Lahan gambut ini sering dianggap lahan tidak bermanfaat, sehingga banyak yang mengosongkan lahan gambut dengan cara menebang pohon sampai habis, pengeringan, hingga pembakaran. Padahal lahan gambut berfungsi seperti spons yang menyerap air, penyimpan karbon dunia, dan sumber pangan tertentu,” tukas kak Ola selaku Koordinator Nasional lembaga Pantau Gambut saat Online Gathering Eco Blogger Squad.
Dulu saya kira kebakaran hutan yang sering terjadi di luar pulau Jawa akibat panas atau ulah manusia lainnya. Ternyata, lebih dalam dari itu, kebakaran hutan dan lahan di Indonesia juga diakibatkan oleh permasalahan kebakaran lahan gambut yang belum tuntas.
"Lahan gambut yang sengaja dikosongkan itu menjadi sangat kering dan sangat mudah terbakar. Api yang muncul di lahan gambut sulit dipadamkan, bisa masuk hingga kedalaman tertentu di lahan gambut, tidak bisa diprediksi, bahkan bisa merambat ke titik lain, dan menyebabkan karhutla lainnya," lanjut kak Ola menjelaskan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) akibat lahan gambut yang fungsinya dialihkan.
Sifat lahan gambut yang awalnya seperti spons saat basah ternyata menyebabkan api bisa masuk ke dalam permukaan lahan gambut hingga kedalaman 4 meter. Api yang masih menyala di dalam permukaan lahan gambut kering inilah yang sangat berbahaya. Bisa merambat ke titik lain, lalu muncul sebagai titik api penyebab kebakaran hutan dan lahan, tetapi tidak bisa diprediksi dimana "si api dalam diam" ini akan muncul kembali.
Sebenarnya apa lahan gambut itu? Apa sebenarnya fungsi asli lahan gambut yang tidak boleh dialihkan? Bagaimana cara mencegah kebakaran hutan dan lahan di Indonesia? Yuk, dibaca pelan-pelan bestie, biar makin sobi dan sayang sama hutan!
Lahan Gambut itu Apa?
Sebagai orang yang tidak pernah melihat wujud gambut, tentu saya sangat penasaran apa yang dimaksud dengan lahan gambut. Di tempat tinggal saya kota Surabaya adanya hanya lahan basah untuk mangrove. Namun, tidak semua lahan basah itu bisa disebut sebagai gambut.
Kalau dari penjelasan Kak Ola di Online Gathering Eco Blogger Squad kemarin, lahan gambut merupakan suatu lahan yang terbentuk dari bahan-bahan organik seperti ranting pohon, akar pohon, dan kayu pada kondisi kedap udara (anaerob), sehingga tidak terdekomposisi secara sempurna.
Proses dekomposisi tidak sempurna itu mengakibatkan bahan organik tersebut justru menumpuk, terus menumpuk, dan membentuk lapisan gambut. Lebih jelasnya lagi beginilah proses pembentukan lahan gambut, keunikan, serta ciri yang membedakan lahan gambut dengan tanah pada umumnya.
Proses Pembentukan Lahan Gambut
Sumber gambar: Diedit ulang dari Pantau Gambut |
- Dimulai dengan adanya suatu cekungan atau genangan berisi air yang cukup luas di suatu wilayah. Kematian tumbuhan, hewan, dan organisme (bahan organik) di sekitar atau di dalam cekungan akan menyebabkan terjadinya pendangkalan karena menumpuk di dasar cekungan.
- Bahan organik yang menumpuk di dasar cekungan ini tidak terdekomposisi secara sempurna karena berada dalam kondisi kedap udara (anaerob). Nah, hasil dekomposisi tak sempurna itu akan membentuk lapisan di atas tanah mineral pada dasar cekungan. Jadi tidak menyatu dengan tanah mineral.
- Secara bertahap, tumbuhan dan makhluk hidup lainnya di wilayah cekungan yang mati akan terus membentuk lapisan gambut. Pendangkalan cekungan pun terus berlangsung hingga betul-betul tertutup oleh lapisan gambut.
- Setelah bertahun-tahun lamanya, bahkan hingga ribuan tahun, terbentuklah lahan gambut dengan porositas tinggi seperti spons yang siap melindungi alam.
Sebaran Lahan Gambut di Indonesia
Lahan gambut ini adanya dimana saja, sih? Tenang, Indonesia ternyata punya banyak sebaran lahan gambut jenis gambut tropis.
Sebaran lahan gambut biasanya ada di area genangan air seperti daerah pesisir, rawa, dan cekung. Dilansir dari Pantau Gambut, Indonesia memiliki jenis gambut tropis seluas 13,43 juta hektar. Luas tersebut membuat Indonesia menjadi negara dengan gambut tropis terluas di dunia.
