Ia5K33hce05kVEU1UP8J8DLa01dvV8DSgOffubpV
Bookmark

Lahan Gambut, Pelindung Alam yang Bisa Memicu Karhutla Akibat Ulah Manusia

Lahan gambut ini sering dianggap lahan tidak bermanfaat, sehingga banyak yang mengosongkan lahan gambut dengan cara menebang pohon sampai habis, pengeringan, hingga pembakaran. Padahal lahan gambut berfungsi seperti spons yang menyerap air, penyimpan karbon dunia, dan sumber pangan tertentu,” tukas kak Ola selaku Koordinator Nasional lembaga Pantau Gambut saat Online Gathering Eco Blogger Squad.

Kebakaran hutan dan lahan

Dulu saya kira kebakaran hutan yang sering terjadi di luar pulau Jawa akibat panas atau ulah manusia lainnya. Ternyata, lebih dalam dari itu, kebakaran hutan dan lahan di Indonesia juga diakibatkan oleh permasalahan kebakaran lahan gambut yang belum tuntas.

"Lahan gambut yang sengaja dikosongkan itu menjadi sangat kering dan sangat mudah terbakar. Api yang muncul di lahan gambut sulit dipadamkan, bisa masuk hingga kedalaman tertentu di lahan gambut, tidak bisa diprediksi, bahkan bisa merambat ke titik lain, dan menyebabkan karhutla lainnya," lanjut kak Ola menjelaskan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) akibat lahan gambut yang fungsinya dialihkan.

Sifat lahan gambut yang awalnya seperti spons saat basah ternyata menyebabkan api bisa masuk ke dalam permukaan lahan gambut hingga kedalaman 4 meter. Api yang masih menyala di dalam permukaan lahan gambut kering inilah yang sangat berbahaya. Bisa merambat ke titik lain, lalu muncul sebagai titik api penyebab kebakaran hutan dan lahan, tetapi tidak bisa diprediksi dimana "si api dalam diam" ini akan muncul kembali.

Sebenarnya apa lahan gambut itu? Apa sebenarnya fungsi asli lahan gambut yang tidak boleh dialihkan? Bagaimana cara mencegah kebakaran hutan dan lahan di Indonesia? Yuk, dibaca pelan-pelan bestie, biar makin sobi dan sayang sama hutan!


Lahan Gambut itu Apa?

Sebagai orang yang tidak pernah melihat wujud gambut, tentu saya sangat penasaran apa yang dimaksud dengan lahan gambut. Di tempat tinggal saya kota Surabaya adanya hanya lahan basah untuk mangrove. Namun, tidak semua lahan basah itu bisa disebut sebagai gambut.

Kalau dari penjelasan Kak Ola di Online Gathering Eco Blogger Squad kemarin, lahan gambut merupakan suatu lahan yang terbentuk dari bahan-bahan organik seperti ranting pohon, akar pohon, dan kayu pada kondisi kedap udara (anaerob), sehingga tidak terdekomposisi secara sempurna.

Proses dekomposisi tidak sempurna itu mengakibatkan bahan organik tersebut justru menumpuk, terus menumpuk, dan membentuk lapisan gambut. Lebih jelasnya lagi beginilah proses pembentukan lahan gambut, keunikan, serta ciri yang membedakan lahan gambut dengan tanah pada umumnya.

