Ia5K33hce05kVEU1UP8J8DLa01dvV8DSgOffubpV
Bookmark

Rasa Kesepian Pada Lansia, Sunyi di Ujung Senja

rasa kesepian pada lansia

"Mbah Nang sempat sakit," begitu kata Bude yang merawat Mbah Nang di desa, "kemarin juga tiba-tiba cari Mbah Dok, terus teriak takut sendirian."

Deg! Entah kenapa tiba-tiba aku turut merasakan rasa kesepian pada lansia kesayanganku itu. Apalagi, Mbah Dok yang selalu disayang Mbah Nang telah pergi beberapa tahun lalu.

Anak-anak Mbah Nang juga hampir separuhnya telah berpulang. Tinggal Pak Poh Jono yang merawat Mbah Nang di desa, Pak Poh Dek di kota lain, dan ibuku.

Ah, rasanya melow sekali kalau membahas ini. Namun, cerita ini aku bagi karena suatu saat nanti kita juga akan ada di posisi Mbah Nang. Kesepian di ujung senja.


Kesepian Pada Lansia Seperti Mbah Nang

Aku tidak bisa membayangkan sesepi dan sesunyi apa rasanya jadi Mbah Nang di usia senja."

Mbah Nang bisa dibilang lansia yang sangat sepuh di desanya. Hampir semua orang di sekitar mengenal Mbah Nang.

Sejak muda Mbah Nang bekerja sebagai petani dan peternak. Kalau tidak salah ingat, Mbah Nang masih terus bekerja sampai usianya waktu itu 80 tahun an.

Hidup Sejak Zaman Penjajahan Belanda Generasi Akhir

Tidak ada yang tahu secara pasti berapa usia Mbah Nang. Sebab, di masa itu tidak ada arsip pencatatan kelahiran secara jelas. Aku hanya tahu kalau Mbah Nang lahir sejak zaman penjajahan Belanda, tapi sepertinya sudah di fase akhir.

Salah satu cerita yang dulu sering diceritakan padaku adalah tentang bagaimana mereka selalu sembunyi di lubang bawah tanah saat mendengar bunyi tembakan. Kadang Mbah Nang juga bercerita bagaimana tentara Belanda sering seperti sedang bersembunyi di area desa Mbah Nang.

Beliau juga sering bercerita tentang tentara Jepang yang memberi penduduk desa pendidikan di sekolah. Bahkan, dulu Mbah Nang dan Mbah Dok sedikit bisa berbahasa Jepang. Minimal berhitung angka 1-10.

Menikah Muda dengan Mbah Dok

Ternyata dulu Mbah Nang dan Mbah Dok ini dinikahkan di usia yang sangat muda. Ada cerita lucu, nih, kata Mbah Nang dulu Mbah Dok sempat tidak mau disentuh. Mungkin karena masih terlalu muda ya, wkwkwkwk.

Mbah Nang juga semacam tidak berani menyentuh Mbah Dok. Sampai akhirnya karena ungkapan "tresna jalaran saka kulina" dan sudah jodoh, ya akhirnya mereka saling jatuh cinta, uhuy!

Aduh, aku jadi ikut tersapu, eh, tersipu malu kalau dengar kisah ini dulu. Sampai tua pun mereka tetap romantis lo.

Saat Mbah Dok sakit, semua keinginannya auto dikabulkan oleh Mbah Nang. Seperti saat Mbah Dok minta gendong dari kasur untuk pindah ke kursi roda, auto diturutin, dong! MasyaAllah romantis syekali.

Umur 100 Tahun Lebih

Nah, perkara umur kalau kata orang desa usia Mbah Nang sepertinya sudah mencapai 100 tahun lebih. Bisa bayangin, kan, begitu panjang hidup Mbah Nang di dunia. Apalagi harus menyaksikan satu per satu adik kandungnya atau anak-anaknya meninggal dunia. Getaran rasa kesepian pada lansia yang dirasakan Mbah Nang sampai terasa hingga ke Surabaya.

Pendengaran yang Hilang

Salah satu faktor yang membuat Mbah Nang mungkin merasa sendirian padahal di rumah desa ada keluarga Pak Poh Jono yang menemani adalah kemampuan pendengarannya memang telah hilang sejak lama. Jadi, Mbah Nang sudah tidak bisa mendengar suara apapun.

Namun, kalau penglihatan sepertinya masih termasuk oke karena masih bisa mengenali orang sekitar. Jadi memang saat ini Mbah Nang mengalami disabilitas dalam mendengar.

