Halo teman online! Kamu tim kaldu jamur atau MSG forever, nih? Akhir-akhir ini aku banyak menemukan perdebatan tentang lebih baik kaldu jamur atau MSG untuk menambah rasa umami dalam masakan.
MSG sering disebut tidak sehat karena bisa merusak otak. Lebih sehat kaldu jamur katanya. Apa iya begitu? Padahal, keduanya juga sama-sama mengandung asam glutamat. Ditambah lagi, WHO juga memperbolehkan penggunaan MSG dalam batasan tertentu.
Nah, loh, gimana, tuh? Mana informasi yang benar?
Eits, tetap tenang teman-teman online-ku. Yuk, kita pelajari bersama tentang apa, sih, sebenarnya kaldu jamur dan MSG itu? Biar kita bisa jadi generasi sehat yang cerdas dari generasi ke generasi.
Kaldu Jamur atau MSG? Yuk, Tengok Asalnya!
Kalau ditanya aku tim kaldu jamur atau MSG, dulu aku termasuk orang yang termakan narasi kalau kaldu jamur itu tidak mengandung MSG. Hingga akhirnya aku membaca komposisi salah satu kaldu jamur yang mengandung Mononatrium L-glutamat.
Lalu, sebenarnya kaldu jamur dan MSG ini terbuat dari apa, sih? Kok, WHO masih memperbolehkan kedua bahan ini ada dalam masakan? Sini, bestie aku jelaskan asal kaldu jamur dan MSG.
Kaldu Jamur (Sumber: Canva) |
Kaldu Jamur Terbuat dari Apa?
Dilansir dari AKG FKM UI, Kaldu jamur merupakan bentuk ekstrak ragi dari jamur Saccharomyces cerevisiae. Melalui pengolahan khusus, akan keluar rasa umami yang mirip rasa MSG dari jamur tersebut.
Singkatnya, jamur Saccharomyces cerevisiae ditanam terlebih dahulu di media kaya gula. Setelah itu dipanen, dicuci, dipanaskan, dikeringkan, lalu dihancurkan sehingga menghasilkan ekstrak ragi (yeast).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa kaldu jamur berasal dari ekstrak Saccharomyces cerevisiae. Kaldu jamur disebut juga nutritional yeast (Jach dan Serefko, 2018).
MSG Terbuat dari Apa?
Sesuai namanya, MSG (Monosodium Glutamat) merupakan kristal senyawa glutamat yang membuat rasa gurih atau umami pada masakan. Awal mula penemuan rasa umami ini bermula dari Profesor asal Jepang Kikunae Ikeda yang menemukan rasa gurih tak biasa pada kaldu rumput laut yang terbuat dari Kombu.
Lalu, Ikeda meneliti rasa tersebut dan menemukan kandungan glutamat di dalamnya. Setelah dilakukan penelitian beberapa tahun, ia berhasil menemukan cara untuk menemukan zat tersebut dengan menggabungkan glutamat dan natrium lalu menghasilkan butiran kristal yang disebut monosodium glutamat.
Jadi, bisa disimpulkan bahwa MSG berasal dari senyawa glutamat alami yang digabungkan dengan natrium, lalu dikristalkan. Namun seiring perkembangan zaman, saat ini MSG yang terdapat di pasaran dibuat dari bahan alami yaitu fermentasi karbohidrat, seperti tebu.
Perbedaan Kaldu Jamur dan MSG
Lalu apa bedanya kaldu jamur dan MSG? Biar makin jelas ada 3 hal yang membedakan kaldu jamur dan MSG. Mulai dari asal bahan, cara pengolahan, hingga kandungan nutrisi.
Asal Bahan
Berdasarkan asal bahan yang digunakan untuk mengolah, kaldu jamur terbuat dari ekstrak ragi dari jamur Saccharomyces cerevisiae. Sementara itu, MSG terbuat dari fermentasi karbohidrat seperti tebu.