Proses Pembentukan Lahan Gambut

Lahan gambut dan karhutla
Sumber gambar: Diedit ulang dari Pantau Gambut 

  1. Dimulai dengan adanya suatu cekungan atau genangan berisi air yang cukup luas di suatu wilayah. Kematian tumbuhan, hewan, dan organisme (bahan organik) di sekitar atau di dalam cekungan akan menyebabkan terjadinya pendangkalan karena menumpuk di dasar cekungan.
  2. Bahan organik yang menumpuk di dasar cekungan ini tidak terdekomposisi secara sempurna karena berada dalam kondisi kedap udara (anaerob). Nah, hasil dekomposisi tak sempurna itu akan membentuk lapisan di atas tanah mineral pada dasar cekungan. Jadi tidak menyatu dengan tanah mineral.
  3. Secara bertahap, tumbuhan dan makhluk hidup lainnya di wilayah cekungan yang mati akan terus membentuk lapisan gambut. Pendangkalan cekungan pun terus berlangsung hingga betul-betul tertutup oleh lapisan gambut.
  4. Setelah bertahun-tahun lamanya, bahkan hingga ribuan tahun, terbentuklah lahan gambut dengan porositas tinggi seperti spons yang siap melindungi alam.

Sebaran Lahan Gambut di Indonesia

Lahan gambut ini adanya dimana saja, sih? Tenang, Indonesia ternyata punya banyak sebaran lahan gambut jenis gambut tropis.

Sebaran lahan gambut biasanya ada di area genangan air seperti daerah pesisir, rawa, dan cekung. Dilansir dari Pantau Gambut, Indonesia memiliki jenis gambut tropis seluas 13,43 juta hektar. Luas tersebut membuat Indonesia menjadi negara dengan gambut tropis terluas di dunia.

Lahan gambut tropis Indonesia tersebar secara luas di tiga pulau besar:

  • Sumatera dengan luas gambut 5,8 juta hektar
  • Kalimantan dengan luas gambut 4,5 juta hektar
  • Papua dengan luas gambut 3 juta hektar 

Keunikan Lahan Gambut

Lahan gambut yang sering dikira lahan gabut ini ternyata memiliki keunikan seperti daya serap air yang sangat tinggi karena memiliki pori yang sangat besar (porositas tinggi). Gambut memiliki kemampuan menyerap dan menyalurkan air hingga 100% - 1300% dari bobot keringnya.

Lahan gambut sangat asam dengan pH<4 yang membuat tingkat kesuburannya pun rendah. Unsur hara makro dan mikro juga cenderung rendah dibandingkan tanah mineral. Nah, hal inilah yang sering dijadikan alasan untuk membuat lahan gambut ini seolah-olah "tidak berguna" dan pantas untuk dialihkan fungsinya untuk kepentingan lain seperti perkebunan dan industri.

Padahal, ada beberapa tumbuhan yang bisa hidup di lahan gambut seperti purun, rotan, kangkung atau bayam air, dll. Beberapa hewan pun ada yang bisa dibudidayakan di area lahan gambut.


Fakta Peran Penting Lahan Gambut untuk Alam

Karhutla di Indonesia

Faktanya, lahan gambut punya peran penting sebagai pelindung alam. Begitu yang disampaikan Kak Ola dalam online gathering Eco Blogger Squad. Khususnya dalam mitigasi dampak perubahan iklim yang saat ini sudah sampai menyebabkan pendidihan global (global boiling). Apa saja, sih, peran penting lahan gambut untuk alam kita tercinta ini?

1. Spons Alam untuk Mencegah Banjir dan Kekeringan

Pertama lahan gambut dengan pori besar memiliki fungsi seperti spons yang bisa menyerap air ketika hujan untuk cadangan air dan menyerap kelebihan air saat banjir. Saat kekeringan terjadi di musim kemarau, gambut akan mengeluarkan cadangan air tersebut ke sungai, serta sekelilingnya.

2. Penyimpan Karbon Dunia

Lahan gambut sendiri kaya akan karbon hasil dari bahan-bahan organik seperti tumbuhan dan hewan yang mati dalam lahan gambut. Selain itu, lahan gambut juga masih mampu menyerap karbon hingga 30% dari total karbon di dunia.

Berdasarkan perhitungan Page dkk. (2021) dalam penelitiannya, luas lahan gambut Indonesia yang mencapai 13,43 juta hektar diperkirakan bisa menyimpan hingga 57,4 gigaton karbon. Jumlah serapan karbon dengan luas lahan gambut tersebut lebih besar dibandingkan hutan tropis dengan luas sama yang hanya mampu menyerap ⅓ - ¼ kali saja.