Lahan gambut tropis Indonesia tersebar secara luas di tiga pulau besar:
- Sumatera dengan luas gambut 5,8 juta hektar
- Kalimantan dengan luas gambut 4,5 juta hektar
- Papua dengan luas gambut 3 juta hektar
Keunikan Lahan Gambut
Lahan gambut yang sering dikira lahan gabut ini ternyata memiliki keunikan seperti daya serap air yang sangat tinggi karena memiliki pori yang sangat besar (porositas tinggi). Gambut memiliki kemampuan menyerap dan menyalurkan air hingga 100% - 1300% dari bobot keringnya.
Lahan gambut sangat asam dengan pH<4 yang membuat tingkat kesuburannya pun rendah. Unsur hara makro dan mikro juga cenderung rendah dibandingkan tanah mineral. Nah, hal inilah yang sering dijadikan alasan untuk membuat lahan gambut ini seolah-olah "tidak berguna" dan pantas untuk dialihkan fungsinya untuk kepentingan lain seperti perkebunan dan industri.
Padahal, ada beberapa tumbuhan yang bisa hidup di lahan gambut seperti purun, rotan, kangkung atau bayam air, dll. Beberapa hewan pun ada yang bisa dibudidayakan di area lahan gambut.
Fakta Peran Penting Lahan Gambut untuk Alam
Faktanya, lahan gambut punya peran penting sebagai pelindung alam. Begitu yang disampaikan Kak Ola dalam online gathering Eco Blogger Squad. Khususnya dalam mitigasi dampak perubahan iklim yang saat ini sudah sampai menyebabkan pendidihan global (global boiling). Apa saja, sih, peran penting lahan gambut untuk alam kita tercinta ini?
1. Spons Alam untuk Mencegah Banjir dan Kekeringan
Pertama lahan gambut dengan pori besar memiliki fungsi seperti spons yang bisa menyerap air ketika hujan untuk cadangan air dan menyerap kelebihan air saat banjir. Saat kekeringan terjadi di musim kemarau, gambut akan mengeluarkan cadangan air tersebut ke sungai, serta sekelilingnya.
2. Penyimpan Karbon Dunia
Lahan gambut sendiri kaya akan karbon hasil dari bahan-bahan organik seperti tumbuhan dan hewan yang mati dalam lahan gambut. Selain itu, lahan gambut juga masih mampu menyerap karbon hingga 30% dari total karbon di dunia.
Berdasarkan perhitungan Page dkk. (2021) dalam penelitiannya, luas lahan gambut Indonesia yang mencapai 13,43 juta hektar diperkirakan bisa menyimpan hingga 57,4 gigaton karbon. Jumlah serapan karbon dengan luas lahan gambut tersebut lebih besar dibandingkan hutan tropis dengan luas sama yang hanya mampu menyerap ⅓ - ¼ kali saja.
3. Sumber Pangan Tertentu
Lahan gambut bisa dijadikan budidaya berbagai tanaman mulai dari purun, rotan kangkung atau bayam air, gaharu, sagu, kayu putih, dll. Selain itu ada beberapa makhluk hidup di sekitar lahan gambut yang masih bisa hidup seperti ikan gabus, lele dumbo, patin siam, dan nila.
Ada juga tanaman obat, bahkan ada tanaman pakis-pakisan yang bisa dimakan, lho. Jadi, kalau ada yang bilang lahan gambut itu adalah "wasteland" atau tidak bermanfaat, hmm jangan lagi percaya ya, gaiss, ya.
4. Sumber Perekonomian Masyarakat Sekitar Gambut
Tanaman atau hewan hasil budidaya dalam area lahan gambut bisa menjadi sumber pangan dan pendapatan masyarakat sekitar. Oleh sebab itu, lahan gambut memiliki fungsi penting sebagai sumber perekonomian masyarakat sekitar gambut.
Bencana yang Terjadi Akibat Alih Fungsi Lahan Gambut
Jika lahan gambut dijalankan sesuai fungsi, maka akan sangat bermanfaat bagi alam. Sebaliknya, jika fungsinya dialihkan menjadi lahan kering untuk perkebunan atau industri, bencana pun akan menanti. Salah satu yang paling berbahaya adalah kebakaran hutan dan lahan alias karhutla.
1. Karhutla dan Api dalam Diam yang Sulit Diprediksi
Sumber: diedit ulang dari Pantau Gambut |
Lahan gambut yang telah dialihfungsikan akan menjadi kering dan sangat mudah terbakar. Bahkan, kata Kak Ola hanya sebatang puntung rokok saja sudah bisa menyebabkan lahan gambut terbakar.