Pengolahan
Kaldu jamur diolah dari hasil ekstraksi ragi jamur. Sementara itu, MSG diolah dari hasil fermentasi bahan pangan yang mengandung asam glutamat.
Kandungan Nutrisi
Kaldu jamur mengandung asam amino esensial, asam glutamat, karbohidrat, kalori, kalsium, zat besi, kalium, sodium, dan vitamin B dengan jumlah yang beragam tergantung jenis jamur yang digunakan.
MSG mengandung Asam Glutamat 78 persen, Natrium 12 persen dan Air 10 persen, zat utama pada MSG adalah Asam Glutamat yang merupakan Asam Amino non esensial. Asam Glutamat di MSG sama dengan asam glutamat yang terkandung di berbagai bahan makanan alami yang sehari-hari kita konsumsi seperti tomat, susu, keju dan sebagainya, keduanya dapat dimetabolisme dengan baik di dalam tubuh.
Jadi Mana yang Lebih Sehat, Kaldu Jamur atau MSG?
Ilustrasi kaldu jamur (sumber: Canva) |
Nah, dari penjelasan di atas kira-kira mana yang lebih sehat? Kaldu jamur atau MSG?
Kalau secara isi nutrisi jelas kaldu jamur lebih unggul, serta lebih memiliki nutrisi dibandingkan MSG. Namun, perlu diperhatikan apakah kaldu jamur yang digunakan merupakan kaldu jamur asli atau tidak dengan cara membaca label komposisi pada kemasan.
Ternyata, baik MSG maupun kaldu jamur memiliki kandungan yang baik untuk tubuh dan tidak berbahaya. MSG sama amannya dengan kaldu jamur yang dianggap sehat. Ini karena MSG dibuat dari bahan alami tetes tebu yang di fermentasi. Kaldu jamur atau MSG sebenarnya sama-sama aman asal konsumsi tidak melebihi batas aman dari WHO.
Lalu berapa batas aman penggunaan kaldu jamur atau MSG?
Dilansir dari Kemenkes, WHO menentukan batas aman asupan MSG per hari sebaiknya sekitar 0–120 mg/kg berat badan. Jadi, jika berat seseorang 40 kg, konsumsi MSG yang aman menurut perhitungan tersebut maksimal 4,8 gr atau kira-kira 1,5 sdt per hari.
Nah, hal yang menjadikan kaldu jamur atau MSG bisa bermasalah bagi tubuh adalah ketika dikonsumsi secara berlebihan. Jadi, walaupun kaldu jamur memiliki lebih sedikit kandungan asam glutamat atau natrium dibandingkan MSG, tetap pakai aturan WHO dalam batas aman penggunaan MSG. Begitu pula jika ingin menggunakan MSG.
Tips Generasi Sehat Bijak dalam Penggunaan Kaldu Jamur atau MSG
Ilustrasi generasi sehat (sumbe: Canva) |
Aku pribadi lebih suka rasa masakan yang lebih umami dibandingkan hanya manis atau asin saja. Namun, aku membatasi penggunaan kaldu jamur atau MSG sehari-hari sesuai aturan WHO.
Kadang aku juga menambahkan bahan makanan yang mengandung asam glutamat alami untuk mengurangi penggunaan kaldu jamur atau MSG. Aku ingin keluargaku jadi generasi sehat hingga generasi ke depan.
Aku punya beberapa tips dalam penggunaan kaldu jamur atau MSG agar tubuh tetap sehat. Apa saja itu?
1. Kurangi Camilan atau Snack yang Mengandung Banyak Garam
Selain mematuhi batas aman penggunaan MSG dan kaldu jamur dari WHO, teman online juga perlu mengurangi camilan atau snack yang mengandung garam karena kandungan natrium pada garam ternyata lebih tinggi daripada kandungan natrium pada MSG.