3. Sumber Pangan Tertentu

Lahan gambut bisa dijadikan budidaya berbagai tanaman mulai dari purun, rotan kangkung atau bayam air, gaharu, sagu, kayu putih, dll. Selain itu ada beberapa makhluk hidup di sekitar lahan gambut yang masih bisa hidup seperti ikan gabus, lele dumbo, patin siam, dan nila.

Ada juga tanaman obat, bahkan ada tanaman pakis-pakisan yang bisa dimakan, lho. Jadi, kalau ada yang bilang lahan gambut itu adalah "wasteland" atau tidak bermanfaat, hmm jangan lagi percaya ya, gaiss, ya.

4. Sumber Perekonomian Masyarakat Sekitar Gambut

Tanaman atau hewan hasil budidaya dalam area lahan gambut bisa menjadi sumber pangan dan pendapatan masyarakat sekitar. Oleh sebab itu, lahan gambut memiliki fungsi penting sebagai sumber perekonomian masyarakat sekitar gambut.


Bencana yang Terjadi Akibat Alih Fungsi Lahan Gambut

Jika lahan gambut dijalankan sesuai fungsi, maka akan sangat bermanfaat bagi alam. Sebaliknya, jika fungsinya dialihkan menjadi lahan kering untuk perkebunan atau industri, bencana pun akan menanti. Salah satu yang paling berbahaya adalah kebakaran hutan dan lahan alias karhutla.

1. Karhutla dan Api dalam Diam yang Sulit Diprediksi

Kebakaran hutan dan lahan di Indonesia
Sumber: diedit ulang dari Pantau Gambut

Lahan gambut yang telah dialihfungsikan akan menjadi kering dan sangat mudah terbakar. Bahkan, kata Kak Ola hanya sebatang puntung rokok saja sudah bisa menyebabkan lahan gambut terbakar.

Kabar buruknya, api bisa masuk hingga kedalaman 4 meter di bawah permukaan lahan gambut, membakar bahan organik dalam lapisan bawah gambut. Jadi, meskipun api di atas permukaan gambut sudah berhasil dipadamkan, masih ada "api diam" di bawah permukaan gambut yang tahan hingga berbulan-bulan.

Api diam ini ternyata juga bisa bergerak, menjalar ke titik lain. Pergerakan api diam ini tidak bisa diprediksi oleh ahli sekalipun.

Lahan gambut yang terbakar menghasilkan gas beracun seperti karbon dioksida dan metana. Asap lahan gambut yang terbakar baunya cukup sangit dan sangat mengganggu pernapasan. Tentunya gas ini berdampak buruk bagi kesehatan sehingga bisa muncul penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut), batuk darah, hingga menyebabkan kematian.

Asap karhutla parah yang terlampau tebal seperti tahun 2015 juga bisa menyebabkan terbatasnya jarak pandang, sehingga terjadi banyak kecelakaan darat dan udara seperti pesawat jatuh. Ngeri sekali, bukan? Saudara kita di Kalimantan dan Sumatera pernah mengalami "neraka" karhutla itu. Sedih, sih, kalau diingat-ingat berita tentang karhutla kala itu.

2. Lepasnya Karbon ke Atmosfer, Memicu Perubahan Iklim

Mengeringkan lahan gambut sama saja dengan melepaskan karbon yang sudah tersimpan di dalamnya. Akibatnya, karbon pun akan lepas ke atmosfer, memiliki risiko bereaksi dengan oksigen dalam udara, dan terjadi reaksi pembakaran.

Parahnya lagi karbon yang lepas ke atmosfer ini juga memperparah efek rumah kaca penyebab pemanasan global. Selanjutnya, yap, tentu saja laju perubahan iklim bisa menjadi lebih cepat.

Perubahan iklim yang lebih cepat, tentunya juga bisa merubah pola cuaca menjadi ekstrim. Contohnya badai el nino yang tahun 2023 ini disebut-sebut semakin menguat karena bisa bertahan hingga akhir tahun. El Nino menyebabkan kemarau menjadi lebih panjang dan biasanya risiko terjadi karhutla meningkat.