Kabar buruknya, api bisa masuk hingga kedalaman 4 meter di bawah permukaan lahan gambut, membakar bahan organik dalam lapisan bawah gambut. Jadi, meskipun api di atas permukaan gambut sudah berhasil dipadamkan, masih ada "api diam" di bawah permukaan gambut yang tahan hingga berbulan-bulan.
Api diam ini ternyata juga bisa bergerak, menjalar ke titik lain. Pergerakan api diam ini tidak bisa diprediksi oleh ahli sekalipun.
Lahan gambut yang terbakar menghasilkan gas beracun seperti karbon dioksida dan metana. Asap lahan gambut yang terbakar baunya cukup sangit dan sangat mengganggu pernapasan. Tentunya gas ini berdampak buruk bagi kesehatan sehingga bisa muncul penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut), batuk darah, hingga menyebabkan kematian.
Asap karhutla parah yang terlampau tebal seperti tahun 2015 juga bisa menyebabkan terbatasnya jarak pandang, sehingga terjadi banyak kecelakaan darat dan udara seperti pesawat jatuh. Ngeri sekali, bukan? Saudara kita di Kalimantan dan Sumatera pernah mengalami "neraka" karhutla itu. Sedih, sih, kalau diingat-ingat berita tentang karhutla kala itu.
2. Lepasnya Karbon ke Atmosfer, Memicu Perubahan Iklim
Mengeringkan lahan gambut sama saja dengan melepaskan karbon yang sudah tersimpan di dalamnya. Akibatnya, karbon pun akan lepas ke atmosfer, memiliki risiko bereaksi dengan oksigen dalam udara, dan terjadi reaksi pembakaran.
Parahnya lagi karbon yang lepas ke atmosfer ini juga memperparah efek rumah kaca penyebab pemanasan global. Selanjutnya, yap, tentu saja laju perubahan iklim bisa menjadi lebih cepat.
Perubahan iklim yang lebih cepat, tentunya juga bisa merubah pola cuaca menjadi ekstrim. Contohnya badai el nino yang tahun 2023 ini disebut-sebut semakin menguat karena bisa bertahan hingga akhir tahun. El Nino menyebabkan kemarau menjadi lebih panjang dan biasanya risiko terjadi karhutla meningkat.
3. Pencemaran Tanah dan Air
Jika gambut rusak atau sengaja dirusak, maka senyawa pirit (FeS2) yang ada dalam gambut akan teroksidasi menjadi senyawa beracun dengan asam sulfida (H2S) atau asam sulfat (H2SO4). Senyawa ini akan meracuni perairan di area gambut.
Contohnya kasus pencemaran air Sungai Sebangau yang airnya menjadi lima kali lipat lebih asam, sehingga ikan-ikan dan hewan air lainnya mati karena keracunan.
4. Banjir dan Kekeringan
Masih ingat dengan fungsi gambut sebagai penyerap air hujan dan banjir, serta penyimpan cadangan? Sekarang kalau lahan gambut itu hilang, otomatis sudah tidak ada lagi yang akan menahan air ketika banjir melanda, sehingga bencana alam banjir akan sering terjadi. Disamping itu juga tidak ada lagi cadangan air saat kekeringan melanda di musim kemarau.
5. Hilangnya Keanekaragaman Hayati
Hilangnya lahan gambut juga menyebabkan hilangnya keanekaragaman hayati di Indonesia. Berbagai tumbuhan, hewan, atau organisme lainnya juga terancam punah saat tempat tinggal mereka musnah, dan mengganggu keseimbangan rantai makanan.
Padahal Indonesia termasuk negara dengan keanekaragaman hayati terkaya nomor 2 di dunia hingga disebut sebagai megabiodiversity. Miris juga kalau akhirnya keanekaragaman hayati itu akan hilang dengan perlahan gara-gara ulah manusia.
Pengendalian Karhutla di Tengah Ancaman Puncak Badai El Nino Tahun 2023
Dilansir dari National Geographic Indonesia, karhutla telah menjadi sejarah panjang dalam perjalanan Indonesia yang sudah dimulai sejak zaman penjajahan Belanda, lho. Tepatnya sekitar tahun 1891-1925 kebakaran hutan besar terjadi di wilayah Mojokerto.
Namun, penyebabnya bukan lahan gambut yang terbakar karena dialihfungsikan. Penyebab kebakaran di tahun tersebut adalah kecerobohan manusia di wilayah hutan yang saat itu sedang musim kemarau.