Kalau ditanya soal alat bantu dengar, dulu almh. Bude pernah membelikan Mbah Nang alat bantu dengar. Sayangnya, aku lupa alasannya kenapa pada akhirnya alat bantu dengar itu tidak berfungsi di Mbah Nang.

Pastinya sunyi sekali rasanya hidup tanpa bisa mendengarkan suara di usia yang sudah sangat renta. Apalagi tidak memiliki pasangan untuk sekedar menemani. Meskipun ada keluarga di sana, tapi tetap kalau saat Pak Poh dan Bude bekerja di sawah, ya, Mbah Nang sendirian lagi.


Tips Membersamai Lansia yang Merasa Kesepian

Kesepian pada lansia

Sebenarnya ini bukan tips dariku, tapi dari Bude yang saat ini sedang membersamai Mbah Nang di desa. Mungkin saat ini kita belum butuh, tapi bisa jadi sebentar lagi kita butuh untuk merawat orang tua.

Siapkan Stok Sabar Seperti Menghadapi Bayi

Banyak orang berkata, "semakin kita tua, semakin kita seakan-akan kembali seperti bayi."

Ternyata hal itu benar adanya menurut Bude dan Pak Poh saat merawat Mbah Nang. Aku pun saat pulang melihat sendiri bagaimana kelakuan Mbah Nang semakin mirip anak kecil atau bayi.

Pernah suatu ketika si kecil membawa mainan dari Surabaya saat pulang ke desa. Saat si kecil mandi, Mbah Nang mengambil mainan si kecil, lalu memainkannya seperti anak kecil yang penasaran.

Begitu pun dengan ulah Mbah Nang lainnya seperti kadang minta jajan, kadang suka kabur jalan-jalan sendiri tapi lupa jalan pulang, dan berbagai tingkah laku lucu ala anak kecil. Tak jarang tingkah laku tersebut membuat orang rumah geleng-geleng kepala karena, ya, seperti anak kecil lagi.

Jadi, siapkan stok sabar yang banyak untuk menghadapi lansia seperti Mbah Nang yang lucu dan menggemaskan. Kalau kata Pak Poh dulu Mbah Nang yang sering geleng-geleng kepala saat merawat anak-anaknya, sekarang gantian anaknya yang geleng-geleng kepala, hihihi!

Dengarkan Curhatannya

Masih ingat, nggak, dulu saat kita kecil kita suka banget ngoceh ke orang tua sampai dianggap cerewet? Kadang sudah dijawab, masih aja nyerocos untuk mendapatkan perhatian Ibu atau Ayah.

Nah, usahakan untuk selalu mendengarkan saat lansia bercerita. Udah, terima aja seaneh apapun cerita mereka. Sesekali beri tanggapan agar mereka merasa tidak sendiri.

Kalau Mbah Nang, agak lucu, sih. Kalau ngobrol harus campur pakai bahasa isyarat. Kalau mentok tidak mengerti, beliau malah menertawakan telinganya yang tidak bisa mendengar.

Kadang kalau bertanya suka diulang-ulang. Beliau juga kalau bercerita suka ngalor-ngidul dari topik A bisa pindah ke topik Z. Persis anakku kalau lagi bercerita dari topik buah bisa tiba-tiba nyambung ke Ultraman, ha-ha-ha!

Dekatkan dengan Cucu atau Cicit

Kelihatannya sepele, tapi mendekatkan lansia dengan cucu atau cicit yang masih kecil bisa memberikan mereka kebahagiaan, lo. Seperti Mbah Nang kalau bertemu dengan si kecil. Wah, auto sumringah wajahnya.

Mereka suka main bareng. Kadang bercanda bareng. Mungkin karena Mbah Nang secara psikologi seperti kembali menjadi anak kecil. Jadi saat bertemu dengan cucu atau cicit auto klop.

Awasi dengan Ketat

Satu hal lagi yang harus kita perhatikan dalam membersamai lansia adalah awasi seketat mungkin. Terutama pintu rumah atau pagar rumah harus selalu dikunci kalau meninggalkan lansia sendirian.

Jangan sampai mereka ucul sendirian. Bisa bahaya seperti kasus yang terjadi di kampungku beberapa tahun lalu.

Ada lansia nyasar dari Nganjuk. Untungnya bapak tersebut masih ingat alamat rumah anaknya, jadi pak RT dan RW saat itu mengantarkan bapak lansia itu ke rumah anaknya di Surabaya.