3. Pencemaran Tanah dan Air

Jika gambut rusak atau sengaja dirusak, maka senyawa pirit (FeS2) yang ada dalam gambut akan teroksidasi menjadi senyawa beracun dengan asam sulfida (H2S) atau asam sulfat (H2SO4). Senyawa ini akan meracuni perairan di area gambut.

Contohnya kasus pencemaran air Sungai Sebangau yang airnya menjadi lima kali lipat lebih asam, sehingga ikan-ikan dan hewan air lainnya mati karena keracunan.

4. Banjir dan Kekeringan

Masih ingat dengan fungsi gambut sebagai penyerap air hujan dan banjir, serta penyimpan cadangan? Sekarang kalau lahan gambut itu hilang, otomatis sudah tidak ada lagi yang akan menahan air ketika banjir melanda, sehingga bencana alam banjir akan sering terjadi. Disamping itu juga tidak ada lagi cadangan air saat kekeringan melanda di musim kemarau.

5. Hilangnya Keanekaragaman Hayati

Hilangnya lahan gambut juga menyebabkan hilangnya keanekaragaman hayati di Indonesia. Berbagai tumbuhan, hewan, atau organisme lainnya juga terancam punah saat tempat tinggal mereka musnah, dan mengganggu keseimbangan rantai makanan.

Padahal Indonesia termasuk negara dengan keanekaragaman hayati terkaya nomor 2 di dunia hingga disebut sebagai megabiodiversity. Miris juga kalau akhirnya keanekaragaman hayati itu akan hilang dengan perlahan gara-gara ulah manusia.


Pengendalian Karhutla di Tengah Ancaman Puncak Badai El Nino Tahun 2023

Dilansir dari National Geographic Indonesia, karhutla telah menjadi sejarah panjang dalam perjalanan Indonesia yang sudah dimulai sejak zaman penjajahan Belanda, lho. Tepatnya sekitar tahun 1891-1925 kebakaran hutan besar terjadi di wilayah Mojokerto.

Namun, penyebabnya bukan lahan gambut yang terbakar karena dialihfungsikan. Penyebab kebakaran di tahun tersebut adalah kecerobohan manusia di wilayah hutan yang saat itu sedang musim kemarau.

Setelah itu, kebakaran hutan dan lahan hebat juga pernah terjadi tahun 1997 dan 2015 yang diawali dengan kebakaran di lahan gambut. Api yang muncul di lahan gambut tidak semudah itu dipadamkan.

Belum lagi teror api diam di kedalaman gambut yang bisa muncul kembali kapan saja di titik wilayah berbeda.

Apalagi saat ini Indonesia tengah berada dalam ancaman badai El Nino yang semakin menguat akibat perubahan iklim. Oleh sebab itu, Kak Ola menyampaikan bahwa pengendalian karhutla akibat gambut ini harus dilakukan dengan berbagai cara berikut ini.

1. Pencegahan di Awal

Pencegahan karhutla ini dinilai paling efektif daripada menunggu karhutla terjadi. Kegiatan pencegahan ini meliputi sosialisasi dan edukasi terkait kebakaran hutan, revisi peraturan perundangan tentang izin pemakaian lahan gambut, dan pengamatan intensif titik rawan muncul api.

2. Pemadaman

Jika kebakaran hutan dan lahan telah terjadi akan dilakukan pemadaman lewat cara pembuatan sekat bakar, water bombing, pemadaman manual, dan teknologi modifikasi cuaca untuk menciptakan awan hujan di atas wilayah yang terbakar.

3. Penanganan Pasca Kebakaran

Setelah terjadi kebakaran diperlukan restorasi lahan gambut dan monitoring untuk mengembalikan fungsi lahan gambut. Meskipun tidak akan pernah bisa kembali 100%, tapi restorasi gambut ini setidaknya bisa mendekati kondisi natural lahan gambut.


