Halo Bunda-Bundi teman online! Kebanyakan calon ibu lebih fokus dengan kondisi kehamilan dan printilan new born menggemaskan yang kadang membuat kalap. Padahal persiapan menyusui juga sangat penting agar sukses mengASIhi hingga 2 tahun. Mulai dari menentukan rumah sakit pro ASI untuk melahirkan dan persiapan lainnya.
Nah, aku akan berbagi apa saja persiapan menyusui selama kehamilan si “rainbow baby” agar tidak panik saat ASI belum keluar setelah melahirkan. Yuk, langsung saja, mari kita kumpul!
Kurang Persiapan Menyusui, Kegagalan di Anak Pertama
“Bukannya menyusui itu proses natural, ya? Jadi setelah lahiran, tinggal buka tete trus bayi langsung hap?”
Ya, itulah pikiran awalku saat hamil anak pertama. Ternyata, prosesnya tidak semudah itu, Esmeralda.
Ada banyak sekali jebakan yang sebenarnya wajar dialami oleh ibu setelah melahirkan. Namun, kalau kita tidak paham, hal itu bisa jadi penyebab kegagalan menyusui.
Sama sepertiku yang juga terjebak karena ASI masih sedikit, serta tidak tahu cara cek tanda kecukupan ASI pada bayi. Hasilnya, aku hanya bisa memberikan ASI selama 1 tahun saja.
Apa saja kira-kira hal yang wajar terjadi pada tubuh ibu yang baru saja melahirkan terkait dengan menyusui?
Sumber: Canva Pro |
1. ASI Tidak Langsung Keluar setelah Melahirkan
“Kok, ASI ku nggak langsung keluar setelah melahirkan, ya? Padahal si A sudah rembes-rembes waktu hamil.”
Bunda-bundi teman online sayang, kebanyakan ibu hamil memang tidak bisa langsung keluar ASI setelah melahirkan. Biasanya baru keluar H+1 - H+3, bahkan ada yang H+5 baru keluar.
Kenapa?
Penyebab utamanya adalah karena saat hamil hormon progesteron dan estrogen sangat tinggi, menekan hormon prolaktin dan oksitosin untuk produksi ASI. Setelah melahirkan, perlahan hormon progesteron-estrogen akan menurun, hormon prolaktin-oksitosin baru perlahan meningkat untuk produksi ASI.
Selain itu ada beberapa penyebab lain di luar hormon seperti stress, dehidrasi, efek samping obat, penyakit tertentu, dan perlekatan bayi ke payudara kurang tepat. Jadi, kunci kalau ASI tidak langsung keluar adalah tetap tenang, tetap menyusui bayi ke payudara sambil skin to skin, dan konsultasi ke dokter laktasi atau konselor laktasi.
Lalu anakku bagaimana? Selama ASI belum keluar?
Bayi masih punya cadangan makanan selama 2-3 hari. Kalau lebih dari 3 hari belum keluar ASI boleh konsultasi ke dokter tentang pemberian sufor untuk sementara.
2. ASI Masih Sedikit
ASI masih sedikit saat beberapa hari pertama setelah melahirkan itu juga sangat wajar. Saat hari-hari pertama kehidupan bayi, lambungnya masih sebesar kelereng.
Allah sudah merancang sedemikian rupa bagaimana payudara akan menghasilkan ASI sesuai dengan kebutuhan bayi. Jadi bayangkan kalau lambung sebesar kelereng, butuh ASI berapa mL?
Saranku kalau mental masih kurang stabil, jangan bandingkan dengan orang lain. Apalagi teman online membandingkan dengan bunda-bundi eping (exclusive pumping) karena berbeda kondisinya. Fokus saja pada proses menyusui diri sendiri, ya.
3. Bayi Terus Menangis
Jebakan yang paling sering terjadi adalah saat bayi terus menangis, meskipun sudah menyusui. Hal ini juga masih wajar, ya, selama bayi sudah pipis beberapa kali dalam sehari.