Kesimpulan

Jika diberi anugerah umur yang panjang, akan ada saatnya manusia mencapai usia lansia. Saat itu, mungkin akan banyak yang hilang dari hidup, hingga menyisakan rasa sepi dan sendiri.

Rasa kesepian pada lansia bisa menimbulkan semacam stress jika keluarga tidak memberikan full support. Oleh karena itu, jangan lupa selalu tanyakan kabar orang tua, kakek atau nenek, bahkan buyut kalau masih ada sela kita bisa. Jangan biarkan mereka merasa sendiri atau kesepian di ujung usianya.

Sebab, suatu saat nanti kalau Tuhan menganugerahkan umur panjang kepada kita, akan ada juga saatnya kita berada di posisi Mbah Nang sebagai lansia. Kala itu kita akan merasakan juga bagaimana rasa kesepian pada lansia. Apakah kita kuat hidup dengan rasa sepi dan sunyi?

20 komentar

20 komentar

Terimakasih sudah membaca sampai akhir :)
Mohon tidak meninggalkan link hidup di komentar.

Love,
Anggi
  • GE MAULANI
    GE MAULANI
    13 November 2023 pukul 10.56
    Ya ampun mbah Nang panjang umur sekali. Sedih banget tapi pendengarannya hilang ya. Emang bener sih kak, ngadepin lansia itu harus sabar kayak ngerawat bayi. Dan emang mesti dijaga ketat juga
    Reply
  • lendyagasshi
    lendyagasshi
    10 November 2023 pukul 04.36
    MashaAllaa~
    Sehat selalu mbah Nang.

    Orangtua itu selain kembali menjadi anak-anak juga kalau cerita suka diulang-ulang dan seringnya dibubuhi nasehat. Makanya aku jadi sering ditoyor masku karena kalo curhat suka dikatain "Tuwir lu, dek.. ngelarang-larang anakmu.."

    Hihihi.. memang orangtua jadi banyak ketakutannya yaa..
    Apalagi rasa sayang kake dan nene ini sangat besar pada cucu-cucunya ketimbang sama anaknya dulu.
    Reply
  • Eka FL
    Eka FL
    9 November 2023 pukul 23.42
    Aku tetiba kepikiran, someday kalo dikasih usia panjang akan mengalami seperti ini mungkin yaaa. Ada baiknya juga mempersiapkan mental menghadapi problematika usia senja. Jadi noted juga buat aku menemani orangtua di usia senja nya nanti
    Reply
  • Lita Lestianti
    Lita Lestianti
    9 November 2023 pukul 23.30
    Ya Allah kok mellow baca ini.. jadi terbayang-bayang gimana ya kalo aku udah tua nanti. . Hiks.. sehat2 terus Mbah Nang..
    Reply
  • Fera Marentika
    Fera Marentika
    9 November 2023 pukul 23.11
    ya Allah kok sedih ya membaca cerita mbah nang ini, membayangkan sepinya kehidupan lansia. ada beberapa orang lansia di daerah ku juga yang tidak mengetahui usianya secara pasti. anak2 jauh2 dan jarang pulang, suaminya sudah meninggal, hanya dengan ART di rumah, sesekali cucu dan anaknya bergiliran menemani. aku juga jadi terbayang orangtuaku :((
    Reply
  • Happy
    Happy
    9 November 2023 pukul 22.49
    jadi kebayang deh. karena jangankan lansia, aku yang masih muda aja lagi merasa ada di masa-masa kesepian :')
    Reply
  • Irra Octaviany
    Irra Octaviany
    9 November 2023 pukul 22.17
    kalau lihat lansia yang panjang umur tuh, dulu selalu kagum. masa mudanya ngapain aja kok bisa berumur panjang gitu. tapi makin kesini makin kepikiran juga, mereka yang hidup panjang pasti sangat kesepian karena teman sebayanya udah pada gak ada.
    Reply
  • April Hatni
    April Hatni
    9 November 2023 pukul 21.08
    Orang-orang zaman dulu itu terkenal panjang umur. Aku pun dulu punya tetangga usia 80 masih suka jalan pagi untuk jualan.
    Reply
  • Didik Purwanto
    Didik Purwanto
    9 November 2023 pukul 20.58
    I feel u kak. Skrg aku aja pelihara orangtua (duh jgn pelihara deh, kesannya kok kayak hewan aja), ya merawat lah. Sampe aku berani resign dr kerjaan di ibu kota dan hidup baru sbg petani di kampung demi bs meraeat ortu.