Yuk, #BergerakBersamaBerdaya Jaga Hutan! Sebarkan Informasi Ini agar Indonesia Segera Merdeka dari Karhutla

Saya jauh dari wilayah rawan karhutla, apa yang bisa saya lakukan untuk membantu jaga hutan?"

Tenang kamu tidak sendirian, saya pun juga tinggal di wilayah yang jauh dari wilayah rawan karhutla. Awalnya saya tidak paham sama sekali kenapa bisa terjadi kebakaran hutan tahunan. Ternyata memang api dari lahan gambut yang terbakar memang lebih berbahaya.

Literasi tentang lahan gambut dan karhutla ini sangat dibutuhkan oleh seluruh warga Indonesia. Terutama bagi orang awam yang mungkin jauh dari lokasi karhutla seperti saya.

Nah, salah satu hal sederhana yang bisa dilakukan adalah ikut menyebarkan informasi dalam artikel ini agar banyak yang teredukasi tentang lahan gambut. Selain itu, kamu juga bisa turut serta menjaga hutan di Indonesia lewat TUFI (Team Up For Impact).


Referensi

  • Online Gathering Eco Blogger Squad 11 Agustus 2023
  • National Geographic Indonesia. https://nationalgeographic.grid.id/amp/132997635/pelajaran-dari-kebakaran-hutan-di-afdeeling-mojokerto-1891-1925
  • Pantau Gambut. https://pantaugambut.id/
  • Susan Page, John O’Neil Rieley, Christopher Banks. 2010. "Global and regional importance of the tropical peatland carbon pool". Global Change Biology, 17 (2), pp.798. ff10.1111/j.1365-2486.2010.02279.xff. ffhal-00599518ff

38 komentar

38 komentar

Terimakasih sudah membaca sampai akhir :)
Mohon tidak meninggalkan link hidup di komentar.

Love,
Anggi
  • GE MAULANI
    GE MAULANI
    1 September 2023 pukul 01.20
    Nah aku sama kayak kak anggi nih, dari dulu penasaran kenapa namanya lahan gambut dan wujudnya kayak gimana. Setelah baca ini jadi tahu dari mulai proses pembentukan lahan gambutnya. Ternyata lahan gambut kayak semacam spons yang menyerap banyak air gitu ya kak.
    Reply
  • Rahmah 'Suka Nulis' Chemist
    Rahmah 'Suka Nulis' Chemist
    31 Agustus 2023 pukul 23.57
    Lahan gambut kalau enggak dijaga ya rusak
    Seenaknya dibakar orang padahal banyak flora langka ada di sana
    Saya pernah ke Paray yang ada gambutnya
    Reply
  • lendyagasshi
    lendyagasshi
    31 Agustus 2023 pukul 23.25
    Lahan gambut ini unik yaa..
    Aku pikir dulu dengan satu lahaaan itu bisa gambuuutt semua dan yang lain bukan. Ternyata sebarannya juga masih diteliti yaa... Sehingga kudu hati-hati dalam treatment lahan sponge terbaik ini.
    Reply
  • Retno Kusumawardani
    Retno Kusumawardani
    31 Agustus 2023 pukul 23.00
    Baru tahu kalau ternyata lahan gambut juga ada di sumatera dan Papua karena selama ini yang digaung gaungkan cuma lahan gambut di kalimantan. Ada yang merasa sama?
    Reply
  • Harianeko.com
    Harianeko.com
    31 Agustus 2023 pukul 21.07
    Begitu detail penjelasan Lahan Gambut, sy juga baru tau artinya kak. Alangkah baiknya kita sama" jaga alam tetap aman dr orang" yg ga bertanggung jawab.
    Reply
  • Sabrina
    Sabrina
    31 Agustus 2023 pukul 20.31
    sedih banget kebakaran hutan dan lahan di Indonesia belum berhenti signifikan malahan terjadi terus-terusan setiap tahunnya, padahal lahan gambut itu punya manfaat banyak bagi manusia dan juga lingkungan
    Reply
  • Eri Udiyawati
    Eri Udiyawati
    31 Agustus 2023 pukul 20.23
    Karhutla ini belum bisa lepas ya di negara kita. Bahkan, menurut cerita teman-teman dan berbagai laman media, kebakaran di Kalimantan sedang terjadi. Entah kapan masalah karhutla ini selesai.
    Reply
  • Didik Purwanto
    Didik Purwanto
    31 Agustus 2023 pukul 20.10
    Pertanyaannya, lahan gambut seharusnya dipakai utk apa biar ga terbakar nih? Apa ditanami pepohonan? Kalo kering spt ini, bknnya rawan jg ya kebakaran.