2. Waspada dengan Kaldu Rasa Jamur
Saat ini banyak beredar kaldu rasa jamur yang tentunya berbeda dengan kaldu jamur yang asli. Kalau bingung, coba cek komposisi bahan yang ada di kemasan.
Bahan yang ditulis pertama adalah kandungan bahan yang paling banyak. Jika bahan yang ditulis pertama adalah garam, maka itu termasuk kaldu rasa jamur. Jika bahan yang ditulis pertama ekstrak jamur, maka termasuk kaldu jamur.
3. Penuhi Asupan Air Lebih Banyak
Air adalah kebutuhan esensial manusia. Saat teman online merasa terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung kaldu jamur atau MSG, minum air lebih banyak dari kebutuhan standar.
Misalnya dalam satu hari biasanya minum 1,5 Liter air. Bisa ditambahkan menjadi 2-3 Liter dalam sehari.
4. Olahraga dan Penuhi Asupan Nutrisi Lainnya
Jangan lupa untuk olahraga rutin dalam satu minggu agar metabolisme tubuh bisa berjalan lancar. Penuhi juga asupan nutrisi lainnya dari makanan seperti lauk-pauk, buah, dan sayur.
Olahraga, serta pemenuhan gizi seimbang bisa membuat tubuh sehat. Generasi sehat pun akan tercipta dari kebiasaan hidup yang sehat.
Penutup
Perbedaan kaldu jamur atau MSG, terlihat pada :
1. Kandungan Asam Glutamat lebih banyak berada di MSG daripada di Kaldu Jamur.
Jadi sebagai penguat rasa UMAMI, MSG lebih baik.
2. Harga MSG lebih murah dari Kaldu Jamur.
3. Warna MSG lebih putih, sehingga dalam pengolahan makanan penampakan hasilnya lebih baik.
So, lebih baik kaldu jamur atau MSG? Manapun yang teman online pilih, semuanya aman dikonsumsi asal sesuai dengan batas aman yang ditentukan oleh WHO. Selain menggunakan kaldu jamur atau MSG sesuai kebutuhan, imbangi dengan olahraga, memenuhi kebutuhan gizi dan nutrisi.
Generasi sehat akan tercipta dari gaya hidup sehat yang sesuai dengan anjuran Kementerian Kesehatan. Terutama dalam mengolah bahan makanan kaya nutrisi, serta perasa dalam masakan seperti kaldu jamur atau MSG. Gunakan sebijak mungkin sesuai takaran.
18 komentar
Nggak boleh berlebihan
Tapi aku seringnya pakai kaldu jamur gitu sih
Yeogsii.. lulusan Kimia tuh deep banget bahas mengenai bahan kimia.
Kudunya aku bisa googling mengenai bahan makanan yang mengandung asam glutamat alami ini apa aja, hehehe.. Tapi aku jadi bertanya-tanya yang biasa dipakai ka Anggita itu apakah?
Seru bahasnya.
Karena ternyata untuk lidah tertentu, mendadak pindah ke kaldu jamur ini rasa makannya jadi "Agak" berbeda. Suami sama anakku ((mereka hobi masak, jadi kayanya lidahnya sangat peka terhadap rasa dan bahan)), kurang suka kalau aku masak menggunakan kaldu jamur.
Ternyata dari kekayaan nutrisi memang lebih unggul yaa.. si jamur.
Tapi MSG pun bukan melulu menyoal pengawet. Asal masih digunakan dalam batas yang wajar, in syaa Allaa aman dikonsumsi untuk masakan agar lebih umami.
Soalnya ada anak balita
Cuma memang rasa lebih enak kalau MSG haha
Tapi ya namanya mau sehat kudu memilih memang
PR untuk menjaga kesehatannya kalau saya masalah minum, kadang suka lupa menunaikan hak lebih kurang 2 liter per harinya
Yg penting, pemakaiannya masih standar, ga berlebihan. Soalnya kalo berlebihan, malah menyebabkan penyakit tertentu sih ya.
Eh baru tau ada kaldu rasa jamur.