang masih mendengar kalimat seperti itu? Padahal manfaat menggendong bayi sangat baik sekali. Terutama dalam hal bonding atau ikatan antara anak dan orang tua.
Bayi memang cenderung lebih suka digendong daripada digeletakkan di kasur. Namun, hal itu tidak ada hubungannya dengan bau tangan. Lantas apa yang menyebabkan bayi lebih suka digendong?
Mitos Bau Tangan Vs Fakta Manfaat Menggendong Bayi
Bayi tumbuh serta berkembang di perut ibu selama kurang lebih 9 bulan. Selama itu pula ibu mendekap bayi dalam perut, membawanya kemana-mana. Tentunya itu bukan waktu yang singkat bagi bayi.
Saat bayi lahir, tidak ada lagi yang mendekapnya secara erat seperti saat dalam perut ibu. Tentunya ia kaget, serta berusaha mencari sesuatu yang mirip.
Coba tebak, sesuatu apa yang mirip dengan posisi atau kondisi bayi saat berada dalam dekapan perut ibunya?
Yap! Menggendong bayi. Terutama jika digendong secara M-Shape karena paling mirip dengan posisi bayi dalam kandungan. Di dalam gendongan ibu atau ayah itulah bayi menemukan suasana yang selama ini ia dapatkan dalam perut ibunya.
Soal bau tangan? Itu mah cuma ilmu cocoklogi saja. Saya pribadi pernah mencoba buktikan mitos tidak menggendong bayi atau saat menggendong tangan saya tidak boleh bersentuhan langsung dengan badan bayi. Hasilnya? Ya, tetap saja kalau ditaruh di kasur auto mewek.
Sebab, bayi tidak mau ditaruh di kasur itu bukan perkara bau tangan. Bayi memang masih mencari kenyamanan yang ia dapatkan selama 9 bulan berada di perut ibu. Jawaban dari apa yang bayi cari dengan menangis saat ditaruh di kasur adalah gendongan ibu yang mirip dengan ingatannya saat masih di perut. So cute, isn’t it?
Manfaat Menggendong Bayi di Masa Sekarang dan Masa Depan
Capek, dong, kalau gendong bayi terus? Iya, pasti, tapi masih manusiawi, kok. Rasa capek itu pasti hilang kalau tahu berbagai manfaat menggendong bayi yang luar biasa.di masa sekarang dan masa depan. Apa saja, sih, manfaat menggendong bagi bayi dan ibu?
1. Menguatkan Bonding Lewat Resonansi Detak Jantung
Saat menggendong bayi sesuai kaidah TICKS (Tight, In view all times, Close enough to kiss, Keep chin off the chest, dan Supported backs), area dada bayi akan menempel pada area dada ibu. Di saat inilah detak jantung ibu akan beresonansi dengan bayi dalam frekuensi yang sama.
Artinya, bayi bisa merasakan apa yang ibu rasakan. Kalau ibu tenang, anak akan cepat tenang saat digendong. Sebaliknya, kalau ibu gelisah atau marah, anak akan makin rewel saat digendong. Hal ini bisa menguatkan bonding antara ibu dan anak.
2. Menghadirkan Oksitosin atau Hormon Kebahagiaan Ibu
Menggendong bayi ternyata bisa menghadirkan hormon oksitosin bagi ibu sebagai penggendong. Oksitosin sering disebut sebagai hormon penghasil rasa bahagia.
Saya sering merasakan ketenangan itu sendiri saat menggendong anak. Apalagi saat mencium wangi khas bayi yang digendong, hmmm makin rileks rasanya.
3. Melatih Sistem Vestibular bayi
Mengayun bayi saat dalam gendongan bisa menstimulasi sistem vestibular bayi. Fungsi sistem vestibular untuk menjaga keseimbangan tubuh, mengatur postur tubuh, koordinasi tubuh, dan penglihatan bayi.
