Sumber gambar:sakaenergi.com, diolah dengan Canva |
Halo teman online! Sudah pada tahu, kan? Saat ini Indonesia tengah menjalankan langkah penurunan emisi karbon dan transisi energi untuk mengatasi perubahan iklim. Salah satu tantangan terjadi dalam transisi sektor industri hulu minyak dan gas bumi (migas) dalam hal emission reduction management atau pengelolaan penurunan emisi.
Salah satu industri besar di Indonesia yang bergerak di bidang bisnis migas adalah PGN Saka. Bagaimana cara PGN Saka dalam pengelolaan penurunan emisi? Terutama untuk membantu Indonesia mencapai target dari NDC (Nationally Determined Contribution), yaitu penurunan emisi sebesar 29% dengan upaya sendiri.
Apa itu Emission Reduction Management dalam Industri Hulu Migas?
Saat ini dampak dari perubahan iklim makin terasa nyata di kehidupan sehari-hari. Cuaca buruk, bencana alam, hingga bumi yang semakin panas sampai mencapai istilah pendidihan global (global boiling).
“Emisi gas karbon dari sektor minyak dan gas merupakan salah satu kontributor utama krisis iklim”, ungkap Staf Ahli Menteri LHK Bidang Energi dalam The 4th International Convention on Indonesian Upstream Oil & Gas 2023 di Nusa Dua, Bali.
Oleh karena itu, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mendorong agar industri hulu migas bisa melakukan upaya atau program emission reduction management untuk menurunkan emisi karbon.
Jadi, emission reduction management merupakan suatu mitigasi perubahan iklim untuk mengurangi emisi karbon dalam sektor industri hulu migas. Tak dapat dipungkiri bahwa proyeksi pertumbuhan konsumsi minyak di Indonesia akan meningkat sebesar 139% dan konsumsi gas meningkat sebesar 300% dalam 30 tahun ke depan berdasarkan RUEN (Rencana Umum Energi Nasional).
Dengan demikian, melalui emission reduction management, sektor industri hulu migas dapat memaksimalkan potensi sumber daya alam, serta memperhatikan keselamatan lingkungan.
Hubungan Emission Reduction Management dan Target Net Zero Emission pada 2060
Pengelolaan penurunan emisi dalam suatu industri hulu migas sangat erat kaitannya dengan target net zero emission pada 2060 di Indonesia. NDC atau ENDC (Enhanced Nationally Determined Contribution) menargetkan penurunan emisi karbon di Indonesia sebesar 29% dengan upaya sendiri atau 41% dengan bantuan internasional.
Target penurunan emisi menjadi nol pada tahun 2060 membutuhkan kerjasama dari berbagai pihak, termasuk sektor industri hulu migas. Tentu saja hal tersebut merupakan bagian dari mitigasi dalam mengatasi dampak perubahan iklim di Indonesia, serta upaya menjaga alam sekitar industri tetap lestari.
Industri minyak dan gas bumi kini fokus melakukan emission reduction management melalui pengembangan berbagai teknologi yang dapat menurunkan emisi karbon, serta menghasilkan energi yang lebih bersih. Salah satu industri hulu migas di Indonesia yang telah melakukan emission reduction management adalah PT Saka Energi Indonesia atau biasa disebut PGN Saka.
Peran dan Program PGN Saka dalam Menjalankan Emission Reduction Management
Sumber: sakaenergi.com |
Teman online ada yang sudah mengenal PGN Saka? Kalau belum ada baiknya kita mengenal dulu salah satu perusahaan industri di Indonesia yang bergerak di bidang hulu minyak dan gas bumi.
PT Saka Energi Indonesia (PGN Saka) merupakan anak perusahaan dari PT Pertamina Gas Negara Tbk (PGN) yang didirikan pada tanggal 27 Juni 2011. Fokus PGN Saka ada pada eksplorasi, produksi, dan pengembangan sumber daya migas di Indonesia.
Dalam menghadapi tantangan dalam pengurangan emisi gas rumah kaca di Indonesia, PGN memiliki peran penting untuk melakukan emission reduction management seperti menggunakan sumber energi terbarukan seperti tenaga surya, mengadopsi teknologi operasional yang ramah lingkungan, serta memiliki kontribusi pada perubahan iklim global.
Program PGN Saka dalam mendukung target ENDC dan Indonesia nol emisi karbon tahun 2060 ada pada emission reduction management, seperti yang tertera dalam laman PGN Saka sebagai berikut:
1. Konsep Produksi Bersih
PGN Saka melakukan pemilihan teknologi dan bahan untuk kegiatan operasi yang memiliki gas buang emisi rendah dan lebih ramah lingkungan.
2. Menggalakan Penghijauan di Area Operasi
Sebagai upaya penyerapan Gas Rumah Kaca dan penurunan Emisi Konvensional, PGN Saka melakukan penghijauan di area operasi untuk menurunkan emisi karbon hasil industri.
3. Kerjasama dengan Berbagai Pihak
Selain berupaya dari dalam bagian industri, PGN Saka juga melakukan kerjasama dengan berbagai pihak untuk mengembangkan penurunan emisi gas konvensional dan Gas Rumah Kaca.
4. Melaksanakan Program dalam Penilaian Daur Hidup
PGN Saka juga rutin melaksanakan program-program yang telah ditetapkan dalam Penilaian Daur Hidup untuk kegiatan Penurunan Emisi Konvensional dan Penurunan Gas Rumah Kaca.
5. Kontribusi dalam Capaian SDGs
Salah satu upaya ekstra PGN Saka dalam pengelolaan penurunan emisi adalah ikut memberikan kontribusi terhadap capaian SDGs (Sustainable Development Goals) melalui kegiatan implementasi program pengurangan pencemaran udara.
Kesimpulan
Pengelolaan penurunan emisi sangat penting dalam sektor industri migas karena dapat mendukung pencapaian target nasional untuk menurunkan emisi karbon sebesar 0% pada tahun 2060 atau target net zero emission 2060. PT Saka Energi Indonesia (PGN Saka) merupakan salah satu industri hulu migas yang telah menerapkan program emission reduction management dalam operasi maupun teknologi industri.
Tentunya peran PGN Saka dalam melakukan emission reduction management juga memiliki kontribusi dalam menjaga alam sekitar tetap lestari, memaksimalkan potensi sumber daya alam Indonesia, serta mitigasi terhadap dampak perubahan iklim.
Referensi
https://sakaenergi.com/emission-reduction-management/
https://ppid.menlhk.go.id/berita/siaran-pers/7404/klhk-dorong-industri-hulu-migas-semakin-rendah-emisi
Posting Komentar