Bayi menangis tidak selalu karena kehausan. Bisa jadi karena masih adaptasi dengan perubahan saat masih di rahim dan setelah keluar dari rahim.
Bayangkan selama 9 bulan dia hidup di dalam rahim yang gelap, hanya mendengar suara detak jantung dan suara-suara sistem organ tubuh ibu. Setelah lahir, langsung terang benderang, dan tidak mendengar lagi suara-suara saat di dalam rahim.
Selain itu, bayi juga bisa saja risih karena popoknya penuh atau berada dalam fase growth spurt. Jadi memang ada fase-fase bayi sangat rewel karena sedang mengalami masa pertumbuhan, sehingga pasti lebih sering minta menyusu.
4. Payudara Lembek Setelah Menyusui
Payudara lembek setelah menyusui sangat wajar. Hal itu bukan tanda ASI sedikit, justru tanda bahwa bayi sudah mampu mengosongkan ASI dengan baik.
Setelah beberapa waktu, tubuh akan kembali memproduksi ASI. Saat itulah payudara akan kembali terasa kencang. So, bunda-bundi teman online tetap tenang, ya.
5. Puting Lecet
Satu lagi hal yang banyak dipercaya oleh ibu-ibu zaman baheula, yaitu puting lecet karena lidah bayi itu kasar. Ternyata kepercayaan tersebut kurang tepat, nih, teman online.
Puting yang lecet saat pertama menyusui adalah tanda bahwa perlekatan bayi ke payudara masih salah. Kalau perlekatan bayi betul, harusnya payudara tidak sakit atau puting tidak lecet.
Kalau sudah begitu, teman online boleh konsultasi ke konselor laktasi untuk cek perlekatan bayi. Jangan diam saja karena bisa menghambat proses menyusui.
Langkah Menyiapkan Diri untuk Menyusui Setelah Melahirkan
Tak mau gagal lagi dalam proses mengASIhi anak hingga 2 tahun, pada kehamilan ketiga ini aku ikhtiar mempersiapkan diri untuk persiapan menyusui sejak kehamilan. Apa saja langkah yang aku lakukan? Berikut penjelasannya.
Sumber: Canva Pro |
1. Mempersiapkan Mental untuk Menyusui
Pertama, hal yang harus kita siapkan adalah mental untuk mampu menyusui. Tanamkan sejak awal kalau setelah lahiran akan full ASI ke anak. Lanjutkan dengan berdoa, minta kekuatan dan rezeki ASI ke Sang Pencipta, dan kemudahan saat proses menyusui.
Hal itu akan membentuk mental tenang, semeleh, dan siap menyusui. Siapkan pula mental bahwa nanti setelah lahiran bisa jadi akan banyak sekali komentar macam-macam dari orang yang menjenguk. Mulai dari:
“ASI-nya sedikit, ya, kok nangis terus anaknya.”
Jawab saja: “anaknya lagi ngga nyaman, fase growth spurt. Alhamdulillah ASI-ku banyak dan melimpah ruah, kok.”
“Kasih sufor aja biar anaknya gemoy.”
Jawab saja: “ASI-ku ciptaan Allah, insyaallah lemaknya juga banyak buat bikin adek jadi gemoy.”
“Kok, PD nya kecil, pasti ASI nya sedikit.”
Jawab saja: “kata dokter mitos, bu, ukuran PD ngga ada hubungannya dengan produksi ASI.”
So, tetap tenang dan abaikan saja komentar orang-orang yang sok tahu. Kalau perlu batasi orang yang bisa menjenguk bayi di rumah.
2. Sugesti dan Afirmasi Positif ke Tubuh
Menyusui itu identik dengan hormon oksitosin atau bisa juga disebut hormon kebahagiaan. Tubuh dan pikiran harus bahagia agar ASI bisa keluar dengan lancar.