Setelah itu, kebakaran hutan dan lahan hebat juga pernah terjadi tahun 1997 dan 2015 yang diawali dengan kebakaran di lahan gambut. Api yang muncul di lahan gambut tidak semudah itu dipadamkan.
Belum lagi teror api diam di kedalaman gambut yang bisa muncul kembali kapan saja di titik wilayah berbeda.
Apalagi saat ini Indonesia tengah berada dalam ancaman badai El Nino yang semakin menguat akibat perubahan iklim. Oleh sebab itu, Kak Ola menyampaikan bahwa pengendalian karhutla akibat gambut ini harus dilakukan dengan berbagai cara berikut ini.
1. Pencegahan di Awal
Pencegahan karhutla ini dinilai paling efektif daripada menunggu karhutla terjadi. Kegiatan pencegahan ini meliputi sosialisasi dan edukasi terkait kebakaran hutan, revisi peraturan perundangan tentang izin pemakaian lahan gambut, dan pengamatan intensif titik rawan muncul api.
2. Pemadaman
Jika kebakaran hutan dan lahan telah terjadi akan dilakukan pemadaman lewat cara pembuatan sekat bakar, water bombing, pemadaman manual, dan teknologi modifikasi cuaca untuk menciptakan awan hujan di atas wilayah yang terbakar.
3. Penanganan Pasca Kebakaran
Setelah terjadi kebakaran diperlukan restorasi lahan gambut dan monitoring untuk mengembalikan fungsi lahan gambut. Meskipun tidak akan pernah bisa kembali 100%, tapi restorasi gambut ini setidaknya bisa mendekati kondisi natural lahan gambut.
Yuk, #BergerakBersamaBerdaya Jaga Hutan! Sebarkan Informasi Ini agar Indonesia Segera Merdeka dari Karhutla
Saya jauh dari wilayah rawan karhutla, apa yang bisa saya lakukan untuk membantu jaga hutan?"
Tenang kamu tidak sendirian, saya pun juga tinggal di wilayah yang jauh dari wilayah rawan karhutla. Awalnya saya tidak paham sama sekali kenapa bisa terjadi kebakaran hutan tahunan. Ternyata memang api dari lahan gambut yang terbakar memang lebih berbahaya.
Literasi tentang lahan gambut dan karhutla ini sangat dibutuhkan oleh seluruh warga Indonesia. Terutama bagi orang awam yang mungkin jauh dari lokasi karhutla seperti saya.
Nah, salah satu hal sederhana yang bisa dilakukan adalah ikut menyebarkan informasi dalam artikel ini agar banyak yang teredukasi tentang lahan gambut. Selain itu, kamu juga bisa turut serta menjaga hutan di Indonesia lewat TUFI (Team Up For Impact).
Referensi
- Online Gathering Eco Blogger Squad 11 Agustus 2023
- National Geographic Indonesia. https://nationalgeographic.grid.id/amp/132997635/pelajaran-dari-kebakaran-hutan-di-afdeeling-mojokerto-1891-1925
- Pantau Gambut. https://pantaugambut.id/
- Susan Page, John O’Neil Rieley, Christopher Banks. 2010. "Global and regional importance of the tropical peatland carbon pool". Global Change Biology, 17 (2), pp.798. ff10.1111/j.1365-2486.2010.02279.xff. ffhal-00599518ff
38 komentar
Seenaknya dibakar orang padahal banyak flora langka ada di sana
Saya pernah ke Paray yang ada gambutnya
Aku pikir dulu dengan satu lahaaan itu bisa gambuuutt semua dan yang lain bukan. Ternyata sebarannya juga masih diteliti yaa... Sehingga kudu hati-hati dalam treatment lahan sponge terbaik ini.
Iya sih bnyk bgt lahan gambut dialihfungsikan jd pemumiman dan perkebunan sawit. Ini yg memicu spon2 dunia berkurang.
Smg mslh karhutla ini lekas selesai ya kak.
Apalagi jika kebakarannya di lahan gambut
Semoga Indonesia bisa segera merdeka dari karhutla
Dan rupanya lahan gambut ini punya fungsi luar biasa untuk kehidupan kita semua. Mampu menyimoan karbon dunia, menyerap air, dan lainnya.
Jangan sampai lahan gambut rusak karwna akibatnya bisa fatal.
Karena aku pikir juga lahan gambut ini seperti tanah yang mati karena hanya tanaman tertentu aja yang bisa tumbuh pun dengan kualitas airnya yang gak seperti air tanah pada hutan biasa.
Mari kita bergerak bersama untuk jaga hutan Indonesia.