4. Pengganti Tummy Time Anak
Saya baru berani menggendong si kecil secara M-shape saat usianya 5 bulan. Sejak saat itu saya selalu menggunakan gendongan SSC ketika menggendong si kecil sampai berusia 2 tahun.
Menggendong bayi ternyata bisa menggantikan tummy time. Sudah pada tahu, kan, kalau tummy time juga jadi fase tumbuh kembang penting dalam pondasi dasar area pra membaca.
5. Bayi Lebih Rileks dan Tenang
Bayi yang digendong biasanya akan lebih rileks dan tenang. Hal ini karena kontak antara tubuh ibu dan bayi bisa merangsang hormon oksitosin keluar. Hormon tersebut yang membuat bayi lebih rileks.
6. Meningkatkan Kesuksesan Menyusui
Penelitian Pisacane (2012) menyatakan bahwa ibu yang menggendong bayinya rata-rata 1 jam sehari pada bulan pertama, akan menstimulasi produksi ASI. Terutama pada bulan ketiga hingga kelima.
Dulu saat saya sempat ke konselor menyusui, beliau juga mengatakan untuk sering menggendong bayi atau memperbanyak kontak skin to skin agar ASI lancar. Sebab produksi ASI juga berhubungan dengan hormon oksitosin yang biasanya muncul saat ibu menggendong bayi.
7. Mengurangi Risiko Refluks Lambung Bayi dan Kolik
Saat menggendong bayi dalam posisi M-shape, Jung (2012) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa posisi tersebut bisa mengurangi risiko refluks lambung bayi atau kolik. Posisi tersebut juga mengurangi risiko anak tersedak, batuk atau muntah.
8. Menstimulasi Perkembangan Sosial, Kognitif, dan Bahasa Anak
Sebelumnya sudah dibahas bahwa menggendong bayi bisa menggantikan tummy time. Nah, tummy time ini merupakan fase penting dalam tumbuh kembang anak.
Terutama sebagai pondasi dasar dalam kemampuan bahasa dan kognitif. Menggendong bayi juga bisa menstimulasi perkembangan sosial anak. Sebab, anak yang sering digendong saat kecil cenderung memiliki karakter tenang.
9. Memperbaiki Postur Tubuh Ibu
Menggendong bayi secara benar ternyata juga bisa memperbaiki postur tubuh ibu. Sebelum mengenal M-shape, saya biasanya menggendong dengan cara tradisional.
Nah, biasanya punggung dan pundak suka nyeri setiap hari. Setelah menggendong dengan teknik M-shape, punggung dan pundak sudah tidak nyeri lagi. Postur tubuh pun bisa jauh lebih tegak, tidak bungkuk.
Penutup
Ternyata manfaat menggendong bayi sangat luar biasa. Hal tersebut bisa mematahkan mitos bau tangan yang banyak beredar di masyarakat luas. Bayi lebih suka digendong karena mereka memang mencari kenyamanan seperti apa yang mereka dapat saat di dalam perut ibu.
Referensi
Jung WJ et al, (2012) “The efficacy of the upright position on gastro-esophageal reflux and reflux- related respiratory symptoms in infants with Chronic respiratory symptoms.” Allergy Asthma & Immunology Research,4,1:17-23
Pisacane A et al (2012). “Use of baby carriers to increase breastfeeding duration among term infants: the effects of an educational intervention in Italy.” Acta Paediatrica, 101 (10):3434-8
12 komentar
Ternyata manfaat menggendong bayi ini gak hanya dirasakan untuk pertumbuhan emosional dan karakter sang anak tetapi juga bermanfaat untuk sang Ibu. Jadi inget banget, dulu koleksi macem-macem bentuk gendongan. Karena sesuai dengan kebutuhan dan keriweuhan.
Hihihi...
Pokoknya peluk teruuss anak selagi masi di golden age.
Semoga semua umma, Ibu, Mama di seluruh dunia ini diberi kemudahan dan kekuatan selalu.
Daku manggut² aja hehe.
Pas baca artikel ini dapat masukan nih, pas besok berkeluarga jadinya hehe