Maka, setelah mental untuk menyusui siap, berikan sugesti dan afirmasi positif ke tubuh. Caranya bisa dengan melihat video edukasi menyusui atau melihat video ibu yang sedang menyusui anaknya dengan bahagia.
Selain itu, beri afirmasi positif dengan mengokohkan dukungan suami. Sampaikan ke suami kalau teman online ingin sukses menyusui 2 tahun. Katakan dukungan apa saja yang bunda-bundi butuhkan seperti asupan makanan-camilan enak, ASI booster, pijat oksitosin, vitamin D(uit) yang banyak, dan lain sebagainya.
3. Ikut Webinar atau Edukasi dengan Tema Menyusui
Di era digital ini banyak sekali pihak rumah sakit pro ASI atau lembaga lain yang mengadakan webinar edukasi menyusui. Bunda-Bundi teman online harus gercep cari informasi lewat media sosial.
Beberapa rumah sakit, lembaga, atau produsen ASI booster yang sering mengadakan webinar menyusui adalah RSIA Putri Surabaya, RSIA Kendangsari Surabaya, AIMI, Lactashare, Mom Uung, Mama Bear, dan lain sebagainya. Maka, manfaatkan kesempatan ini untuk mendapatkan edukasi menyusui, ya, teman online.
4. Konsultasi Menyusui ke Breastfeeding Home Mom Uung
Buat bumil domisili Surabaya, bisa juga konsultasi atau minta edukasi persiapan menyusui di Breastfeeding Home Mom Uung Jalan Manyar Kertoarjo no. 42. Di sana bakal ada konselor menyusui dari Mom Uung yang siap untuk memberikan edukasi persiapan menyusui.
Mulai dari persiapan mental, posisi menyusui, praktek, dan edukasi ke suami sebagai support system. Di postingan selanjutnya bakal aku bahas apa saja rangkuman persiapan menyusui saat datang ke Breastfeeding Home Mom Uung.
5. Mempersiapkan Pendukung Menyusui
Satu hal yang penting untuk membentuk mental menyusui adalah kita harus mempersiapkan segala sesuatu untuk memudahkan proses menyusui. Apa saja itu?
Pertama jangan terburu-buru beli dot dan sufor. Ganti dengan beli breast relaxant, silicon breast pump, penampung ASI, kantong ASI, media pemberian ASIP (cup feeder, spuit, dll.), ASI booster, camilan pendukung busui, dan lain sebagainya.
Perkara ASI booster ini memang kadang masih jadi perdebatan, ya. Intinya ASI itu keluar karena hormon oksitosin, hormon kebahagiaan.
Ada Bunda-Bundi yang sumber kebahagiaannya adalah dukungan suami dan makanan enak, tanpa ASI booster pun ASI bisa cukup. Ada Bunda-Bundi yang istilahnya butuh pemantik sugesti kebahagiaan dari ASI booster biar lebih percaya diri saat mengASIhi.
Sementara itu, ASI booster fungsinya sebagai “pendukung” agar ASI keluar maksimal, bukan tiba-tiba bisa menyulap ASI dari sedikit jadi deras. Meskipun minum ASI booster sampai 2 botol tapi malas DBF, malas skin to skin, pumping juga semaunya tidak disiplin, ya, darimana ASI mau keluar secara maksimal?
Ternyata persiapan menyusui sejak kehamilan itu penting, ya, Bunda-Bundi teman online? Sebab, proses menyusui itu bukan proses natural yang setiap orang pasti langsung bisa saat pertama kali mencoba.
Selama aku ikut webinar atau edukasi menyusui, para konselor menyusui atau dokter kandungan yang pro ASI selalu menyarankan untuk konsultasi ke konselor menyusui atau dokter laktasi minimal sejak kehamilan trimester kedua. Tujuannya agar mental dan persiapan menyusui lebih matang.
So, semangat untuk semua bumil calon busui atau busui yang sedang mengASIhi. Semoga kita semua sukses mengASIhi hingga 2 tahun. Aamiin.
Posting Komentar