Halo teman online! Sekitar tahun 2020, aku pernah melahirkan di rumah sakit Pro ASI. Menurutku memilih rumah sakit bersalin yang Pro ASI sangat penting dalam langkah awal sukses mengASIhi 2 tahun.
Kenapa?
Rumah sakit yang pro menyusui ini memiliki kebijakan yang terstruktur untuk membantu ibu agar sukses menyusui. Nah, seperti apa sih, rasanya melahirkan di rumah sakit yang Pro ASI? Yuk, kita kumpul!
Disclaimer: aku bukan konselor menyusui, tapi aku mendapatkan ilmu tentang menyusui dari RSIA Putri Surabaya dan beberapa konselor menyusui yang membagikan ilmunya secara gratis lewat Instagram seperti @olevelove, @asiku.banyak, dan @mamabear.id.
Keistimewaan ASI dan Pentingnya Memilih Rumah Sakit Pro ASI
Mungkin banyak teman online yang bertanya-tanya kenapa aku memutuskan untuk menuliskan pengalamanku tentang melahirkan di rumah sakit Pro ASI yang sudah berlalu ini. Apalagi sudah 4 tahun berlalu.
Salah satu alasan terbesarku adalah untuk memberikan semangat kepada ibu baru agar memperjuangkan hak ASI anak karena ASI itu istimewa. Namun, dengan catatan tidak ada indikasi medis yang mengharuskan anak untuk minum sufor.
Apa Keistimewaan ASI?
Di semua kardus atau kemasan sufor bahkan tertulis disclaimer bahwa ASI adalah makanan terbaik untuk bayi. Selain itu, ASI adalah cairan dari Sang Pencipta yang sudah terbukti lewat penelitian internasional bisa melindungi bayi dari virus saat masa COVID-19. Berikut beberapa keistimewaan ASI lainnya yang membuatnya begitu istimewa:
- Memiliki kandungan antibodi, terutama pada bagian kolostrum atau ASI pertama yang keluar sekitar 1-3 hari pasca melahirkan
- Memiliki berbagai nutrisi lengkap untuk bayi
- Meningkatkan kecerdasan bayi dengan catatan orang tua juga memberikan stimulasi tumbuh kembang bayi
- Sudah pasti higienis, suhu pasti pas, dan tidak ada istilah ASI basi
- Saat bayi sakit, ASI otomatis akan menyesuaikan, serta mengeluarkan antibodi untuk bayi akibat rangsangan dari mulut bayi
- Mengurangi risiko kanker payudara pada ibu
Apa Saja Ciri Rumah Sakit Pro ASI?
Darimana kita tahu suatu rumah sakit itu pro ASI atau tidak?
Awalnya aku juga tidak tahu kalau RSIA Putri tempat aku melahirkan adalah rumah sakit yang sangat pro ASI. Aku baru tahu saat mereka tidak memberikan sufor pada bayi baru lahir meskipun ASI ibunya belum keluar.
Selain itu, apa saja ciri rumah sakit Pro ASI? Berikut ciri-ciri rumah sakit bersalin yang mendukung ibu untuk menyusui:
- Rumah sakit Pro ASI biasanya memberikan pernyataan atau branding kalau mereka itu rumah sakit yang sangat mendukung ibu menyusui
- Tidak memberikan sufor kepada bayi baru lahir
- Memberikan opsi IMD (Inisiasi Menyusui Dini)
- Memberikan edukasi cara perlekatan bayi dalam menyusui
- Memiliki ruang laktasi atau klinik khusus laktasi
- Memiliki konselor menyusui, kadang ada beberapa dokter spesialis anak yang merangkap sebagai konselor menyusui
Pengalaman Melahirkan di Rumah Sakit Pro ASI
Sumber: RSIA Putri Surabaya |
Sudah agak ada gambaran ya, tentang rumah sakit bersalin yang Pro ASI ini? Sekarang lanjut ke pengalaman detail dariku saat melahirkan di rumah sakit Surabaya yang Pro ASI dengan BPJS.
Jadi, bagi yang belum tahu aku melahirkan dadakan secara Caesar di RSIA Putri. Saat itu aku menggunakan asuransi dari BPJS karena ada indikasi harus melahirkan secara Caesar.
Pasca Melahirkan dan IMD
Karena saat itu kondisinya anakku BBLR, jadi tidak memungkinkan untuk IMD. Jadi setelah melahirkan, anakku langsung ditaruh di tempat khusus dengan penghangat dan semacam alat deteksi detak jantung di kakinya.
Saat itu aku sudah pasrah kalau perawat memberikan sufor ke anakku terlebih dahulu. Sebab, salah satu saudara pernah cerita kalau di rumah sakit tempat ia bersalin langsung ditanya anaknya mau sufor merk apa setelah lahiran.