    Bagiku, merawat mereka udh kyk balas budi krn mereka udh bikin aku bs berdiri hingga skrg. Walau blm.bs menbahagiakan mereka, tp aku yakin ttp bs membahagiakan dgn caraku.

    Setuju bgt sih kl soal kesabaran. Merawat mereka udh kyk bayi yg baru lahir. Susah bgt menerka apa maunya. Jd ya stok sabar hrs dilipatgandakan demi merawat mereka sepenuh hati.
    Reply
  • Bunda Saladin
    Bunda Saladin
    9 November 2023 pukul 20.34
    Alhamdulillah mbahnya dikaruniai umur panjang. Emang bener ya kalo lansia balik kayak anak kecil lagi dan kadang suka ngambek
    .kudu nyiapin stok sabar yang banyakk.
    Reply
  • Eri Udiyawati
    Eri Udiyawati
    9 November 2023 pukul 20.12
    Lansia yang sudah kehilangan sanak saudara, karena mereka sudah berpulang. Sepi itu pasti menghampiri. Kasihan ya Mba Nang.

    Dan ya, menghadapi lansi memang kudu sabar dan seperti menghadapi bayi lagi.
    Reply
  • Kyndaerim
    Kyndaerim
    9 November 2023 pukul 19.59
    MasyaaAllah, ini yg harus dipersiapkan keluarga terutama anak²nya yah. Kudu sabar banget memang. Huhu, jadi inget ortu, nih..
    Reply
  • Dee_Arif
    Dee_Arif
    9 November 2023 pukul 18.27
    Iya, lansia akan merasakan kesepian
    Klo aku dulu belajar pas di kampus, siklus hidup itu berputar
    Saat lansia akan sama lagi seperti bayi gitu
    Makanya harus sabar
    Reply
  • Deeva Collection
    Deeva Collection
    9 November 2023 pukul 15.46
    Masya Allah berkah usianya. Semoga diberikan sehat selalu beliaunya. Memang kunci paling harus dipegang saat bersama mereka adalah kesabaran.
    Reply
  • Yonal Regen
    Yonal Regen
    9 November 2023 pukul 15.38
    Pengalaman waktu dulu mengurus almarhum nenek adalah mengawasi beliau dengan ketat karena kita pun mempunyai aktivitas dan kadang tidak ada saudara yang bisa menggantikan. Jadi suka dilema, ditinggalkan kita menjadi khawatir tapi di sisi lain pun kita mempunyai kegiatan personal kita sendiri
    Reply
  • Fenni Bungsu
    Fenni Bungsu
    9 November 2023 pukul 14.21
    Kalau sedang bercerita memang sebaiknya didengarkan ya, apalagi ketika mereka membicarakan kisah masa mudanya. Sehingga bila menjadi pendengar yang baik, pastinya akan membuat mereka merasa nyaman juga ya
    Reply
  • Yuni Bint Saniro
    Yuni Bint Saniro
    9 November 2023 pukul 08.19
    Selama ini, aku berusaha untuk menjadi pendengar yang baik untuk mama dan bapak. Bener juga. Mau seaneh apa cerita itu atau malah cerita yang sudah diulang entah keberapa kalinya. Aku tetap tenang mendengarkan. Mungkin aku bosan. tapi aku nggak menampakkan. Kadang menanggapi jika itu perlu. Begitu saja mama dan bapakku sudah senang. Lalu mau menolak gimana lagi? kalau bisa memberi rasa senang pada orang tua..
    Reply
  • Shinta Shyntako
    Shinta Shyntako
    8 November 2023 pukul 20.09
    duh kebayang ya kalo masa tua kesepian tuh plus gap sama generasi yg lebih muda bikin makin berasa tersisih tuh kaya hidup di dunia yang asing, sedih banget ya Allah
    Reply
  • HendraDigital
    HendraDigital
    8 November 2023 pukul 17.00
    Duh iya ya, jadi kepikiran nanti gimana nasib saya di usia senja. Itupun kalo sampe kayak Mbah Nang 100 tahun lebih. Nggak bisa ngebayangin kalo hidup sendirian di usia senja. Zaman dulu ABG masih pada punya rasa malu ya, contohnya kayak Mbah Nang dan Mbah Dok yang malu saat mau disentuh wkwkwk
    Reply
  • timduniamasak
    timduniamasak
    19 Oktober 2023 pukul 09.18
    aku juga suka kepikiran, kalo saat aku tua nanti akan ada yang jagain atau akan merasa sepi dan sendiri :')
    Reply