    Iya sih bnyk bgt lahan gambut dialihfungsikan jd pemumiman dan perkebunan sawit. Ini yg memicu spon2 dunia berkurang.

    Smg mslh karhutla ini lekas selesai ya kak.
    Reply
  • April Hatni
    April Hatni
    31 Agustus 2023 pukul 19.20
    Lahan gambut memiliki banyak peran penting untuk ekosistem. Oleh karena itu diperlukan peran nyata dari masyarakat agar dapat menjaga keberadaan lahan gambut dan tidak dialihfungsikan sehingga menjadi salah satu pemicu terjadinya karhutla.
    Reply
  • deamerina
    deamerina
    31 Agustus 2023 pukul 11.58
    ngeri banget karhutla ini dampaknya buat lignkungan. sering kesel sama orang2 yang sengaja ngebakar hutan demi kepentingan pribadi. moga aja ya banyak orang yang mata hatinya terbuka lebar dan sadar untuk nggak merusak rumah kita semua
    Reply
  • Putu Felisia
    Putu Felisia
    31 Agustus 2023 pukul 06.31
    Saya sering ngeri sama prediksi masa depan. Padahal kalau dimulai dari sekarang, kemusnahan kayak gitu bisa dicegah. Salah satunya dengan menjaga lahan gambut.
    Reply
  • Kanianingsih
    Kanianingsih
    30 Agustus 2023 pukul 22.50
    banyak juga ya manfaat lahan gambut untuk kehidupan, jika musnah akan membayahakan alam
    Reply
  • Yuni Bint Saniro
    Yuni Bint Saniro
    30 Agustus 2023 pukul 13.27
    Bener deh. Lahan gambut sering dibilang marginal gitu. Jadi, banyak pihak beranggapan daripada nggak dipake apa-apa mending dialihfungsikan jadi perkebunan. semacam itu...
    Reply
  • Deeva Collection
    Deeva Collection
    30 Agustus 2023 pukul 09.41
    Sangat diperlukan informasi seperti ini. Apalagi lahan gambut seringkali dianggap sebelah mata. Bahkan keberadaannya dianggap tidak ada manfaatnya sama sekali, padahal memiliki manfaat yang besar bagi kehidupan.
    Reply
  • Fera Marentika
    Fera Marentika
    19 Agustus 2023 pukul 20.02
    Wih ini pemaparannya detail sekali, bagus bgt untuk ngebangun awereness agar orang makin waspada juga terhadap kebakaran hutan dan pembukaan lahan untuk kepentingan golongan
    Reply
  • lendyagasshi
    lendyagasshi
    18 Agustus 2023 pukul 06.19