Namun, ternyata di rumah sakit tempat aku melahirkan ini memang melarang pemberian sufor pada bayi baru lahir. Jujur aku sempat kaget, “lha terus anakku minum apa? Kasihan dia kelaparan…”
Auto keringetan dingin dan panik, dong!
Alhamdulillah, perawat pun segera menjelaskan kalau mereka rumah sakit Pro ASI. Nggak bakalan ngasih sufor kalau tidak ada indikasi medis. Bayi yang baru lahir juga masih punya cadangan makanan untuk 3 hari. Jadi, nggak perlu khawatir.
Edukasi ASI dan Cara Menyusui
Pasca operasi, ada salah satu konselor menyusui yang datang ke kamar rawat inap. Beliau menjelaskan tentang manfaat menyusui, mengajari cara menyusui, dan cek payudaraku apakah sudah bisa mengeluarkan ASI atau belum.
Alhamdulillah lagi, saat itu ASI sudah bisa keluar meskipun masih sedikit. Kata beliau, memang ASI akan keluar menyesuaikan kebutuhan bayi. Nanti wajib terus dirangsang dengan mulut bayi agar bisa terus keluar.
Sekamar dengan Bayi H+1
Di hari pertama setelah aku operasi, bayi diantar ke kamarku. Di situ aku didampingi satu perawat untuk belajar menyusui sampai minimal si bayi sudah bisa menemukan mana puting ibunya.
Setelah itu perawat meninggalkan bayi di ruangan bersamaku selama kurang lebih seharian untuk meningkatkan bonding. Barulah saat malam, bayi dijemput untuk dihangatkan di ruang bayi.
Nah, karena aku sudah bisa duduk, kateter sudah dilepas, dan bisa berjalan, aku boleh mengunjungi ruang bayi kapan pun untuk menyusui. Rumah sakit juga menyediakan kursi roda untuk mempermudah aku mencapai ruang bayi.
Menyusui di Ruang Bayi
Saat menyusui di ruang bayi, sesekali perawat cek perlekatan bayi ke payudara. Apakah sudah benar atau butuh dibetulkan lagi. Sebab, menurutku perlekatan bayi ke payudara ini proses yang lumayan susah bagiku yang pertama menyusui.
Aku kira gampang, tinggal sodorin, lalu bayi langsung “hap”. Ternyata tidak semudah itu, Esmeralda. Butuh latihan dan teknik yang tepat untuk memasukkan areola payudara ke mulut bayi.
Kadang bayi udah mangap-mangap, tapi keburu nangis tantrum karena aku masih mengepaskan areola + puting agar bisa masuk ke mulutnya. Auto panik, keder, kadang ikut nangis juga ahaha.
Boleh Pulang Kalau Bayi Sudah Bisa Menyusu
Nah, ternyata selain edukasi dan pendampingan selama di rumah sakit, aku dan bayi baru boleh pulang kalau si bayi betul-betul bisa menyusu. Jadi aku terus dipantau selama menyusui, dicek perlekatan bayi, dan kondisi bayi.
Jadi nanti di rumah tinggal praktek saja. Jika masih ragi atau merasa belum lancar, kita bisa ikut jadwal klinik laktasi khusus di RSIA Putri. Nanti datang bersama bayi untuk konsultasi menyusui ke konselor menyusui.
Gimana, teman online? Sudah paham, kan, bedanya melahirkan di rumah sakit bersalin yang pro ASI? Sangat cocok untuk ibu baru yang mungkin pengetahuan tentang menyusui masih kurang.
Apalagi jika teman online memutuskan untuk full ASI selama 2 tahun. Memilih rumah sakit pro ASI sangat penting saat melahirkan.
Nah, selanjutnya aku akan bahas beberapa rekomendasi rumah sakit pro ASI di Surabaya, ya. Stay tune terus untuk mendapatkan update artikel.
Referensi
Instagram @olevelove @asiku.banyak @mamabear.id
16 komentar
Aku juga pas melahirkan di RS yang pro-ASI. Waktu itu milih RS-nya karena deket sama rumah dan dokter obgynnya berhijab ((eh, ternyataaa... sang dokter adalah anaknya temennya Bapak rahimahullah, jadi makin tenang dan yakin, in syaa Allah terbantu banyak hal sama beliau)).
Aku di RSI Jemursari.
Yang paliiing kliatan kalau Pro Asi memang dari profil RS-nya sendiri yaa.. Ga ada iklan sufor sama sekali. Baik banner maupun flyer. Fixed sih ini.. RS pro ASI.
cuma di tempatnya ada atau nggaknya ini nih belum diceki-ceki
Sebelum lahiran emang kudu teliti ya milih RS yg pro ASI.