    Di tengah kemajuan teknologi, semoga kita semua bisa saling mengingatkan bahwa ada hal yang harus kita jaga dengan sungguh-sungguh, yakni hutan Indonesia terutama lahan gambut yang memiliki api diam. Rasanya kita dan pemerintah mesti bergerak bersama untuk meminimalisir karhutla yang terjadi dari tahun ke tahun ini.
    Reply
  • Han
    Han
    18 Agustus 2023 pukul 05.35
    Ngeri bangett yaa. dulu pas nggatahu fungsi lahan gambut tuh kayak: yaudah sih kan yang dibakar lahan gambut ini, bukan hutan. Tapiiii pas tahu manfaat dan dampaknya, waduh masa iya kita diemin yak
    Reply
  • ungayossy.com
    ungayossy.com
    18 Agustus 2023 pukul 00.01
    Gambut emang bisa membahaykan ya kak kalau telat dipulihkan fungsinya
    Reply
  • Hallowulandari
    Hallowulandari
    17 Agustus 2023 pukul 23.06
    lahan gambut ngeri2 sedap yaa, bisa jadi tandon air, tapi klo kebakaran juga nyimpen Bara api di bawahnya, emang paling bener jangan main2 Sama alam, klo ga alam yang akan "mainin" manusia
    Reply
  • Irra Octaviany
    Irra Octaviany
    17 Agustus 2023 pukul 22.12
    Lahan gambut memiliki banyak peran penting untuk ekosistem, diperlukan peran nyata dari masyarakat nih agar dapat menjaga lahan gambut tetap ada dan tidak dialihfungsikan menjadi hal lain yang dapat memicu terjadinya karhutla.
    Reply
  • Monica Anggen
    Monica Anggen
    17 Agustus 2023 pukul 21.50
    Dulu ortu suka bilang kalau main api jangan dekat lahan gambut. Apinya akan masuk dan tersimpan dalam tanah, seperti api dalam sekam. Jadi ketika di bagian atas tanah padam, sebenarnya bisa saja masih ada api di dalamnya dan sewaktu-waktu akan berkobar kembali. Makanya sangat dilarang lho bakar-bakar di dekat lahan gambut tuh
    Reply
  • Erin Herlina
    Erin Herlina
    17 Agustus 2023 pukul 21.32
    Baru paham mengenai lahan gambut yang bisa mengatasi masalah kebakaran hutan ini. Apalagi lahan gambut ternyata menyimpan banyak air jadi kalau terjadi karhutla bahaya juga. Apalagi lahan gambut yang jadi alih fungsi.
    Reply
  • Dee_Arif
    Dee_Arif
    17 Agustus 2023 pukul 20.40
    Sedih ya, masih banyak karhutla
    Apalagi jika kebakarannya di lahan gambut
    Semoga Indonesia bisa segera merdeka dari karhutla
    Reply
  • Eri Udiyawati
    Eri Udiyawati
    17 Agustus 2023 pukul 18.02
    Sama kita, Mbak.. sebagai warga negara yg gak pernah lihat lahan gambut. Penasarannya luar biasa.

    Dan rupanya lahan gambut ini punya fungsi luar biasa untuk kehidupan kita semua. Mampu menyimoan karbon dunia, menyerap air, dan lainnya.

    Jangan sampai lahan gambut rusak karwna akibatnya bisa fatal.
    Reply
  • Didik Purwanto
    Didik Purwanto
    17 Agustus 2023 pukul 17.32
    Bagus bgt loh fungsi lahan gambut ini. Malah lbh bgs dr tanah biasa dong ya kalo bs menyerap air hingga 6x lipat. Dan pd saat kekeringan, lahan gambut tdk full kering kyk tanah biasa. Seharusnya bs lbh dilestarikan sih ya, bkn malah dibuat utk perkebunan sawit.
    • Didik Purwanto
      Bambang Irwanto
      30 Agustus 2023 pukul 10.14
      Lahan gambut itu sebagai spon alam yang menyerap air ya, Mas. jadi saat datang musim kemarau, masih ada cadangan air. Nah, karena dibiarkan kering, maka saat musim kemarau jadi mudah terbakar.
    Reply
  • Fenni Bungsu
    Fenni Bungsu
    17 Agustus 2023 pukul 17.03
    Harus terus ini sosialisasi secara masif dilakukan agar kesadaran makin meningkat sehingga kebakaran hutan maupun lahan gambut bisa diminimalisir
    Reply
  • Taumy
    Taumy
    17 Agustus 2023 pukul 11.07
    Ternyata bisa juga ya berpartisipasi aktif untuk mencegah kebakaran hutan lahan gambut. Tinggal cek web TUFI ya. Dan pastinya ini bersama-sama dalam menjaga hutan tanpa pandang bulu sih. Bagus banget programnya
    Reply
  • Bambang Irwanto
    Bambang Irwanto
    17 Agustus 2023 pukul 10.15
    Sangat miris sekali ya, Mbak. Lahan gambut sengaja dikosongkan. Ini mungkin karena kurangnya pengetahuan atau sosialisasi. Lainnya, Lahan gambut pun banyak yang dialih fungsikan. Akhirnya lahan gambut tidak memberi manfaat lagi bagi kehidupan. yang rugi juga manusia. Bahkan sering karena keteledoran manusia, lahan gambut jadi terbakar yang susah dipadamkan.
    Reply
  • Kyndaerim
    Kyndaerim
    16 Agustus 2023 pukul 20.23
    Baru tau dong proses pembentukan lahan gambut yang ternyata punya peran penting uat melindungi alam. Semoga makin go juga yah buat Online Gathering Eco Blogger Squad yg ga pernah bosen buat menebar aksi² positif.
    Reply
  • lendyagasshi
    lendyagasshi
    15 Agustus 2023 pukul 23.00
    Betapa besar peran lahan gambut untuk keseimbangan iklim bumi kita ya..
    Karena aku pikir juga lahan gambut ini seperti tanah yang mati karena hanya tanaman tertentu aja yang bisa tumbuh pun dengan kualitas airnya yang gak seperti air tanah pada hutan biasa.

    Mari kita bergerak bersama untuk jaga hutan Indonesia.
    Reply
  • Meimoodaema
    Meimoodaema
    15 Agustus 2023 pukul 21.46
    Semoga makin berkurang banyak ya mba untuk kebakaran hutan ini khususnya lahan gambut, agar hutan Indonesia tidak semakin rusak dan mati sama sama berkolaborasi untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan gambut
    • Meimoodaema
      Fenni Bungsu
      31 Agustus 2023 pukul 16.29
      Aamiin, karena memang kalau gak hati-hati dengan lahan gambut malah jadi masalah ya. Padahal di sisi lain lahan gambut punya manfaat besar buat kehidupan
    Reply
  • Okti Li
    Okti Li
    15 Agustus 2023 pukul 17.56
    Kebakaran hutan ini memang bis jadi sumber bencana untuk manusia lingkungan dan isinya. Yuk ah kita bersama bergerak berdaya, paling tidak bisa melakukan hal yang bisa meminimalisir hal yang bisa menyebabkan kebakaran ya
    Reply
  • Nabilla DP
    Nabilla DP
    15 Agustus 2023 pukul 11.34
    selalu seneng kalau bahas lahan gambut kak. soalnya flora fauna di sana itu yang terbilang eksotis.. sangat berjasa buat lingkungan indonesia jadi sedih banget kalau ada yang bilang gak penting dan bahkan melakukan alih fungsi lahan di gambut
    Reply
  • atiq - catatanatiqoh
    atiq - catatanatiqoh
    14 Agustus 2023 pukul 23.06
    padahal, fungsinya banyak banget ya buat ekosistem di bumi ini, sekalinya hancur rusak bisa merugikan manusia juga padahal :(
    • atiq - catatanatiqoh
      Kyndaerim
      31 Agustus 2023 pukul 19.16
      Bener banget, Mbak. Seringnya manusia nggak sadar ya. Ini sih udah semestinya jadi tanggung jawab kita semua juga buat ngejaganya.
    • atiq - catatanatiqoh
      Han
      1 September 2023 pukul 05.33
      Aku sejauh iniii paling jauhhh ngga pernah lihat tanah atau lahan gambut tuh kek gimanaa, kalo sawah banyaak. nah jangan sampai nih pas anak kita gede gambutnya udah alih lahan semuaaa :((
    Reply